Basuki Anondho
Universitas Tarumanagara

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA MASA PANDEMI COVID-19 YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PEKERJA KONSTRUKSI Julio Anthony; Basuki Anondho
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 2, Mei 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i2.16464

Abstract

ABSTRACTThe COVID-19 pandemic has greatly impacted various fields of human life. Because it is a disease that takes many lives and can spread quickly. The construction sector is one of the sectors that has been affected by this pandemic. This pandemic has resulted in a decline in development in Indonesia. This is believed to be due to a decrease in the value of construction which is the impact of the COVID-19 pandemic. Construction workers were judged to have a greater presentation of viruses because of the interactions they had with others. Therefore, a new strategy is needed to deal with the impacts that are considered capable of reducing the productivity of construction workers. Through a literature study, the researchers conducted a questionnaire on the factors that affect worker productivity during the COVID-19 pandemic. Then the results were compiled and distributed to project actors in projects located in Jabodetabek using a Likert scale to measure the level of influence of the variables tested. After the data is collected, the data is processed using the factor analysis method. The results show that there are 8 variables that affect the productivity of construction workers during the COVID-19 pandemic. After determining the dominant factors, there were 3 dominant factors that affected the productivity of construction workers during the COVID-19 pandemic.ABSTRAKPandemi COVID-19 sangat berdampak pada berbagai bidang dalam kehidupan manusia. Dikarenakan merupakan penyakit yang merenggut banyak korban jiwa serta dapat menular dengan cepat. Bidang konstruksimerupakan salah satu bidang menerima dampak dari pada pandemic ini. Pandemi ini mengakibatkan pembangunan di Indonesia mengamali penurunan.Hal ini dipercaya disebabkan oleh karena adanya penurunan nilai konstruksi yang diselesaikan yang merupakan dampak dari pada Pandemi COVID-19. Pekerja konstrukis dinilai memiliki presentase yang lebih besar terpapar virus ini dikarenakan interaksi yang harus dilakukan satu dengan yang lain. Oleh karena itu perlunya strategi baru dalam menghadapi dampak yang ditimbulkan yang dinilai mampu menurunkan produktivitas pekerja konstruksi. Melalui studi literatur peneliti melakukan identifikasi awal faktor mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi di masa pandemic COVID-19 Lalu hasil identifikasi awal tersebut disusun menjadi kuesioner yang disebarkan kepada para pelaku proyek di proyek yang berlokasi di Jabodetabek dengan menggunakan skala likert untuk mengukur tingkat pengaruh suatu variabel yang diuji. Setelah data telah terkumpul dilakukan pengolahan data menggunakan metode analisi factor. Didapatkan hasil terdapat 8 variabel yang mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi di masa pandemic COVID-19. Setelah itu dilakukan penentuan faktor dominan yang didapatkan berjumlah 3 faktor dominan yang mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi di masa pandemic COVID-19. 
PENETAPAN KUALIFIKASI DESA TERTINGGAL UNTUK PERENCANAAN PROYEK KONSTRUKSI Winny Augustine; Basuki Anondho
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 3, Agustus 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i3.5834

