- Wahyu
Jurusan Sosiologi dan Antropologi Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MASALAH DAN USAHA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Wahyu, -
Jurnal Komunitas Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merajalelanya korupsi menandai bahwa persoalan pendidikan karakter bangsa harus menjadi perhatian semua pihak, pemimpin bangsa, aparat penegak hukum, pendidik dan tokoh-tokoh agama, golongan dan lain sebagainya. Pembangunan karakter harus dibentuk. Studi ini dilakukan berangkat dari keprihatinan saya persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam hal pendidikan karakter, lalu menganalisis fakta-fakta yang ada, dan dari sana menawarkan berbagai alternatif penyelesaian. Dari hasil analisis dan pembahasan, didapatkan kesimpulan bahwa pembangunan karakter jika ingin efektif dan utuh mesti menyertakan tiga institusi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyambung kembali hubungan dan educational networks yang nyaris putus antara ketiga institusi pendidikan ini. Tanpa tiga institusi itu, program pendidikan karakter sekolah hanya menjadi wacana semata tidak akan berhasil karena tidak ada kesinambungan dan harmonisasi. The current state of corruption should encourage every citizens of the nation, all parties, the leaders of the nation, law enforcement officials, educators and religious leaders, to focus their attention to character building. Character development should be established as part of the national strategy to improve nation’s life. The study begins from my concern about the backwardness of character education in Indonesia, and then from there I attempts to propose alternative solutions. The article concludes that to be successfull, character development should include the participation of three important institutions of social life: family, school and community. Therefore, the first step  is  to reconnect the educational institutions with other institutions. Without the three institutions, the school character education program is only a discourse which will not succeed because there is no continuity and harmonization.
ADAPTASI PETANI DI KALIMANTAN SELATAN Wahyu, -
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i1.2298

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji antropologi transmigrasi, terutama tentang kemampuan adaptif transmigran di lokasi baru. Banyak transmigran  datang dari daerah dengan latar belakang budaya dan alam yang berbeda-beda, ada yang dari daerah pegunungan, daerah sulit air, maupun daerah irigasi. Penelitian ini menganalisis tiga variabel: budaya (tradisi),  motivasi, dan kemampuan dasar petani, yang diperkirakan memiliki hubungan dekat dengan kemampuan adaptif di lokasi yang baru.  Metode  penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Banjar. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling acak bertahap (multi stages cluster random sampling). Sampel pada penelitian berjumlah 320 yang dengan perincian 160 di sawah pasang surut dan 160 di sawah irigasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik wawancara dengan berpedoman pada daftar pertanyaan dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis faktor (komponen utama), analisis jalur dan analisis korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan adaptif  transmigran tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan hidup fisik tempat baru yang ditinggali, juga darimana mereka berasal tetapi juga oleh faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya yang telah menjadi bagian hidup mereka.The objective of this research is to examine the transmigration anthropology, especially about the ability of adaptive migrants in the new location. Many migrants come from areas with cultural backgrounds and of different nature, some from the mountains, the area is water, and irrigation areas. This study analyzes three variables: culture (tradition), motivation and basic skills of farmers, which is estimated to have close ties with adaptive capabilities in the new location. The research method used is quantitative research methods. What research is conducted in two districts, namely Barito Kuala district and Banjar Regency. The sampling method used in this study is multiple stages cluster random sampling. Samples in the study amounted to 320 160 with details on tidal rice fields and 160 in rice irrigation. Data collection techniques used in this study is based on the technique of interview questionnaires and observation. Analysis of the data used is a factor analysis (principal component), path analysis and product moment correlation analysis. The results showed that the ability of adaptive migrants are not only influenced by the physical conditions of the environment they live in a new place, as well as where they came from but also by socio-economic factors and the culture that has become part of their lives.
ADAPTASI PETANI DI KALIMANTAN SELATAN Wahyu, -
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i1.2298

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji antropologi transmigrasi, terutama tentang kemampuan adaptif transmigran di lokasi baru. Banyak transmigran  datang dari daerah dengan latar belakang budaya dan alam yang berbeda-beda, ada yang dari daerah pegunungan, daerah sulit air, maupun daerah irigasi. Penelitian ini menganalisis tiga variabel: budaya (tradisi),  motivasi, dan kemampuan dasar petani, yang diperkirakan memiliki hubungan dekat dengan kemampuan adaptif di lokasi yang baru.  Metode  penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Banjar. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling acak bertahap (multi stages cluster random sampling). Sampel pada penelitian berjumlah 320 yang dengan perincian 160 di sawah pasang surut dan 160 di sawah irigasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik wawancara dengan berpedoman pada daftar pertanyaan dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis faktor (komponen utama), analisis jalur dan analisis korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan adaptif  transmigran tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan hidup fisik tempat baru yang ditinggali, juga darimana mereka berasal tetapi juga oleh faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya yang telah menjadi bagian hidup mereka.The objective of this research is to examine the transmigration anthropology, especially about the ability of adaptive migrants in the new location. Many migrants come from areas with cultural backgrounds and of different nature, some from the mountains, the area is water, and irrigation areas. This study analyzes three variables: culture (tradition), motivation and basic skills of farmers, which is estimated to have close ties with adaptive capabilities in the new location. The research method used is quantitative research methods. What research is conducted in two districts, namely Barito Kuala district and Banjar Regency. The sampling method used in this study is multiple stages cluster random sampling. Samples in the study amounted to 320 160 with details on tidal rice fields and 160 in rice irrigation. Data collection techniques used in this study is based on the technique of interview questionnaires and observation. Analysis of the data used is a factor analysis (principal component), path analysis and product moment correlation analysis. The results showed that the ability of adaptive migrants are not only influenced by the physical conditions of the environment they live in a new place, as well as where they came from but also by socio-economic factors and the culture that has become part of their lives.
MASALAH DAN USAHA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Wahyu, -
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2310

