Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH PRECONDITIONING PADA PENGUJIAN BEBAN BERULANG BAHAN BERBUTIR TANPA PENGIKAT Widajat, Djoko
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 1 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.536 KB)

Abstract

Dua variasi preconditioning diberikan pada pengujian beban berulang bahan berbutir tanpa pengikat yaitu 1000 cycles dan 100 cycles. Perubahan dari confining pressure dan total axial stress setelah preconditioning mengakibatkan penurunan pada nilai dari kenaikan regangan. Proporsi dari nilai penurunan dari garis persamaan untuk regangan resilien untuk 100 cycles preconditioning lebih kecil dibandingkan untuk 1000 cycles preconditioning. Sedangkan, perbedaan antara kenaikan regangan permanen untuk kedua preconditioning adalah tidak sangat signifikan. Kenaikan jumlah total pulses atau cycles akan mempengaruhi penaikan regangan, proporsi dari penaikan cenderung untuk menjadi makin besar dengan kenaikan cycles nya.
ALAT UJI MICRO DEVAL SEBAGAI ALTERNATIF PENGUJIAN DURABILITI AGREGAT Widajat, Djoko
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 3 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.921 KB)

Abstract

Micro Deval telah dikembangkan di Eropa sebagai penguji keausan agregat, walau demikian dari salah satu spesifikasi yang berlaku di negara ini, nilai Micro Deval tidak hanya digunakan untuk mengklasifikasi tipe agregat, tetapi juga nilai Los Angeles Abrasion (LAA). Dari data menunjukkan adanya kecenderungan bahwa makin besar nilai LAA nilai Micro Deval makin besar pula, namun dari beberapa benda uji dijumpai bahwa nilai LAA kecil tetapi nilai Micro Deval besar. Micro Deval dapat digunakan untuk pengujian keausan agregat dalam kondisi basah.
Comparison of aggregates properties from "West Java and Banten Province" and "Northern Ireland" Widajat, Djoko
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 1 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1192.364 KB)

Abstract

Berbagai tipe agregat terdapat di Propinsi Jawa Barat dan Banten serta Irlandia Utara yang merupakan kekayaan berharga untuk pembangunan jalan raya. Terdapat perbedaan tipe spesifik agregat pada masing-masing negara yaitu andesite di Propinsi Jawa Barat dan Banten serta basal olivine di Irlandia Utara. Korelasi dari data phisik dan mekanik mengindikasikan bahwa tipikal agregat dari Irlandia Utara lebih rapat dan kuat dibandingkan dengan agregat dari Propinsi Jawa Barat dan Banten.
PENGARUH TEMPERATUR PEMANASAN ASPAL DAN AIR PEMBENTUK ASPAL BUSA TERHADAP SIFAT ASLI ASPAL Widajat, Djoko
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 3 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10777.226 KB)

Abstract

Bahan utama pembentuk aspal busa terdiri dari aspal dan air. Sifat aspal yang visko elastis dan mempunyai sifat kohesi yang baik memberikan dukungan terhadap campuran menjadi satu kesatuan yang kuat. Kualitas air yang bersih merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar gelembung busa aspal dapat terbentuk dan memenuhi kualitas yang diinginkan. Selain jenis aspal, kualitas aspal busa dapat dipengaruhi oleh temperatur pemanasan aspal dan presentase air yang ditambahkan dalam proses pembentukan aspal busa. Kriteria aspal busa yang disyaratkan antara lain ditunjukkan dalam besarnya Rasio Pengembangan dan Paruh Waktu. Tulisan ini mengkaji tentang perubahan sifat aspal pen 60 dalam pemnbentukan aspal busa dengan alat WLB 10S (Wiertgen Laboratory - Scale for Foam Bitumen, 10S type) setelah ditambah air. Aspal dipanaskan pada variasi temperatur 160°C sampai 180 °C dan dengan variasi air yang ditambahkan 1% sampai 5%. Sedangkan untuk mengetahui perubahan sifat aspal, pengujian dilakukan terhadap aspal busa dengan variasi air pembentuk aspal busa dari 0% sampai 4%. Pengujian meliputi penetrasi, Titik Lembek, Daktilitas dan Loss On Heading (LOH) dengan variasi hari pengujian 1 sampai 30 hari. Hasil pengujian menunjukkan nilai penetrasi, titik lembek dan LOH akan mendekati sifat awal (asli) setelah air yang terdapat pada aspal busa menguap. Setelah penambahan air, parameter LOH akan memerlukan waktu lebih lama untuk kembali kepada nilai aslinya. Berdasarkan nilai Indeks Penetrasi, aspal cenderung mempunyai kerentanan terhadap temperatur rendah setelah waktu pengujian, tetapi akan berubah menjadi kerentanan terhadap temperature rendah setelah waktu pengujian semakin lama. Sifat aspal masih bersifat elastis (nilai daktilitas > 140 cm). Untuk memenuhi kriteria Rasio Pengembangan dan Paruh Waktu, pemanasan aspal yang tinggi tidak diperlukan. Kata kunci : sifat aspal, aspal busa, Rasio Pengembangan, Paruh Waktu, Indeks Penetrasi aspal
UJI COBA TEKNOLOGI DAUR ULANG CAMPURAN DINGIN DENGAN FOAM BITUMEN PADA JALAN PANTURA JAWA BARAT Widajat, Djoko
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 1 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.352 KB)