Abstract

Pembangunan daerah tertinggal penting untuk mengurangi kesenjangan wilayah, daerah rawan bencana, serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman dan cakupan pelayanan dasar bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan inklusif. Pembangunan daerah tertinggal tidak hanya meliputi aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial, budaya, dan keamanan (bahkan menyangkut hubungan antara daerah tertinggal dengan daerah maju). Sebelum pelaksanaan proyek dimulai ada baiknya dilakukan perencanaan terlebih dahulu yaitu dalam hal ini adalah penetapan kualifikasi daerah tertinggal. Setelah menetapkan kualifikasi daerah tertinggal, maka pengambilan keputusan untuk mengembangkan daerah tersebut dapat dilakukan dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah menetapkan suatu model sederhana sebagai masukan alternatif penetapan desa tertinggal melalui penyederhanaan variabel. Penelitian ini mengembangkan model dari Kemen DPDTT dan menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Google Maps. Digunakannya data Google Maps berdasarkan studi literatur jurnal tentang dan dikarenakan terdapat data yang tidak tersedia dalam BPS. Melalui uji hipotesis mean sampel ganda yaitu Uji t Sampel Independen, menunjukkan bahwa model perhitungan yang telah disederhanakan ini dapat digunakan sebagai penetapan kualifikasi desa tertinggal. Sebagai hasil, desa-desa pada sampel populasi yang termasuk dalam kategori desa tertinggal adalah desa Tubuhue, desa Baturaja, kelurahan Bon Kawir, desa Tudi, desa Sambori, desa Air Periukan, desa Tobolang.
IDENTIFIKASI FAKTOR PENGARUH DOMINAN KETERLAMBATAN PROYEK AKIBAT RANTAI PASOK PADA PENGADAAN PELAT BETON PRACETAK Firena Bian Saputri; Basuki Anondho
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8417

Abstract

One way that can be done to speed up the duration of the project is to use precast concrete slabs. However, the use of precast concrete slab elements in the project can be ineffective if in the order stage, production stage, until the delivery stage of precast concrete elements to the project site is not managed properly, which can cause delays in project duration. Therefore, the use of precast concrete slabs is very dependent on the supply chain management. To anticipate this risk, it is necessary to identify what are the dominant factors in the supply chain that affect the procurement of precast concrete slabs which can cause delays in project duration. The initial influence factors were collected through a literature study and interviews with a number of practitioners, followed by a survey using a questionnaire to a number of project actors in projects using precast concrete slabs. The Likert scale 1-5 is used to measure the level of influence of a factor identified on project delays. By using factor analysis techniques, as many as three groups of dominant supply chain factors affecting the procurement of precast concrete slabs were found, namely special factors, technical factors, and human error factors.ABSTRAKSalah satu cara yang dapat dilakukan demi mempercepat durasi proyek adalah menggunakan pelat beton pracetak. Namun, penggunaan elemen pelat beton pracetak di proyek bisa tidak efektif apabila dalam tahap pemesanan, tahap produksi, hingga tahap pengiriman elemen beton pracetak ke lokasi proyek tidak dikelola dengan baik, sehingga dapat menyebabkan keterlambatan durasi proyek. Oleh sebab itu, penggunaan pelat beton pracetak sangat bergantung pada manajemen rantai pasokannya. Untuk mengantisipasi risiko tersebut, perlu adanya identifikasi mengenai faktor dominan apa saja pada rantai pasok yang mempengaruhi pengadaan pelat beton pracetak yang dapat menyebabkan keterlambatan durasi proyek. Faktor pengaruh awal dikumpulkan melalui studi literatur dan wawancara kepada sejumlah praktisi, dilanjutkan dengan survei menggunakan kuesioner kepada sejumlah pelaku proyek di proyek yang menggunakan pelat beton pracetak. Skala Likert 1-5 digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh suatu faktor yang diidentifikasi terhadap keterlambatan proyek. Dengan menggunakan teknik analisis faktor, sebanyak tiga kelompok faktor dominan rantai pasok yang berpengaruh pada proses pengadaan pelat beton pracetak ditemukan, yaitu faktor khusus, faktor teknis, dan faktor human error.
PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP BIAYA PROYEK INFRASTRUKTUR DESA TERTINGGAL Pieter Geni; Basuki Anondho
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 1, Februari 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i1.7026

