This Author published in this journals
All Journal Jurnal Telematika
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perancangan Model Real Time – Shop Floor Control System untuk Flexible Manufacturing System Ari Setiawan; Mikha Elroy
Jurnal Telematika Vol 15, No 2 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The ITHB Industrial Engineering Study Program plans to create a Flexible Manufacturing System (FMS) model for the learning process. FMS is a manufacturing system consisting of a workstation, material handling system, storage, or Automatic Storage and Retrieval System (AS / RS), and a computer management system. The workstations in the system studied consist of four CNC machines and two loading/unloading stations for loading and unloading workpieces and attaching workpieces to a fixture. The FMS has a computer control system that makes the system on the model under study run automatically. The monitoring system in the FMS model is a Shop Floor Control System (SFCS) which provides real-time information on the status of the workpiece, part number, number, operation, tool type requirements, and location of the workpiece. One method to build a Shop Floor Control System model is to use Object-Oriented Modeling (OOM). OOM describes the state (state), nature (behavior), and identity (identity) for each workpiece. In this research, an SFCS model has been designed and developed using integrated hardware, software, and interfaces. The hardware consists of a microcontroller and an RFID reader which is used to retrieve data. Software is used to process, send, and store data into a database. The interface serves as an interface to show these data and confirm the movement of the workpiece. The model developed has been tested with several kinds of data and status conditions, as well as the location of the workpiece. From the monitoring results, the SCFS model can show the accuracy of the status and location of the workpiece in real-time.Program Studi Teknik Industri ITHB berencana membuat model Flexible Manufacturing System (FMS) untuk proses pembelajarannya. FMS merupakan sistem manufaktur yang terdiri atas stasiun kerja, sistem penanganan material, penyimpanan, atau Automatic Storage and Retrieval System (AS/RS), dan sistem pengaturan komputer. Stasiun kerja dalam sistem yang dikaji terdiri atas empat mesin CNC dan dua loading/unloading station untuk membongkar muat benda kerja serta memasang benda kerja pada sebuah fixture. FMS memiliki sistem pengaturan komputer yang membuat sistem pada model yang dikaji bekerja secara otomatis. Sistem pengawasan pada model FMS merupakan Shop Floor Control System (SFCS) yang memberikan informasi mengenai status benda kerja, part number, jumlah, operasi, kebutuhan jenis pahat, dan lokasi benda kerja secara real-time. Salah satu metode untuk membangun model Shop Floor Control System adalah dengan menggunakan Object Oriented Modelling (OOM). OOM menjelaskan keadaan (state), sifat (behavior), dan identitas (identity) untuk setiap benda kerja. Pada penelitian ini telah dirancang dan dikembangkan sebuah model SFCS menggunakan hardware, software, dan interface yang saling terintegrasi. Hardware terdiri dari microcontroller dan RFID reader yang digunakan untuk mengambil data. Software digunakan untuk mengolah, mengirim, dan menyimpan data ke dalam database. Interface berfungsi sebagai antarmuka untuk menunjukkan data-data tersebut dan mengonfirmasi terjadinya perpindahan benda kerja. Model yang dikembangkan telah diuji coba dengan berberapa macam data dan kondisi status, serta lokasi benda kerja. Dari hasil monitoring, model SCFS dapat menunjukkan ketepatan status dan lokasi benda kerja secara real-time.
Implementasi Machine-to-Machine untuk Sistem Pemantau Kualitas Udara dan Sungai Ari Setiawan; Susan .; Eka Kurnia Asih
Jurnal Telematika Vol 9, No 1 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isu lingkungan telah menjadi masalah umum yang harus segera ditindaklanjuti. Berbagai pencemaran lingkungan telah terjadi, seperti polusi udara dan sungai. Teknologi dapat memainkan peran untuk mencegah degradasi lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah untuk memantau parameter atau indikator kerusakan lingkungan dan bencana alam. Parameter yang udara dan kualitas air sungai. Mesin-ke-mesin (M2M) adalah teknologi yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan sistem pemantauan ini. Penelitian ini mengusulkan penerapan teknologi M2M untuk memantau udara dan sungai. Sensor yang mendeteksi kualitas air (kandungan kimia, pH) dan kualitas udara (monoksida dan timah, kelembaban, suhu) ditempatkan di beberapa lokasi (node) yang rentan atau berpotensi terkena polusi. Pembacaan sensor diproses oleh modul M2M kemudian ditransmisikan ke pusat pengolahan data (server web) melalui jaringan nirkabel CDMA. Hasil dari penelitian ini adalah prototipe sistem yang memiliki kemampuan untuk memantau udara dan sungai melalui jaringan CDMA. Environment issues have become a common problem which should be followed up immediately. Various environmental pollution has occurred, such as air and river pollution. Technology can play a role to prevent environmental degradation. One of the efforts is to monitor the parameters or indicators of environmental degradation and natural disasters. The parameters are air and river water quality. Machone-to-machine (M2M) is a technology that can be developed to realize this monitoring system. This research proposes the implementation of M2M technology to monitor air and river. Sensors that detect water quality (chemical contents, pH) and air quality (monoxide and lead, humidity, temperature) are placed at several locations (nodes) which is vulnerable or potentially pollution exposed. The sensors readings is processed by an M2M module then transmitted to a data processing center (the web server) through the CDMA wireless network. The result of this research is a system prototype which has capability to monitor air and river through the CDMA network.
Penentuan Jadwal Pemeliharaan Pencegahan dan Perhitungan Kebutuhan Komponen Kritis pada Mesin Tuber 645M dan Bottomer 713B-2 untuk Menunjang Availability Mesin (Studi Kasus: PT IKSG) Eka Kurnia Asih; Kornelius Ade; Joshua Gary; Ari Setiawan
Jurnal Telematika Vol 10, No 2 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jadwal pemeliharaan pencegahan dan penentuan jumlah komponen yang diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan pencegahan bagi mesin Tuber 645M dan Bottomer 713B-2. Kedua mesin ini merupakan mesin kritis bagi sistem produksi di PT Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG). Sebelumnya, pemeliharaan terhadap kedua mesin ini dilakukan secara korektif saja. Akibatnya proses produksi sering terhenti secara mendadak dan mendatangkan berbagai kerugian. Lamanya penghentian produksi dapat bertambah jika komponen yang dibutuhkan untuk pemeliharaan tidak tersedia. Penentuan jadwal pemeliharaan dan penentuan jumlah komponen dilakukan dengan pendekatan statistik, yaitu identifikasi pola distribusi kerusakan dan perhitungan rataan waktu antar kerusakan dari berbagai jenis kerusakan pada kedua mesin. Jadwal ditentukan sedemikian rupa sehingga ketersediaan mesin meningkat.This research aims to create preventive maintenance (PM) schedule for two critical machines (Tuber 645M and Bottomer 713B-2) at PT Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG), along with the calculation of critical component stock needed to conduct the PM activities. Current maintenance practices are based only on corrective attempt; this practice caused production loss due to random stoppage of production process. To conduct PM, critical components are needed. The absence of these components can lengthen the production stoppage therefore increase production loss. We used statistical approach to identify the machine failure pattern and the corresponding mean time to failure. Maintenance schedule is designed to increase machine availability.