Film tidak lepas dengan pencahayaan, kamera sebagai senjata utama ketika suting membutuhkan penataan cahaya yang baik untuk menghasilkan gambar yang baik pula. Penataan cahaya pada beberapa adegan film sering diciptakan hanya sebagai sumber penerangan yang sekedar terang. Namun pada film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak tata cahaya selain digunakan sebagai sumber penerangan, di film ini tata cahaya dapat menjadi pembangun unsur dramatik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, studi pustaka dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa unsur dramatik pada film dapat terbangun oleh tata cahaya. Unsur dramatik banyak terbangun oleh cahaya api yang berperan utama sebagai artistik.