Abstract

According to the PDTu Strategic Plan, one of the factors affecting project in disadvantaged villages is the demographic characteristic factor in the region. These factors surely affect the cost of construction projects. Therefore, this study will analyze how much influence the characteristics of demographic characteristics have on project costs in disadvantaged villages. The study was conducted by collecting demographic characteristics data from BPS and cost of the road projects in the border area that had been converted in cost / km. Analysis of the data in this study using the SPSS program. The analysis begin with classical assumption test (normality and heterokedasticity test) and multiple linear regression test analysis (F test, t test and R2 calculation). Based on the F test and R2 calculation, the factors of demographic characteristics have a simultaneous influence and of 66.4% on the cost of underdeveloped village projects. But in the t test, only location and urbanization factors partially affect project costs. Therefor, new model of that 2 variable is needed. Based on the newest model, it can be concluded that the two variables have simultaneous influence and as much as 60.6% on the project costs. Geographical difficulty index factor is the most influential factor. AbstrakMenurut Rencana Strategis PDTu, salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proyek di desa tertinggal merupakan faktor karakteristik demografi di wilayah tersebut. Faktor-faktor tersebut juga tentu mempengaruhi biaya proyek konstruksinya. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisa seberapa besar pengaruh faktor-faktor karakteristik demografi terhadap biaya proyek di desa tertinggal. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data karakteristik demografi dari badan pusat statistik serta data biaya proyek jalan di daerah perbatasan yang telah dikonversi dalam biaya/km. Analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS. Analisis dilakukan dengan uji asumsi klasik (uji normalitas dan heterokedastisitas) dan analisis uji regresi linear berganda (uji F, t dan perhitungan R2). Berdasarkan uji F dan perhitungan R2, faktor- faktor karakteristik demografi mempunyai pengaruh secara simultan dan sebesar 66.4% terhadap biaya proyek desa tertinggal. Namun dalam uji t, hanya faktor lokasi dan urbanisasi yang mempengaruhi biaya proyek secara parsial. Sehingga dilakukan uji F, t dan perhitungan R2 untuk 2 variabel untuk mendapatkan model yang baru. Berdasarkan model terbaru, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel mempunyai pengaruh secara simultan dan sebesar 60.6% terhadap biaya proyek. Faktor indeks kesulitan geografis menjadi faktor yang paling berpengaruh.
PENENTUAN LOKASI TOWER CRANE PADA PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS SIMULASI Gerwyn Persulessy; Basuki Anondho
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8694

Abstract

Development of high-level building construction projects that require complex equipment that can be used in high-level construction, equipment used to help complete construction projects called heavy equipment. One of the heavy equipment used in high-rise buildings is a tower crane. The use and layout of tower cranes can speed up the schedule and save on project costs. Therefore many methods have been developed to determine the tower crane layout. This study will discuss determining the location of tower cranes by discussing simulations. The location will be determined based on the site map data which is processed in the form of a geometric arrangement and tower crane data specifications. Location determination is done by comparing the total travel time of several simulated locations according to several different speed criteria in a construction project. Speed criteria are divided into four times the jib speed and trolley speed. Location of the location with the total travel time will be taken as the final result. Different speed criteria will make the total travel time change. ABSTRAKPerkembangan proyek pembangunan gedung bertingkat tinggi yang semakin kompleks menyebabkan diperlukannya peralatan yang dapat mempermudah pembangunan gedung bertingkat, peralatan yang digunakan untuk membantu menyelesaikan tugas konstruksi disebut alat berat. Salah satu peralatan berat yang digunakan pada gedung bertingkat tinggi adalah tower crane. Penggunaan dan tata letak tower crane yang baik dapat mempercepat jadwal dan menghemat biaya proyek. Oleh karena itu banyak dikembangkan metode-metode untuk menentukan tata letak tower crane. Penelitian ini akan membahas penetapan letak lokasi tower crane dengan pendekatan  simulasi. Letak lokasi akan ditetapkan berdasarkan data site map yang diolah dalam bentuk geometric layout dan data spesifikasi tower crane. Penetapan lokasi dilakukan dengan cara membandingkan total travel time dari beberapa lokasi yang disimulasi sesuai dengan beberapa kriteria kecepatan yang berbeda-beda pada suatu proyek konstruksi. Kriteria kecepatan terbagi menjadi empat berdasarkan besarnya kecepatan jib dan kecepatan trolley. Letak lokasi dengan total travel time terkecil akan diambil sebagai hasil akhir. Kriteria-kriteria kecepatan yang berbeda disimulasi akan membuat total travel time berubah.
Analisis Faktor Pengaruh Dominan Perancangan Penerapan Model Rencana Insentif Pada Material Sisa Triongko Agatha Bayuaji; Basuki Anondho
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil VOLUME 4, NOMOR 3, AGUSTUS 2021
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v0i0.12374

