Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : JURNAL SIPIL STATIK

MANAJEMEN PENGADAAN MATERIAL BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) STUDI KASUS: REVITALISASI GEDUNG KANTOR BPS PROPINSI SULAWESI UTARA Limbong, Inggried; Tarore, Huibert; Tjakra, Jermias; Walangitan, D. R. O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 6 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPerencanaan kebutuhan material dalam suatu proyek dimaksudkan agar dalam pelaksanaan pekerjaan, penggunaan material menjadi efisien dan efektif sehingga tidak terjadi masalah akibat tidak tersedianya material pada saat dibutuhkan. Perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planning) adalah suatu metode untuk menentukan bahan-bahan atau komponen-komponen apa yang harus dibuat atau dibeli, berapa jumlah yang dibutuhkan, dan kapan dibutuhkan. MRP terutama didasarkan atas keadaan persediaan material dan barang dalam proses serta jadwal induk produksi. Proses yang terdapat dalam MRP meliputi netting, lotting, offsetting, dan explosion.Metode MRP diterapkan pada proyek Revitalisasi Gedung Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Utara dengan menghitung jumlah kebutuhan material berdasarkan data RAB, analisis harga satuan, dan jadwal pelaksanaan proyek yang diperoleh dari proyek. Selanjutnya dibuat distribusi material yang merupakan masukan bagi teknik lot-sizing.Melalui analisis perhitungan, teknik lot-sizing dapat meminimalisasi persediaan material yaitu, semen 1.589,34 sak, pasir 152,02 m³, dan batu pecah 127,95 m³. Persediaan material ini diperoleh dari selisih antara jumlah persediaan yang ada diproyek dengan jumlah persediaan hasil teknik lot-sizing. Hasil ini menunjukan bahwa metode Material Requirement Planning dengan menggunakan teknik lot-sizing part periode balancing dan lot for lot dapat meminimalisasi persediaan material. Dari penggunaan teknik lot-sizing dalam MRP ini juga diperoleh jadwal pemesanan serta kuantitas pemesanan.Kata kunci : Material Requirement Planning, Part Period Balancing, lot for lot
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO Sepang, Bryan Alfons Willyam; Tjakra, Jermias; Langi, Juno E. Ch.; Walangitan, D. R. O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 4 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Masalah umum mengenai K3 ini juga terjadi pada penyelenggaraan konstruksi. Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor yang paling berisiko terhadap kecelakaan kerja. Kerugian jiwa, material, uang dan waktu merupakan akibat-akibat yang tentu saja akan menghambat secara langsung pelaksanaan proyek konstruksi. Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan kerja bagi tenaga kerja. Pada penelitian ini akan diteliti mengenai identifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang berkaitan dengan kegiatan proyek pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado, dan penilaian risiko-risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi pada kegiatan proyek pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado. Dalam penelitian ini akan digunakan metode penilaian risiko dengan menggunakan matriks penilaian risiko. Setelah diidentifikasi, risiko-risiko tersebut akan dilakukan penilaian untuk mengetahui seberapa besar risiko yang terjadi dalam proyek pembangunan ruko tersebut. Dari penelitian ini diperoleh Kriteria kecelakaan tertinggi yaitu terjatuhnya pekerja dengan Risk Level L (Low) sebesar 52% dan sub-kriteria kecelakaan tertinggi yaitu pekerja terjatuh dari tangga dengan Risk Level L (Low) sebesar 52%. Untuk kriteria faktor utama penyebab kecelakaan tertinggi adalah faktor manusia dengan Risk Level L (Low) sebesar 56% dan sub-kriteria faktor penyebab kecelakaan tertinggi adalah tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) dengan Risk Level L (Low) sebesar 56%. Kata kunci: Manajemen Risiko, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Proyek Konstruksi
APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK Wowor, Fransisko Noktavian; Sompie, Bonny F.; Walangitan, D. R. O.; Malingkas, Grace Y.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 8 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi dewasa ini berkembang dengan pesatnya seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Hal ini turut berpengaruh terhadap perkembangan manajemen rekayasa konstruksi dimana banyak program aplikasi komputer yang ditawarkan untuk membantu para manajemen rekayasa konstruksi dalam mengolah data perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi. Program aplikasi komputer dewasa ini sangat mempermudah para manajemen rekayasa konstruksi dalam memasukkan data proyek, mengelola aktivitas proyek, laporan proyek maupun pengontrolan aktivitas kegiatan proyek diantaranya menyangkut sumber daya pada proyek tersebut.Suatu proyek bisa dikatakan berhasil jika proses pelaksanaannya bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Perencanaan proyek yang baik harus didukung dengan suatu pengendalian proyek yang baik. Karena yang terjadi di lapangan belum tentu sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengendalian yang buruk dalam suatu proyek dapat mengakibatkan pemborosan terhadap penggunaan sumber daya dan ini dapat mengakibatkan kegagalan untuk mencapai tujuan proyek itu sendiri.Untuk merencanakan jadwal suatu proyek dengan program Microsoft Project 2007 yang pertama harus dilakukan adalah memasukkan data-data seperti jenis kegiatan, waktu, sumber daya dan lain-lain. Dalam tahap pengendalian proyek menggunakan Microsoft Project dapat dilakukan dengan menambahkan waktu lembur pada suatu kegiatan.Dari pengendalian jadwal pada proyek pembangunan fasilitas PT. Trakindo Utama khususnya pembangunan Office dengan menggunakan Microsoft Project 2007 didapat 16 hari kerja. Pada tahap pengendalian ada pekerjaan yang berada pada lintasan kritis sehingga dilakukan sistem kerja lembur (Crash Program) dengan tambahan 2 jam kerja lembur. Sehingga pekerjaan pengecatan menjadi 16 hari kerja dari waktu normal yaitu 21 hari kerja.Kata kunci : Microsoft Project 2007, Pengendalian, Perencanaan, Waktu.
PEMILIHAN SISTEM PENGAMANAN PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: PANTAI WORI DI KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA) Plangiten, Rizky Reine; Tarore, Huibert; Sibi, Mochtar; Walangitan, D. R. O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 8 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka mengatasi persoalan dalam pengambilan keputusant, disajikan sebuah metode pengambilan keputusan yang disebut Analytical Hierarchy Process, AHP. Dengan menggunakan metode AHP ini akan membantu pemecahan untuk pemilihan bangunan pengaman pantai.Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif terbaik untuk mencapai sasaran, mendefinisikan pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan antara beberapa tindakan alternatif untuk tujuan pencapaian sebuah sasaran atau lebih. Pengambilan keputusan meliputi empat tahapan utama yaitu kecerdasan, desain, pilihan, dan implementasi.Penggunaan metode AHP dalam perencanaan sistem pengaman pantai untuk pantai Wori mencakup prioritas penanganan masalah lokasi dalam ruas pantai dan pemilihan sistem pengaman pantai terbaik dalam hal ini konstruksi bangunan pengaman pantai yang cocok pada lokasi. Sistem pengaman pantai yang dimaksud dalam studi ini adalah struktur pengaman pantai yang masuk dalam urutan tiga besar hasil analisis AHP yaitu, Seawall, Groin, dan Jetty.Metode Analytical Hierarchy Process merupakan metode yang cukup representatif dalam