Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering

Analisis Pengaruh Rugi-Rugi Daya Pada Jaringan Transmisi 150 kV Menggunakan Software Etap 12.6 Catra Indra Cahyadi; Kurniaty Atmia; Ayu Fitriani
Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering Vol 4, No 2 (2022): Juli - Desember 2022
Publisher : Teknik Elektro - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.011 KB) | DOI: 10.37905/jjeee.v4i2.13306

Abstract

Sistem kelistrikan pembangkit serta pusat- pusat beban pada biasanya terpisah dalam ratusan apalagi ribuan km, sehingga tenaga listrik yang dibangkitkan wajib disalurkan lewat penghantar jaringan transmisi. Sumber tenaga listrik meliputi 3 tahapan semacam sistem pembangkit, jaringan transmisi serta distribusi, sehingga memunculkan kendala dalam proses penyaluran tenaga listrik. Salah satu kendala diakibatkan oleh aspek rugi- rugi energi akibat jarak antar pusat pembangkit dengan pusat beban yang jauh. Pengaruh dari rugi- rugi energi ini menimbulkan hilangnya energi yang besar. Analisis buat memperoleh nilai rugi- rugi energi di jaringan transmisi 150 kV periset merancangan sistem aliran energi dengan memakai aplikasi ETAP 12. 6. Tata cara yang digunakan periset ialah mengambil informasi tegangan serta arus secara terus menerus sepanjang satu setiap hari penuh dikala terbentuknya beban puncak, pada jam 17. 00 serta jam 21. 00 Wib. Beban puncak rugi- rugi energi paling tinggi terjalin malam hari ialah pada 30 desember 2017 sebesar 0, 84 MW pada pembebanan 15% yang terjalin di GI langsa ke GI panton labu. Sebaliknya pada pembebanan 50% rugi– rugi energi sangat besar sebesar 0, 9452 MW terjalin pada GI langsa ke GI tualang cut. Beban puncak rugi- rugi energi paling tinggi terjalin sore hari serta malam hari pada 30 desember 2017 sebesar 1. 148 MW terjalin pada GI langsa ke GI pangkalan Brandan. Sebaliknya rugi- rugi energi terendah 0, 635 MW terjalin di GI langsa ke GI tualang cut. The power generation system and load centers are usually separated by hundreds or even thousands of kilometer, so the electricity generated must be distributed through the transmission network conductor. The source of electricity includes 3 stages such as the generation system, transmission and distribution network, thus creating obstacles in the process of distributing electricity. One of the obstacles is caused by the aspect of energy losses due to the distance between the generating center and the far load center. The effect of these energy losses results in a large energy loss. Analysis to obtain the value of energy losses in a 150 kV transmission network, researchers design an energy flow system using the ETAP 12 application. 6. The method used by researchers is to take voltage and current information continuously for one full day when peak loads are formed, at 17: 00 and at 21. 00 Wib. The peak load of the highest energy losses occurred at night was on December 30, 2017 of 0. 84 MW at a 15% load that occurred in the Langsa to the Panton Labu substation. On the other hand, at 50% loading, very large energy losses of 0. 9452 MW are intertwined from the Langsa substation to the tualang cut substation. The peak load of energy losses was highest in the afternoon and evening on December 30, 2017 of 1, 148 MW at the Langsa substation to the Pangkalan Brandan substation. On the other hand, the lowest energy losses of 0. 635 MW are intertwined in the Langsa substation to the tualang cut substation.
Analisis Pentanahan Gardu Induk Akibat Surja Petir Menggunakan Finite Elemen Method Ayu Fitriani; Syafriwel Syafriwel; Jhoni Hidayat; Joel Panjaitan; Syofyan Anwar Syahputra
Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering Vol 5, No 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : Electrical Engineering Department Faculty of Engineering State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjeee.v5i2.20732

Abstract

Sambaran petir pada sistem tenaga bisa mengganggu keandalan sistem, serta senantiasa jadi salah satu tantangan utama dalam proses desain gardu induk. Hal- hal yang butuh dicermati dalam mendesain sistem pentanahan diantaranya, peningkatan tegangan tanah (Grond Potensial Rise), keamanan tegangan langkah serta tegangan sentuh pada gardu induk, dan besarnya nilai impedansi akibat dari surja petir. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat besar arus sambaran petir yang terjadi pada gardu induk dengan variasi area zona pentanahan grid pada gardu induk. Adapun simulasinya menggunakan aplikasi ETAP memakai metode FEM (Finite Element Method) dibuat untuk menampilkan ikatan antara luas zona grid, dimensi konduktor serta peningkatan GPR akibat sambaran surja petir. Nilai kenaikan tegangan yaitu sebesar 13289V,  tegangan sentuh yang didapat sebesar 490,1V pada bobot badan 50kg dan 663,4V  bobot badan 70kg, sedangakan untuk tegangan langkah yaitu sebesar 1372,5V pada bobot badan 50kg dan 1857,6V bobot badan 70kg pada luas zona grid 10 x 10 m2. tegangan sentuh yang didapat sebesar 832,87V pada bobot badan 50kg dan 1127,2V bobot badan 70kg. sedangakan untuk tegangan langkah yaitu sebesar 2743,2V pada bobot badan 50kg dan 3712,8V bobot badan 70kg pada luas zona grid 50 x 50 m2. Hasil akumulasi arus gangguan akibat sirja petir dengan variasi arus injeksi dimana semakin besar arus injeksi yang diberikan maka semakin besar arus gangguan surja petir yang timbul.Lightning strikes in power systems can compromise system reliability and have always been one of the major challenges in the substation design process. Things that need to be considered in designing a grounding system include ground voltage increase (Ground Potential Rise), step voltage safety and touch voltage at the substation, and the magnitude of the impedance value due to lightning surges. The purpose of this study is to see the magnitude of the lightning strike current that occurs at the substation with variations in the area of the grid grounding zone at the substation. The simulation using the ETAP application using the FEM (Finite Element Method) method is made to display the bond between the grid zone area, conductor dimensions, and the increase in GPR due to lightning strikes. The voltage increase value is 13289V, the touch voltage obtained is 490.1V at 50kg body weight and 663.4V 70kg body weight, while the step voltage is 1372.5V at 50kg body weight and 1857.6V 70kg body weight at zone area grids 10 x 10 m2. The touch voltage obtained is 832.87V for a body weight of 50kg and 1127.2V for a body weight of 70kg. while the step voltage is 2743.2V for a body weight of 50kg and 3712.8V for a body weight of 70kg for a grid zone area of 50 x 50 m2. The accumulated fault current results from lightning surges with injection current variations where the greater the injection current, the greater the lightning surge fault current that arises.