Abstract

ABSTRACTThe incentive is an additional compensation given in monetary or non-monetary form so that the parties involved in a job try their best to complete their work properly without reducing the quality of work. The purpose of this study is to find out what dominant factors need to be considered in implementing an incentive plan and to find out whether this incentive plan model affects the residual material. This research was conducted by processing primary data in the form of a Likert scale questionnaire. A Likert scale of 1-5 is used to measure the level of influence of an identified factor on the incentive plan. In the process, this research uses the Factor Analysis Method with a significance level of 5% and is assisted by the application of Statistics Product and Service Solutions (SPSS) or a statistical package for social sciences to test and calculate data. Based on the research results obtained 3 dominant factors that need to be considered in the implementation of the incentive plan, in the research interview some experts agreed and disagreed with this incentive plan model for the reduction of waste material based on several considerations.ABSTRAKInsentif adalah suatu kompensasi tambahan yang diberikan dalam bentuk moneter atau nonmoneter supaya pihak-pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan berusaha semaksimal mungkin dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik tanpa mengurangi kualitas kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dominan apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan rencana insentif dan mengetahui apakah model rencana insentif ini mempengaruhi material sisa. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data primer berupa angket skala likert. Skala likert 1-5 digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh suatu faktor yang diidetifikasi terhadap rencana insentif. Dalam pengerjaannya, penelitian ini menggunakan Metode Analisis Faktor dengan taraf signifikansi 5% dan dibantu dengan aplikasi Statistics Product and Service Solutions (SPSS) atau paket statistik untuk ilmu sosial untuk menguji dan menghitung data. Berdasarkan hasil penelitian didapat 3 faktor dominan yang perlu diperhatikan dalam penerapan rencana insentif, dalam wawancara penelitian terdapat ahli yang setuju dan tidak setuju dengan model rencana insentif ini untuk pengurangan material sisa berdasarkan beberapa pertimbangan.Insentif adalah suatu kompensasi tambahan yang diberikan dalam bentuk moneter atau nonmoneter supaya pihak-pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan berusaha semaksimal mungkin dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik tanpa mengurangi kualitas kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dominan apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan rencana insentif dan mengetahui apakah model rencana insentif ini mempengaruhi material sisa. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data primer berupa angket skala likert. Skala likert 1-5 digunakan untuk mengukur tingkat pengaruh suatu faktor yang diidetifikasi terhadap rencana insentif. Dalam pengerjaannya, penelitian ini menggunakan Metode Analisis Faktor dengan taraf signifikansi 5% dan dibantu dengan aplikasi Statistics Product and Service Solutions (SPSS) atau paket statistik untuk ilmu sosial untuk menguji dan menghitung data. Berdasarkan hasil penelitian didapat 3 faktor dominan yang perlu diperhatikan dalam penerapan rencana insentif, dalam wawancara penelitian terdapat ahli yang setuju dan tidak setuju dengan model rencana insentif ini untuk pengurangan material sisa berdasarkan beberapa pertimbangan.
ANALISIS FAKTOR MANAJEMEN PROYEK DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PROYEK INFRASTRUKTUR DI DAERAH PEDESAAAN Hansen Hansen; Basuki Anondho
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 4, November 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i4.6304

