Fuji Sartika
Universitas Negeri Medan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

POTRET KEHIDUPAN MASYARAKAT BINJAI TAHUN 1930-1933 Fuji Sartika; Lukitaningsih Lukitaningsih
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 7, No 1 (2022): JUNE
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/historis.v7i1.9523

Abstract

Abstrak: Penelitian ini  memiliki 3 (tiga) tujuan. Pertama, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kota Binjai saat terjadinya aktivitas perkebunan di Sumatera Timur. Kedua, penelitian ini juga diharapkan dapat menunjukkan aktivitas sosial dan ekonomi kehidupan masyarakat Binjai tahun 1930-1933. Ketiga, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang dirasakan oleh kota Binjai pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Hal ini akan mengungkapkan kearifan lokal yang ada di kota Binjai pada masa itu. Sejak 1822 Binjai sudah menjadi suatu Bandar Pelabuhan yang ramai digunakan dari berbagai wilayah. Masyarakat dari Stabat, Tanjung Pura, Selesai dan Kebun Lada melakukan suatu aktivitas perdagangan di kota Binjai yang dikenal dengan Bandar Sinembah. Di Bandar Sinembah ini menjual segala pemenuhan kebutuhan pokok dan rempah yang diperdagangkan. Pada tahun 1970 an kota Binjai adalah kota yang sangat ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan penduduk dari pekerja perkebunan Nusantara. Pada tahun 1982 kota Binjai menjadi kota madya setelah ibukota Langkat dipindahkan ke Stabat berdasarkan peraturan pemerintah no. 5 tahun 1982. Metode yang peneliti gunakan adalah metode sejarah, yang memiliki empat langkah atau tahapan dalam penelitiannya yang meliputi heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiograf. Penulis menganalisis foto-foto mengenai Binjai dengan berbagai referensi yang penulis. Abstract:  This research aimed for three purposes. Firstly, this research aimed to know how Binjai was when the plantation activity happened in East Sumatera. Secondly, this research also aimed to indicate social and economical activity in Binjai in 1930-1933. Thirdly, this research aimed to know the impact perceived by the local residence during the Dutch colonial period. This thing would disclose Binjai's local culture at that time. Since 1882, binjai has become a crowded port city utilized by any regions. People from Stabat, Tanjung Pura, Selesai, and Kebun Lada made some trading activities in Binjai which was known as Bandar Sinembah. Bandar Sinembah provided all of daily needs and spice. In 1970s, Binjai was a place visited by a lot of residence and worker of Plantation Archipelago. In 1982, Binjai was officially become a city right after Langkat was relocated to Stabat based on PP No. 5 1982. The method used by the researcher was historical method, which consists of four steps: heuristic, verification, interpretation, and historiography. The researcher analyzed pictures of Binjai based on various references.