Chaidir Anwar Makarim
Universitas Tarumanagara

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analisis Daya Dukung Fondasi Dangkal Jalan Raya di Atas Tanah Clayshale Kenji Kasan Putra; Chaidir Anwar Makarim
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 2, Mei 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i2.16623

Abstract

Tanah clayshale adalah sebuah sedimen yang berbentuk butiran halus terbentuk dari konsolidasi mineral lempung yang mempunyai karakter kembang susut yang sangat besar apabila terjadi perubahan kadar air. Merupakan hasil pelapukan atau transportasi batuan sedimentasi tipe mekanik dengan material timbunan, daya dukung fondasi, kestabilan lereng konstruksi bawah tanah dan lain sebagainya. Pada skripsi kali ini akan membahas mengenai konstruksi jalan raya di atas tanah clayshale yang ditinggikan. Untuk melindungi tanah clayshale dari degradasi kekuatan tanah, maka permukaan tanah clayshale di isolasi menggunakan slab beton, kemudian di atasnya diberikan tanah urug. Beban daripada jalan raya tersebut ditransfer di bawah langsung ke tanah clayshale bukan ke tanah urug. Tanah urug digunakan untuk mengurangi kemungkinan kenaikan air tanah sementara akibat hujan. Hasil yang didapat disajikan dan semua peraturan yang terkait digunakan seperlunya. Hasil dari analisis yang didapat dari perhitungan daya dukung fondasi sebelum degradasi NSPT sebesar 72.16 Ton. Lalu untuk daya dukung fondasi setelah degradasi NSPT sebesar 35% sebesar 52.109 Ton, 40% sebesar 49.096 Ton, 50% sebesar 44.083 Ton. Sehingga jika dibandingkan dengan beban luar sebesar 36.050 Ton, fondasi kuat menahan beban luar di atasnya. Clayshale soil is a sediment of a fine grains formed from the consolidation of clay minerals that have a very large shrinkage character when there is a change in water content. It is the result of weathering or transportation of mechanical type sedimentary rock with embankment material, foundation bearing capacity, slope stability of underground construction and so on. In this thesis, we will discuss the construction of highways on elevated clayshale soil. To protect the clayshale soil from the degradation of soil strength, the clayshale soil surface is isolated using a concrete slab, then fill soil is given on it. The load from the highway is transferred below directly to the clayshale soil rather than to the backfill. Backfill is used to reduce the possibility of temporary groundwater rise due to rain. The results obtained are presented and all relevant regulations are applied as necessary. The result of the analysis obtained from the bearing capacity of the foundation before NSPT degradation is 72.16 Tons. Then for the bearing capacity of the foundation after NSPT degradation, 35% is 52.109 tons, 40% is 49,096 tons, 50% is 44.083 tons. So when compared to the external load of 36,050 Tons, the foundation is strong enough to withstand external loads on it.
ANALISIS SERVICE LIFE TERHADAP BERBAGAI JENIS MATERIAL REKLAMASI DIATAS TANAH LUNAK Jessica Immanuel; Chaidir Anwar Makarim
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 1, Februari 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i1.3039

Abstract

Perkembangan teknologi yang pesat di masa kini dalam setiap aspek kehidupan berbanding lurus dengan meningkatnya aktivitas yang dilakukan oleh manusia Hal ini mendorong meningkatnya kebutuhan manusia akan lahan, sedangkan lahan yang tersedia konstan. Problematika ini memunculkan suatu solusi yang disebut reklamasi. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menambah luasan daratan untuk suatu aktivitas yang sesuai di wilayah tersebut. Dalam suatu proyek pembuatan lahan reklamasi, pada umumnya digunakan material pasir. Namun seiring berkembangnya jaman, digunakan material lain yang dianggap lebih murah dan jumlahnya banyak. Pasir, batu, dan lumpur adalah beberapa jenis tanah yang seringkali digunakan sebagai material pengisi lahan reklamasi. Penggunaan suatu jenis material reklamasi bergantung pada beberapa pertimbangan, beberapa yang perlu diperhatikan adalah sifat dan dampak penurunan yang akan terjadi di masa depan. Sedangkan, setiap struktur atau bangunan yang akan berdiri diatasnya direncanakan memiliki umur layannya masing-masing. Dampak penurunan pada setiap jenis material reklamasi yang berbeda-beda dapat berdampak pada suatu umur layan suatu bangunan yang akan berdiri diatasnya. Dari beberapa data tanah yang mewakili sifat suatu jenis material, akan dilakukan analisis penurunan (konsolidasi) dengan suatu program pembantu. Dari hasil analisis, dapat diinterpretasikan perbedaan penurunan yang terjadi dan dampak yang dapat ditimbulkan terhadap rencana umur layan suatu bangunan tertentu. Analisis umur layan terhadap jenis tanah material reklamasi tertentu diperlukan guna mencapai suatu umur layan yang direncanakan.
ANALISIS DINDING PENAHAN TANAH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MENGGUNAKAN PROGRAM MIDAS GTS NX James Bastian Halim; Chaidir Anwar Makarim
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8374