Abstract

Teknologi daur ulang dapat diaplikasikan pada program pemeliharaan jalan seperti proyek rehabilitasi atau peningkatan jalan. Material daur ulang campuran dingin dapat menggunakan bahan garukan yang berasal dari lapis pondasi maupun permukaan perkerasan yang ada, guna membentuk lapis pondasi baru. Dengan menggunakan bahan pengikat dari foam bitumen dan tambahan aktif filler, akan dihasilkan peningkatan kekuatan (strength) dari campuran dan pengaruh air terhadap campuran dapat dikurangi karena adanya ikatan daripartikel material halus dengan bitumen tersebut. Pembentukan foam bitumen terjadi ketika air dan udara dengan suatu tekanan disemprotkan ke aspal panas dalam suatu ruang pengembangan yang mengakibatkan terjadinya pembusaan aspal secara spontan. Uap yang terjadi pada saat berlangsungnya proses bertemunya air dengan aspal panas, terjebak dalam gelembung-gelembung kecil yang menyebabkan sifat fisik aspal berubah sementara. Adanya pengembangan busa menyebabkan volume aspal bertambah besar namun dalam waktu singkat busa akan menyusut dan volume aspal kembali ke semula. Untuk memproduksi campuran, agregat dicampurkan secepatnya hingga homogen dengan aspal yang masih berbentuk foam. Makin banyak volume foam bitumen yang dihasilkan, makin besar distribusi bitumen dalam campuran. Paper ini menyajikan uraian tentang teknologi daur ulang dengan bahan pengikat foam bitumen yang telah diaplikasikan pada jalur jalan Pantura. Jalur ini merupakan jalur transportasi yang strategis dan ekonomis dengan volume lalu-lintas padat dan beban kendaraan tinggi. Perkerasan jalan yang ada (existing pavement) merupakan perkerasan dengan lapisan permukaan beraspal yang cukup tebal, hasil pelapisan (overlay) yang telah dilaksanakan beberapa kali. Kata kunci : daur ulang, foam bitumen, bahan garukan, aktif filler
KINERJA DAUR ULANG CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL BUSA PADA LALU LINTAS BERAT Widajat, Djoko; Sjahdanulirwan, M.
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 3 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11436.393 KB)

Abstract

Daur ulang campuran dingin merupakan salah satu alternatif teknologi dapat diaplikasikan pada pemilihan stategi penanganan suatu proyek rehabilitasi jalan. Penelusuran kondisi perkerasan yang mendukug beban lalu lintas yang cukup tinggi pada daerah percobaan telah diidentifikasi. Dalam rangka evaluasi kinerja teknologi daur ulang telah dilakukan beberapa uji bahan dan campuran di laboratorium serta observasi lapangan pada daerah uji gelar daur ulang. Evaluasi dilakukan terhadap sifat bahan, campuran, pelaksanaan serta kinerja perkerasan sejak dibuka untuk lalu lintas hingga berumur sekitar 2 (dua) tahun. Dari uji laboratorium menunjukkan bahwa kriteria kekuatan campuran sesuai yang diharapkan, sedangkan penilaian lapangan yang didasarkan pada kinerja yang ditunjukkan denga adanya alur pada jeja roda kendaraan pada beberapa tempat. Hal ini diperkirakan terjadi akibat adanya hubungan antara bahan, campuran serta metode pelaksanaan dengan masa pelayanan perkerasan. Penyempurnaan dari metode pelaksanaan perlu dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan akan terjadinya kerusakan dini di masa mendatang. Makalah ini merupakan uraian tentang hasil evaluasi teknologi daur ulang campuran dingin dengan bahan pengikat foam bitumen yang telah diaplikasikan pada ruas jalan dengan lalu lintas berat Palimanan-Jatibarang Pantura, Jawa Barat. Kata kunci : daur ulang, campuran dingin, aspal busa, RFB (Recycling by Foam Bitument), kinerja perkerasan.
INDIKATOR DAN INSPEKSI KINERJA PEMELIHARAAN JALAN PADA BENTUK PERFORMANCEBASED CONTRACT (PBC) Widajat, Djoko
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 21 No 4 (2004)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21749.121 KB)