membantu proses pengambilan keputusan terhadap beberapa alternatif yang memiliki posisi yang mendekati satu sama lain. Hal ini terbukti dengan penerapan metode AHP pada pemilihan alternatif sistem pengaman pantai dapat menghasilkan keputusan yang secara kuantitatif dapat diterima. Metode Analytical Hierarchy Process dapat digunakan untuk pemilihan alternatif bangunan pengaman pantai dimana pada pantai Wori, penerapan metode ini menghasilkan keputusan sebagai berikut Seawall : 42,25 % , Groin : 20,78 %, Jetty : 36,97 %Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Alternatif, Keputusan
PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN STAR SQUARE) Lempoy, Victor Michael Tyson; Malingkas, Grace Y.; Sompie, Bonny F.; Walangitan, D. R. O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 3 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan jasa konsultan manajemen konstruksi biasanya hanya pada proyek berskala besar, dimana konsultan manajemen konstruksi berperan untuk mengelola manajemen proyek. Meskipun demikian, penggunaan jasa konsultasi ini tidak menjamin suatu proyek pembangunan bisa berjalan lancar. Berbagai permasalahan pada tahap pelaksanaan pembangunan sering terjadi. Faktor-faktor penyebabnya antara lain: organisasi proyek yang tidak tertata rapi, sumber daya manusia yang tidak profesional ataupun kendala alam. Oleh karena itu, perlu ditinjau apa saja peranan konsultan manajemen konstruksi dan bagaimana implementasi peranan tersebut dilapangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi terhadap pelaksanaan proyek pembangunan Star Square Dalam pelaksanaan penelitian disusun suatu lingkup perencanaan yang meliputi: studi literatur, persiapan menentukan data yang diperlukan, pengambilan data primer langsung dari objek yang diteliti melalui survei lapangan dan wawancara, pengumpulan data sekunder, analisis data dan penarikan kesimpulan. Proyek pembangunan Star Square masih dalam tahap awal, namun dalam pelaksanaannya menunjukkan adanya keterlambatan waktu pelaksanaan proyek dikarenakan adanya masalah dalam pengiriman material, adanya perbedaan orientasi hari libur diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek. serta kurangnya peran konsultan manajemen konstruksi dalam mengatasi masalah keterlambatan tersebut. Kata Kunci : konsultan manajemen konstruksi, pelaksanaan, waktu.
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT TRAKINDO UTAMA MANADO) Wowor, Pricilia Asmita; Sompie, Bonny F.; Tarore, Huibert; Walangitan, D. R. O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 6 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah memacu perkembangan industri yang ada di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya proyek yang ada dan dilaksanakan berbagai teknologi dan inovasi baru yang diterapkan. Antara lain penggunaan plat bondeck sebagai salah satu bahan dalam pekerjaan plat lantai. Akan tetapi dengan perkembangan ini banyak juga pelaksanaan suatu proyek tidak dibarengi dengan penggunaan tenaga kerja yang terampil dibidangnya serta perencanaan dan pola pendayagunaanya tidak diterapkan secara baik bahkan tidak direncanakan secara tepat. Sehingga banyak pekerjaan yang diselesaikan mengalami keterlambatan waktu pelaksanaannya dan tidak sesuai dengan mutu dan kualitasnya. Pemanfaatan tenaga kerja yang efisien dan efektif, penempatan tenaga kerja sesuai dengan bidang dan keahliannya perlu diterapkan dengan tujuan setiap potensi manusia yang terlibat dalam proyek ini didayagunakan secara cermat, ekonomis, dan sistematis untuk mencapai sasaran yang direncanakan. Dengan penerapan suatu pendayagunaan yang baik maka diperoleh informasi data yang digunakan secara tepat dan teratur, alokasi sumber daya tenaga kerja dengan jumlah yang dibutuhkan, dari 101 tenaga kerja menjadi 50 tenaga kerja yang berpotensial dibidangnya. Agar terhindar dari pemutusan hubungan kerja sehingga proyek dapat selesai dengan waktu yang telah direncanakan.Kata kunci: Perencanaan, Perataan, Tenaga Kerja
IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK DI KOTA BITUNG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK MINYAK PT.MNS) Sihombing, Dameyanti; Walangitan, D. R. O.; Pratasis, Pingkan A. K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 3 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sekarang ini telah menduduki tempat yang penting dalam perusahaan terutama dalam pekerjaan konstruksi. Rasa aman dan nyaman dalam bekerja merupakan tuntutan bagi perusahaan untuk dapat memenuhinya dalam rangka memberikan jaminan kerja bagi pekerja proyek maupun karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi K3 dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada proyek pembangunan pabrik minyak PT. MNS dengan berpatokan pada SMK3. Penelitian menggunakan questioner survei dan wawancara langsung di lapangan, dilanjutkan dengan identifikasi lokasi proyek, survei secara visual di proyek dan pengambilan dokumentasi dilapangan. Pada proyek Pembangunan Pabrik Minyak PT.MNS, implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sudah berjalan cukup baik, karena di proyek ini penyelenggara pekerjaan konstruksi (Kontraktor) telah menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi para pekerja dan adanya sosialisasi tentang K3 juga sudah dilakukan oleh pihak kontraktor dan Para pekerja cukup memahaminya namun masih ada saja pekerja yang berkesan tidak peduli dengan Keselamatan dan Kesehatan kerja tersebut, dapat dilihat dari hasil questioner menyatakan, 100% (Ya) karena pekerjaan konstruksi (kontraktor) telah memberikan alat pelindung diri (APD); 98% mengetahui apa yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan 100% pekerja menyatakan adanya jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kata kunci: Implementasi Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3), proyek, alat pelindung diri, pemerintah, perusahaan, pekerja.
APLIKASI METODE STEPPING-STONE UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN BIAYA PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PEMELIHARAAN RUAS JALAN DI SENDUK, TINOOR, DAN RATAHAN) Ali, Nurjuliawati Haji; Tarore, Huibert; Walangitan, D. R. O.; Sibi, Mochtar
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 8 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengadaan material dalam rangka pelaksanaan suatu proyek lebih dipengaruhi oleh komponen biaya dan waktu dibanding dengan komponen mutunya. Efisiensi Biaya suatu proyek dalam hal pengadaan material, sangat dipengaruhi oleh perencanaan transportasi yang dilakukan. Hal ini disebabkan biaya kegiatan pendistribusian material ke lokasi proyek berhubungan langsung dengan transportasi yang sudah direncanakanOptimasi adalah suatu usaha untuk menentukan solusi yang terbaik dari sejumlah alternatif dengan berbagai kendala yang ada pada suatu model. Optimasi biaya dalam menyelesaikan suatu permasalahan merupakan solusi terbaik yang dapat dilakukan untuk memperoleh biaya termurah. Tujuan evaluasi ini adalah menentukan ada tidaknya rencana pengiriman yang lebih baik. Salah satu metode untuk menyelesaikan suatu model transportasi adalah metode Stepping-stoneUntuk menunjukkan penggunaan metode Stepping-Stone dapat digunakan dalam perencanaan biaya optimum pada proses pendistribusian bahan maka diaplikasikan pada tiga proyek pekerjaan jalan yaitu: Proyek Pemeliharaan Jalan Senduk, Kabupaten Minahasa Selatan; Proyek Pengaspalan Jalan Tinoor, Kabupaten Minahasa Induk, dan Proyek Pemeliharaan Jalan Pangu, Kabupaten Minahasa Tenggara.Dengan menggunakan Metode Stepping-Stone, maka didapat biaya optimum untuk