Abstract

Merajalelanya korupsi menandai bahwa persoalan pendidikan karakter bangsa harus menjadi perhatian semua pihak, pemimpin bangsa, aparat penegak hukum, pendidik dan tokoh-tokoh agama, golongan dan lain sebagainya. Pembangunan karakter harus dibentuk. Studi ini dilakukan berangkat dari keprihatinan saya persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam hal pendidikan karakter, lalu menganalisis fakta-fakta yang ada, dan dari sana menawarkan berbagai alternatif penyelesaian. Dari hasil analisis dan pembahasan, didapatkan kesimpulan bahwa pembangunan karakter jika ingin efektif dan utuh mesti menyertakan tiga institusi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyambung kembali hubungan dan educational networks yang nyaris putus antara ketiga institusi pendidikan ini. Tanpa tiga institusi itu, program pendidikan karakter sekolah hanya menjadi wacana semata tidak akan berhasil karena tidak ada kesinambungan dan harmonisasi. The current state of corruption should encourage every citizens of the nation, all parties, the leaders of the nation, law enforcement officials, educators and religious leaders, to focus their attention to character building. Character development should be established as part of the national strategy to improve nation’s life. The study begins from my concern about the backwardness of character education in Indonesia, and then from there I attempts to propose alternative solutions. The article concludes that to be successfull, character development should include the participation of three important institutions of social life: family, school and community. Therefore, the first step  is  to reconnect the educational institutions with other institutions. Without the three institutions, the school character education program is only a discourse which will not succeed because there is no continuity and harmonization.
ADAPTASI PETANI DI KALIMANTAN SELATAN Wahyu, -
Komunitas Vol 3, No 1 (2011): March 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i1.2298

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji antropologi transmigrasi, terutama tentang kemampuan adaptif transmigran di lokasi baru. Banyak transmigran  datang dari daerah dengan latar belakang budaya dan alam yang berbeda-beda, ada yang dari daerah pegunungan, daerah sulit air, maupun daerah irigasi. Penelitian ini menganalisis tiga variabel: budaya (tradisi),  motivasi, dan kemampuan dasar petani, yang diperkirakan memiliki hubungan dekat dengan kemampuan adaptif di lokasi yang baru.  Metode  penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Banjar. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling acak bertahap (multi stages cluster random sampling). Sampel pada penelitian berjumlah 320 yang dengan perincian 160 di sawah pasang surut dan 160 di sawah irigasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik wawancara dengan berpedoman pada daftar pertanyaan dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis faktor (komponen utama), analisis jalur dan analisis korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan adaptif  transmigran tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan hidup fisik tempat baru yang ditinggali, juga darimana mereka berasal tetapi juga oleh faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya yang telah menjadi bagian hidup mereka.The objective of this research is to examine the transmigration anthropology, especially about the ability of adaptive migrants in the new location. Many migrants come from areas with cultural backgrounds and of different nature, some from the mountains, the area is water, and irrigation areas. This study analyzes three variables: culture (tradition), motivation and basic skills of farmers, which is estimated to have close ties with adaptive capabilities in the new location. The research method used is quantitative research methods. What research is conducted in two districts, namely Barito Kuala district and Banjar Regency. The sampling method used in this study is multiple stages cluster random sampling. Samples in the study amounted to 320 160 with details on tidal rice fields and 160 in rice irrigation. Data collection techniques used in this study is based on the technique of interview questionnaires and observation. Analysis of the data used is a factor analysis (principal component), path analysis and product moment correlation analysis. The results showed that the ability of adaptive migrants are not only influenced by the physical conditions of the environment they live in a new place, as well as where they came from but also by socio-economic factors and the culture that has become part of their lives.
MASALAH DAN USAHA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Wahyu, -
Komunitas Vol 3, No 2 (2011): September 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i2.2310

Abstract

Merajalelanya korupsi menandai bahwa persoalan pendidikan karakter bangsa harus menjadi perhatian semua pihak, pemimpin bangsa, aparat penegak hukum, pendidik dan tokoh-tokoh agama, golongan dan lain sebagainya. Pembangunan karakter harus dibentuk. Studi ini dilakukan berangkat dari keprihatinan saya persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam hal pendidikan karakter, lalu menganalisis fakta-fakta yang ada, dan dari sana menawarkan berbagai alternatif penyelesaian. Dari hasil analisis dan pembahasan, didapatkan kesimpulan bahwa pembangunan karakter jika ingin efektif dan utuh mesti menyertakan tiga institusi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyambung kembali hubungan dan educational networks yang nyaris putus antara ketiga institusi pendidikan ini. Tanpa tiga institusi itu, program pendidikan karakter sekolah hanya menjadi wacana semata tidak akan berhasil karena tidak ada kesinambungan dan harmonisasi. The current state of corruption should encourage every citizens of the nation, all parties, the leaders of the nation, law enforcement officials, educators and religious leaders, to focus their attention to character building. Character development should be established as part of the national strategy to improve nation’s life. The study begins from my concern about the backwardness of character education in Indonesia, and then from there I attempts to propose alternative solutions. The article concludes that to be successfull, character development should include the participation of three important institutions of social life: family, school and community. Therefore, the first step  is  to reconnect the educational institutions with other institutions. Without the three institutions, the school character education program is only a discourse which will not succeed because there is no continuity and harmonization.