Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBENTUKAN KADER HIPERTENSI SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMANTAUAN KEJADIAN HIPERTENSI Noor Ahda Fadillah; Riana Riana; Fitriati Rahman; Sekar Sari Ayuningtias; Wetha Exavarani Susanto
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8577

Abstract

ABSTRAKPenyakit hipertansi merupakan masalah kesehatan yang penting untuk segera diatasi di Kelurahan Guntung Paikat RT 001, RW 003 dikarenakan akibat jangka panjangnya dapat menimbulkan penyakit berbahaya seperti penyakit jantung dan stroke. Berdasarkan hasil diagnosa komunitas yang dilakukan pada 30 Kepala Keluarga di RT 001, RW 003 Kelurahan Guntung Paikat didapatkan sebanyak 5 orang dengan persentase (5%) yang terkena hipertensi. Kemudian, berdasarkan hasil survei kuesioner faktor risiko di di Kelurahan Guntung Paikat RT 001, RW 003 diketahui masyarakat mempunyai kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik sehingga mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Media yang digunakan berupa booklet, poster, dan powerpoint. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan yaitu Pembentukan Kader Hipertensi Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemantauan Kejadian Hipertensi yang dilakukan secara luring di taman terbuka Kelurahan Guntung Paikat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menghasilkan output yaitu terjadi peningkatan pengetahuan pada masyarakat di Kelurahan Guntung Paikat RT 001, RW 003 mengenai penyakit hipertensi berdasarkan hasil pre-test dan post-test yang telah diisi masyarakat terjadi peningkatan pengetahuan yaitu sebesar 80%. Kata kunci: hipertensi; penyuluhan; kader. ABSTRACTHypertension is an important health problem that needs to be addressed immediately in Guntung Paikat Village RT 001, RW 003 because its long-term consequences can cause dangerous diseases such as heart disease and stroke. Based on the results of community diagnosis carried out on 30 family heads in RT 001, RW 003, Guntung Paikat Village, it was found that 5 people with a percentage (5%) were affected by hypertension. Then, based on the results of the risk factor questionnaire survey in Guntung Paikat Village, RT 001, RW 003, it is known that people have a habit of consuming high-salt foods, smoking, and lack of physical activity that affects blood pressure stability. The media used are booklets, posters, and powerpoints. The community service activity carried out was the formation of hypertension cadres as an effort to empower the community in monitoring the incidence of hypertension which was carried out offline in the open park, Guntung Paikat Village. This community service activity produced an output, namely an increase in knowledge in the community in Guntung Paikat Village RT 001, RW 003 about hypertension based on the results of the pre-test and post-test that had been filled in by the community, an increase in knowledge of 80%. Keywords: hypertension; counseling; cadre.
UPAYA PENCEGAHAN KASUS BULLYING DENGAN PEMBENTUKAN POLISI ANTI BULLYING PADA REMAJA DI KOTA BANJARBARU Iwan Aflanie; Firdha Yuserina; Fauzie Rahman; Husnul Fatimah; Zuhrufa Wanna Yolanda; Wetha Exavarani Susanto; Melati Noormaulidya Putri; Hamdanah Hamdanah; Nina Ulfatin Khaira; Nor Annisa; Muhammad Abdus Salam Assyaida; Chairul Ramadhan; Rahmat Nur Fadilah; Muhammad Syarif
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.16903

Abstract

ABSTRAKBullying (perundungan) merupakan masalah sosial yang terjadi dimasyarakat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis data bahwa sepanjang tahun 2022, setidaknya sudah terdapat lebih dari 226 kasus kekerasan fisik dan psikis, termasuk perundungan yang jumlahnya terus meningkat hingga saat ini. Pada tahun yang sama, Indonesia menempati posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak mencatat kasus perundungan di lingkungan sekolah. Bullying sering ditemukan di lingkungan sekolah karena merupakan tempat berkumpulnya banyak remaja dan aktivitas remaja banyak dihabiskan di lingkungan sekolah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait pencegahan bullying melalui program pembentukkan polisi anti-bullying. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri dari 3 tahapan, yaitu persiapan atau perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Hasil capaian kegiatan diukur menggunakan pre-test dan post-test pengetahuan remaja dengan menggunakan uji T berpasangan. Berdasarkan hasil kegiatan, didapatkan bahwa dari 31 peserta kegiatan nilai rata-rata sebelum pemberian edukasi mengenai bullying pada siswa SMAN 1 Banjarbaru adalah sebesar 74,45 poin sedangkan nilai rata-rata setelah pemberian edukasi mengenai bullying pada siswa SMAN 1 Banjarbaru adalah sebesar 85,03 poin, adapun jumlah peserta yang mengalami peningkatan pengetahuan adalah sebanyak 31 orang (100%). Hasil dari kegiatan ini adalah ditemukannya perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah pemberian edukasi bullying pada siswa SMAN 1 Banjarbaru serta adanya peningkatan pengetahuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program ini dinilai efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait bahaya bullying dan penerapannya dalam pemberdayaan remaja. Kata kunci: bullying; remaja; polisi anti-bullying ABSTRACTBullying is a social problem that occurs in society. The Indonesian Child Protection Commission (KPAI) released data that throughout 2022, there have been at least 226 cases of physical and psychological violence, including bullying, the number of which continues to increase to date. In the same year, Indonesia ranked fifth highest out of 78 countries as the country with the most cases of bullying in the school environment. Bullying is often found in the school environment because it is a gathering place for many teenagers and many adolescent activities are spent in the school environment. This community service activity aims as a form of youth empowerment model in an effort to prevent cases of bullying among adolescents by forming anti-bullying police. The activity implementation method consists of 3 stages, namely preparation or planning, implementation, and monitoring and evaluation. The results of the activity achievements were measured using the pre-test and post-test of adolescent knowledge using a paired t test. Based on the results of the activity, it was found that of the 31 activity participants the average score before providing education about bullying to students of SMAN 1 Banjarbaru was 74.45 points while the average score after providing education about bullying to students of SMAN 1 Banjarbaru was 85.03 points. Then the results of the paired t test obtained a p-value before and after giving bullying education to students at SMAN 1 Banjarbaru of 0.000 which is a p-value <0.005. In this activity it was found that there were differences in knowledge before and after giving bullying education to students of SMAN 1 Banjarbaru and an increase in knowledge. Keywords: bullying; youth; anti-bullying police