proses distribusi material khususnya kerikil dengan total biaya sebesar Rp. 498.562.675,00. Biaya optimum diperoleh dari perencanaan distribusi material sebagai berikut: Untuk proyek ruas jalan Senduk, jumlah kebutuhan split 1-2 cm yaitu sebesar 319 m3 dan semuanya diambil dari Sumber Material Tateli. Untuk proyek ruas jalan Tinoor, jumlah kebutuhan split 1-2 cm yaitu sebesar 1275 m3 dan suplai diambil dari Sumber Material Kema sebesar 694 m3 dan Sumber Material Tateli sebesar 581 m3. Untuk proyek ruas jalan Pangu, jumlah kebutuhan split 1-2 cm yaitu sebesar 425 m3 dan suplai diambil dari Sumber Material Kema sebesar 156 m3 dan Sumber Material Kinilow sebesar 269 m3.Kata kunci : Stepping Stone, Cost, Supply, Demand
ANALISIS OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN PROGRAM PRIMAVERA 6.0 (Studi Kasus : Proyek Perumahan Puri Kelapa Gading) Kareth, Michael; Tarore, Huibert; Tjakra, Jermias; Walangitan, D. R. O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 1 (2012): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan  suatu proyek dapat berhasil apabila  sumber daya yang ada digunakan  secara efektif dan efisien. Terbatasnya sumber daya yang tersedia akan menyebabkan keterlambatan pada  durasi  proyek.  Durasi  kegiatan  suatu  proyek  berkaitan  erat  dengan  pembiayaan. Memperpendek durasi proyek  terhadap durasi normalnya memerlukan peningkatan  sumber daya  seperti  tenaga  kerja,  material  dan  lain  sebagainya  yang  beresiko  terjadinya penambahan  biaya  langsung.  Optimalisasi  perlu  dilakukan  untuk  memperpendek  durasi proyek dengan pengeluaran biaya seminimal mungkin.  Penggunaan  program  primavera  6.0  dapat  mempermudah  dalam  proses  perencanaan, penjadwalan, pengendalian dan monitorin. Hasil  keluaran dari program primavera berupa Lay Out Gantt Chart, Kurva  S,  Tabel  dan  Profil  Sumber Daya  dan  lain  sebagainya  yang dapat digunakan dalam pengontrolan proyek. Hasil dari penggunaan program pada proyek Perumahan Puri Kelapa Gading, pada  tahap perencanaan  kondisi  normal  ;  waktu  pelaksanaan  proyek  selama  174  hari  dengan  biaya langsung  sebesar Rp. 120.443.990,25. Sedangkan hasil percepatan umur proyek  (optimasi) dengan  penambahan  jam  kerja  (lembur),  diperoleh  waktu  pelaksanaan  menjadi  162  hari dengan tambahan biaya langsung menjadi Rp. 122.294.476,10. Kata Kunci : Waktu dan Biaya, Primavera 6.0, Perencanaan.
PENERAPAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN (Studi Kasus: Gedung GMIM Syaloom di Karombasan) Kalangi, Leonardo A.; Mandagi, Robert J. M.; Walangitan, D. R. O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 1 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan proyek merupakan urutan dan peristiwa yang dirancang dengan baik dengan suatu permulaan dan suatu akhir yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Proyek berbeda dengan apa yang dilakukan sehari-hari karena tujuan proyek adalah tertentu, bukan peristiwa yang rutin. Proyek Pembangunan Gedung GMIM Syaloom memiliki beberapa item pekerjaan yang bisa dipercepat, contohnya item penggalian tanah yang semula 18 hari bisa dipercepat menjadi 15 hari, atau lebih cepat 3 hari dari rencana awal. Percepatan dilakukan pada pekerjaan yang berada pada lintasan kritis dengan cost slope rendah, sehingga bisa menghemat 45 hari dari durasi awal yang direncanakan dengan biaya yang meningkat sebesar Rp.31,412,500. Pada perencanaan proyek pembangunan kembali Gedung GMIM Syaloom ditemukan pengendalian waktu yang belum maksimal, sehingga wawasan akan aktifitas pekerjaan proyek perlu diperluas, terutama pada proyek yang berskala besar, dengan memahami kemajuan teknologi konstruksi yang dewasa ini telah berkembang dengan pesat. Kata Kunci : Lintasan Kritis, Cost Slope, Pengendalian Waktu, Proyek