Abstract

Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) yang dikeluarkan Kementerian Desa Tahun 2015, terdapat 61% desa di 122 daerah (kabupaten) tertinggal tergolong sangat tertinggal dan 28% tergolong tertinggal. Munculnya daerah tertinggal disebabkan karena adanya kesenjangan pembangunan antara desa dan kota di Indonesia. Untuk mengurangi kesenjangan pembangunan diperlukan pembangunan daerah tertinggal. Salah satunya adalah melakukan pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Desa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Manajemen proyek konstruksi di desa dapat menjadi tantangan karena sumber daya yang sangat terbatas, faktor risiko yang unik, lokasi terpencil, dan kurangnya ahli manajemen konstruksi. Dalam pelaksanaannya akan muncul berbagai macam masalah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengaruh. Karakteristik pedesaan yang berbeda-beda menyebabkan adanya kemungkinan faktor pengaruh terhadap pelaksanaan konstruksi dapat berbeda. Penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor manajemen proyek dominan yang mempengaruhi pelaksanaan proyek pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan. Penelitian dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada manajer kontraktor dari Kementerian Desa yang pernah terlibat dalam proyek infrastruktur jalan, jembatan, dan embung di suatu daerah pedesaan. Analisis data dilakukan dengan metode analisis faktor yang perhitungannya menggunakan program SPSS. Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor manajemen proyek dominan yang mempengaruhi pelaksanaan proyek pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan adalah komunikasi, teknologi, biaya, kondisi cuaca, material, dokumentasi, dan skala kontraktor.
PERINGKAT FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT AKIBAT PANDEMI COVID-19 Pepita Devina; Basuki Anondho
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 1, Februari 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i1.16446

Abstract

Delays are a common problem in the construction industry and create a major concern for project performance. With the announcement of the 2019 coronavirus disease pandemic, known as COVID-19, which hit Indonesia for the first time in March 2020, it led to the emergence of regulations to reduce the number of cases that created limitations, one of which led to social distancing and mass quarantines that stopped most activities. The effects of the pandemic on construction services include delays in delivery, a decline in labor productivity, the suspension of several ongoing projects, price increases, security concerns about the spread of the virus, and the transition to working from home. Data were collected through a literature study with a survey using a questionnaire to experts from the construction industry. For this purpose, 15 different procrastination factors were identified from several journals on delays. The purpose of this study is to identify whether the delay factors are affected by the pandemic, especially construction projects that occur in high-rise buildings in the Jabodetabek area, using the relative importance index method. The ranking of the delay factors is shown according to their level of influence in the pandemic, the first rank is obtained, the first rank is the shortage of materials and equipment and followed by several other factors. After knowing the factor rankings, it is hoped that it will help the construction sector have a good assessment of the main causes of delays during the pandemic.Keterlambatan merupakan masalah yang umum terjadi di industri konstruksi dan menciptakan kekhawatiran utama untuk kinerja proyek. Dengan diumumkan adanya pandemi coronavirus disease 2019 atau dikenal dengan COVID19, yang melanda Indonesia pertama kali pada Maret 2020 menyebabkan munculnya peraturan guna menekan angka kenaikan kasus yang membuat keterbatasan, dimana salah satunya menyebabkan adanya social distancing dan karantina massal yang menghentikan sebagian besar kegiatan. Pengaruh pandemi terhadap jasa konstruksi diantaranya terjadi keterlambatan pengiriman, penurunan produktivitas tenaga kerja, penangguhan beberapa proyek yang sedang berlangsung, kenaikan harga, kekhawatiran keamanan tentang penyebaran virus, serta transisi untuk bekerja dirumah. Data dikumpulkan melalui studi literatur dengan survei menggunakan kuesioner kepada para ahli dari industri konstruksi. Untuk tujuan ini, 15 faktor penundaan yang berbeda diidentifikasi dari beberapa jurnal tentang keterlambatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah faktor-faktor keterlambatan terkena dampak dari adanya pandemi, terutama proyek konstruksi yang terjadi pada bangunan gedung bertingkat di daerah jabodetabek, dengan metode relative importance index. Peringkat faktor keterlambatan ditunjukkan sesuai dengan tingkat terpengaruh mereka pada pandemi, peringkat pertama didapat peringkat pertama adalah kekurangan material dan peralatan dan diikuti beberapa faktor lainnya. Setelah mengetahui peringkat faktor diharap membantu sektor konstruksi memiliki penilaian yang baik dalam penyebab utama keterlambatan saat pandemi berlangsung.
FAKTOR ASPEK LEGAL DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PROYEK KONSTRUKSI DI PEDESAAN Rian Heriawan; Basuki Anondho
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 3, Agustus 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i3.5829