Abstract

Kriteria tentang mutu jalan pada PBC dinyatakan dengan suatu indikator kinerja yang harus dicapai selama masa pelayanan. Dalam masa tersebut inspeksi terhadap segala aset jalan secara terus menerus dilakukan untuk menjamin bahwa persyaratan indikator kinerja terpenuhi. Perkerasan jalan harus memenuhi kerataan, kerusakan seminimum mungkin, lendutan dan kekesatan permukaan. Tenggang waktu penaganan ketidaksesuaian harus dipenuhi agar kondisi perkerasan tetap stabil. Dalam pemeliharaan rutin kontak konvensional penanganan ketidaksesuaian pekerjaan dinyatakan secara detail, sedang pada sistim PBC hal tersebut tidak diuraikan secara terperinci. Penanganan ketidaksesuaikan dilimpahkan ke kontraktor. Tulisan ini menyertakan jenis indikator kinerja untuk seluruh aset jalan yang masih perlu dikaji lebih lanjut, apabila pemeliharaan sistim PBC akan diterapkan di Indonesia.
PENGARUH TEMPERATUR PEMANASAN ASPAL DAN AIR PEMBENTUK ASPAL BUSA TERHADAP SIFAT ASLI ASPAL Djoko Widajat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 3 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Main material for foamed bitumen consists of asphalt and water. Asphalt properties which are viscous elastic and has a good cohesion create a support to become strong mixture. Clean water is one of the requirements to create foamed bitumen bubbles to meet the desired quality.. Furthermore, foamed bitumen quality is influenced by the heat temperature of the asphalt and precentage of water addition in foamed bitumen process. The quality of foamed bitumen is characterised by Expansion Ratio and Half Life. The paper analyses about the change of asphalt properties in foamed bitumen with WLB 10S (Wiertgen Laboratory - Scale for foam bitumen, 10S type) after addition of water. Asphalt is heated with variation of temperature from 160 - 180°C and variation of water addition from 1% to 5%. To know the change of asphalt properties, tests were conducted on foamed bitumen with water variation of the foamed bitumen from 0-4%. The tests included penetration, softening point, ductility and loss on heating (LOH) with time variaton test of 1 to 30 days. The result showed that penetration, softening point and LOH are almost similar to the original asphalt properties after water in foamed bitumen evaporated. After addition of wate, LOH parameter needs longer time to revert back to the original value. Based on the penetration Index, asphalt tends to have high temperature susceptibility in the beginning of test, however, it will change to be low temperature susceptible after days of testing period, Bitumen is still elastic (ductility > 140cm). To meet the criteria of expansion ratio and half time, high asphalt heating is not necessary. Key word : bitumen properties, foamed bitumen, Expansion Ratio, Half Life, asphalt Penetration Index
UJI COBA TEKNOLOGI DAUR ULANG CAMPURAN DINGIN DENGAN FOAM BITUMEN PADA JALAN PANTURA JAWA BARAT Djoko Widajat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 1 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Technology of recycling can be implemented in the road maintenance program such as road rehabilitation or betterment project. To construct new pavement base course, material for cold mix recycling comes from the existing surface or base pavement layer. An application of foam bitumen binder with addition of active filler, shows an increasing strength of mixture and the impact of water to the mixture can be reduced because of cohesion from fine material particle with the bitumen. Foam bitumen occurred when water and air with a pressure, dispersed into hot bitumen in the expansion chamber, causing foaming of bitumen spontaneously. Fume which occurred during process in contact between water and hot bitumen, trapped in small bubbles which caused bitumen physical characteristic temporary changed. Foam expansion causes asphalt volume increased but in the short time foam reduced and the asphalt volume back to the origin. To make a mixture, as possible aggregate is mixed rapidly with foam bitumen until homogenous mixture obtained. The higher the volume of foam bitumen resulted the higher the bitumen distribution in the mixture. This paper describes about recycling technology with foam bitumen as a binder which has been implemented in Pantura road link. This link is a strategic and economic transportation lane with high volume and heavy traffic loading. The existing pavement has thick bitumen surface course resulted from past overlays. Keywords : recycling, foam bitumen, reclaimed material, filler active.
PENGARUH PRECONDITIONING PADA PENGUJIAN BEBAN BERULANG BAHAN BERBUTIR TANPA PENGIKAT Djoko Widajat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 1 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Two variations of preconditioning are given for repeat loading test unbound material are1000 cycles and 100 cycles. The change of the confining pressure and total axial stress after each preconditioning, creates drop on the value of the strains increment. The proportion of dropping value for resilient strain is lower for 100 cycles than 1000 cycles preconditioning, from the equally lines. Whereas, the different between permanent strains increment for both preconditioning are not too significant. It shows that the resilient increment strains drop for 100 cycles smaller than 1000 cycles. Increasing the total number of pulses or cycles will influence on the increasing the increment of strains, the proportion of increment tend to become higher by increasing the cycles.