Abstract

A retaining wall at a river bend in Depok cannot hold the soil behind the wall that cause the wall collapses and the soil landslide. The retaining wall is using shallow foundation. Therefore, a new wall is needed to prevent the land from sliding. The research method was using finite element method and Midas GTS NX program using 1 boring log data, 40cmx40cm for pole size and three types of walls with different capping beam size. In this analysis, the value of L2 is smaller than L1, which indicated an unusual thing, in general the value of L2 is equal or greater than L1, L1 is length of the free pole and L2 is length of the pole through the ground surface. The value of L1 can increase due to the river currents that erode riverbeds. The analysis showed the three types of walls has fulfilled the maximum limit of lateral deformation 8.4cm and maximum limit moment from the brochure 224.2kNm. From the three types of wall, type 1 wall is selected with displacement value of 2.454cm and a maximum moment of 116.592kNm. Type 1 wall were chosen because it require a minimum cost of Rp 458.821.479,072 less than other types. Dinding penahan tanah disebuah tikungan sungai di Depok tidak dapat menahan tanah yang berada di belakangnya sehingga dinding tersebut roboh dan menyebabkan tanah di belakang dinding longsor. Dinding penahan tanah tersebut didesain dengan menggunakan pondasi dangkal. Oleh karena itu, diperlukan dinding penahan tanah yang baru dengan menggunakan tiang pancang untuk mencegah tanah tersebut longsor lagi. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan program Midas GTS NX dengan menggunakan 1 data boring log, ukuran tiang 40cmx40cm dan tiga tipe dinding dengan ukuran capping beam yang berbeda. Dalam analisa ini, besarnya nilai L2 lebih kecil dari L1 yang menunjukkan hal tidak lazim yang pada umumnya besarnya nilai L2 sama atau lebih besar dari L1 dimana L1 merupakan panjang tiang bebas dan L2 merupakan panjang tiang menembus permukaan tanah. Besarnya nilai L1 dapat meningkat akibat adanya arus sungai yang menggerus dasar sungai. Hasil analisa menunjukkan ketiga tipe dinding telah memenuhi syarat batas maksimum deformasi lateral dinding sebesar 8.4cm dan batas maksimum momen dari brosur 224.2kNm. Dari ketiga tipe dinding tersebut dipilih dinding tipe 1 dengan nilai displacement sebesar 2.454cm dan momen maksimum 116.592kNm. Dinding tipe 1 dipilih karena membutuhkan biaya paling minimum sebesar Rp 458.821.479,072 lebih kecil dibandingkan dengan tipe lainnya.
ANALISIS PERBANDINGAN PENURUNAN FONDASI DANGKAL DI TANAH GAMBUT DENGAN STABILISASI KAPUR DAN ABU SEKAM PADI Aviva Stevani; Chaidir Anwar Makarim
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 4, Nomor 1, Februari 2021
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v0i0.11099

