Nova Heryandoko
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI MENGGUNAKAN METODE TELESEISMIC DOUBLE DIFFERENCE UNTUK ANALISIS POLA TEKTONIK DI WILAYAH LAUT MALUKU Tio Azhar Prakoso Setiadi; Supriyanto Rohadi; Untung Merdijanto; Nova Heryandoko
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 17, No 2 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4698.527 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v17i2.526

Abstract

RELOKASI DAN DISTRIBUSI b-VALUE GEMPABUMI SWARM JAILOLO, HALMAHERA BARAT Yanuarsih Tunggal Putri; Nova Heryandoko; Wandono Wandono; Rivai Marulak; Suwardi Suwardi; Zulfikar Zulfikar; Barkah Yuniarto; Lutfi Pary; Basri Kamaruddin
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 17, No 3 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2378.748 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v17i3.336

Abstract

Aktivitas kegempaan di daerah Jailolo meningkat tajam pada bulan November sampai Desember 2015, dimana terjadi fenomena gempabumi swarm pada rentang waktu tersebut. BMKG pusat Jakarta mencatat 96 gempabumi dengan magnitude antara 2.5 sampai 4.8. Sedangkan stasiun geofisika BMKG wilayah Ternate mencatat 1185 gempabumi dengan magnitude 1.1 sampai 5.1 menggunakan single station. Sejumlah 33 gempabumi dirasakan dengan intensitas antara dua sampai dengan empat MMI dengan beberapa kerusakan pada rumah warga dan sarana umum. Relokasi gempabumi dilakukan menggunakan data BMKG pusat dengan metode MJHD. Relokasi gempabumi ditujukan untuk mengetahui distribusi gempabumi yang terjadi dengan lebih baik. Penghitungan b-value di daerah Jailolo menggunakan data gempabumi single station dari stasiun geofisika Ternate dilakukan untuk mengetahui distribusi dan karakteristik b-value di daerah tersebut. Hasil relokasi gempabumi menunjukkan gempabumi swarm yang terjadi terkonsentrasi pada 127.4° - 127.6° BT dengan perbaikan pada distribusi kedalaman dimana sebagian besar gempabumi terjadi pada kedalaman kurang dari 20 km. Sedangkan hasil penghitungan nilai b-value menunjukkan daerah dengan konsentrasi gempa memiliki nilai b-value cukup tinggi (± 1.0). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gempabumi swarm yang terjadi kemungkinan dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik. Namun penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilakukan untuk lebih memahami penyebab dan karakteristik gempabumi swarm tersebut.