Abstract

Pembangunan Nasional telah berlangsung selama lebih dari 70 tahun sejak Indonesia merdeka, Namun proses pembangunan yang dilaksanakan selama ini masih mengalami masalah kesenjangan khususnya diwilayah pedesaan. Dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019) dinyatakan bahwa terdapat 122 kabupaten tertinggal. Banyak kendala yang dihadapi dalam proses pembangunan daerah salah satu kendalanya adalah permasalahan hukum yang menghambat laju pembangunan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan bahwa permasalahn hukum ini timbul karena beberapa faktor seperti ketidakstabilan sosiopolitik, perekonomian daerah, pendidikan daerah, kualitas lembaga hukum yang buruk. dan keberagaman model lingkungan di setiap daerah. Oleh karena itu, studi ini melakukan penelitian tentang faktor aspek legal dominan yang mempengaruhi proyek konstruksi di pedesaan Indonesia . Penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada sejumlah kontraktor sebagai responden yang mengerjakan proyek dari Kemendes PDTT (Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis multivariate yaitu metode analisi faktor yang dimulai dari uji validitas, uji reliabilitas, uji KMO (Kaiser-Mayer-Olkin measure of sampling adequacy), Uji Bartlett’s Test Sphericity, dan uji MSA (Measuresof Sampling Adequacy). Hasil dari analisi yang dilakukan menunjukan bahwa perekonomian daerah dan pemilihan pemenag lelang menjadi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laju pembangunan daerah tertinggal.
FAKTOR DEMOGRAFI DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI PEDESAAN INDONESIA Samuel Semaya; Basuki Anondho
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 1, Februari 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i1.6975

Abstract

National development for almost 70 years since independence Indonesia has produced various advances, but it was realized that the development process carried out so far turned out to have caused a residual problem of development inequality, especially in rural areas. the development approach which only emphasizes macroeconomic growth tends to lead to a large development gap between regions. Therefore, this study would like to conduct a study of the dominant demographic characteristic factors affecting construction projects in rural Indonesia. The research was conducted by distributing questionnaires to contractors selected by the Ministry of Village. The source of the questionnaire used is through previously identified journals and books. The method used in analyzing data is factor analysis. Data analysis was carried out starting from the validity test, reliability test, KMO test, MSA test, communality test, and determining the dominant influence factor. Based on the data analysis conducted, it was concluded that the most dominant demographic characteristic factors affecting road construction projects in rural Indonesia were education, gender, age, urbanization, and labor.AbstrakPembangunan nasional selama hampir 70 tahun sejak Indonesia merdeka telah menghasilkan berbagai kemajuan, namun disadari bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan selama ini ternyata telah menimbulkan residu masalah kesenjangan pembangunan, khususnya wilayah pedesaan. pendekatan pembangunan yang hanya menekankan pada pertumbuhan ekonomi makro, cenderung menimbulkan terjadinya kesenjangan pembangunan antar wilayah yang cukup besar. Oleh karena itu, studi ini ingin melakukan penelitian tentang faktor demografi dominan yang mempengaruhi proyek konstruksi jalan di pedesaan Indonesia. penelitian dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada kontraktor yang dipilih oleh Kementerian Desa. Sumber kuesioner yang digunakan adalah melalui jurnal dan buku yang telah diidentifikasi lebih dulu. Metode yang dipakai dalam menganalisis data adalah analisis faktor. Analisis data dilakukan mulai dari uji validitas, uji reliabilitas, uji KMO, uji MSA, uji komunalitas, dan menentukan faktor pengaruh dominan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa faktor demografi yang paling dominan yang mempengaruhi terhadap proyek konstruksi jalan di pedesaan Indonesia adalah pendidikan, jenis kelamin, usia, urbanisasi, dan tenaga kerja.