Abstract

The increase in housing needs is in line with the increase in the population. Residential buildings in Indonesia are only about 1-2 floors, which require shallow foundations to support. Land is one of the important aspects, where it supports the entire building that stands on it. One of the development constraints encountered in Kalimantan is the peat soil. The construction on peatland will cause problems such as low bearing capacity and large deformation, therefore it needs improvement before use. This study aims to find out the overview of shallow foundation settlement  with a size of 2 m x 2 m with a depth of 1 m in untreated soils with a thickness of 6 m and in stabilized peat soils. Stabilization used by 10% of the dry weight of the soil with a content of 30% lime + 70% ash husk rice. Calculation of the settlement in stabilized peat soil, there’re 5 variations of stabilization thickness ranging from 2 m – 6m. Within 30 years, the total settlement of untreated peat soil by 1,25828 m, as well as for stabilizing peat soils with a thickness of 2 m - 6 m experienced a total settlement of 0,534587 m to 0,379714 m. Peningkatan kebutuhan rumah tinggal selaras dengan peningkatan jumlah penduduk. Pada umumnya bangunan rumah tinggal di Indonesia hanya berkisar 1- 2 lantai, dimana membutuhkan fondasi dangkal untuk menopang beban. Tanah merupakan salah satu aspek penting, dimana tanah menopang seluruh bangunan yang berdiri diatasnya. Salah satu kendala pembangunan yang ditemui di Kalimantan adalah lapisan tanah gambut. Pembangunan bangunan diatas tanah gambut akan menimbulkan masalah seperti daya dukung yang rendah serta penurunan yang besar, maka dari itu perlu perbaikan sebelum digunakan. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui sebuah gambaran mengenai penurunan fondasi dangkal dengan ukuran 2 m x 2 m dengan kedalaman 1 m pada tanah gambut asli  (untreated soil) dengan ketebalan 6 m serta pada tanah gambut yang telah distabilisasi. Stabilisasi yang digunakan sebesar 10% dari berat kering tanah dengan kadar 30% kapur + 70% abu sekam padi. Perhitungan penurunan pada tanah gambut yang telah distabilisasi, ada 5 variasi ketebalan stabilisasi mulai dari 2 m – 6m. Dalam jangka waktu 30 tahun, penurunan total tanah gambut asli sebesar 1,25828 m, serta untuk tanah gambut stabilisasi dengan ketebalan 2 m – 6 m mengalami penurunan total sebesar 0,534587 m sampai 0,379714 m. 
ANALISIS DISPLACEMENT PADA TIANG TUNGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PUSHOVER ANALYSIS Pieter Kristianto Syafrin; Chaidir Anwar Makarim; Amelia Yuwono
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 2, Mei 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i2.6986

Abstract

All construction that is engineered and built rests on the ground must be supported by foundation. Foundation is the lowest part of structure that is done first and has important function in the construction of a building to continue the burden on the structure which will then be forwarded to the soil below. The term upper structure is generally used to describe part of an engineering system that carries a burden on the foundation or bottom structure. On the basis of the definition of this foundation, it can be explained that foundation is the most important part of the engineering system. (Bowles, 1991). Single pile foundations can be used on various types of soil and one of them is soft soil. To analyze elastic and non-elastic single piles in the condition of free heads and fixed heads in various dimensions, they were designed according to SNI 1726: 2012 and evaluated using the spectrum capacity method regulated in ATC-40. Based on the results of the study, a pile drift ratio and performace point values will be obtained which describe the behavior of the pile due to gradual lateral force. Results obtained describe the behavior of all the single pile models analyzed. AbstrakSemua konstruksi yang direkayasa dan dibangun bertumpu di tanah harus ditopang oleh fondasi. Fondasi adalah bagian terendah dari struktur yang dikerjakan terlebih dahulu dan memiliki fungsi penting dalam pembangunan sebuah bangunan untuk meneruskan beban struktur di atasnya yang kemudian akan diteruskan ke tanah dan bebatuan yang berada di bawah. Istilah struktur atas umumnya digunakan untuk menggambarkan bagian dari sistem rekayasa yang membawa beban pada pondasi atau struktur bawah. Atas dasar definisi yayasan ini, dapat dijelaskan bahwa yayasan adalah bagian terpenting dari sistem teknik. (Bowles, 1991). Fondasi tiang tunggal dapat digunakan pada berbagai jenis tanah dan salah satunya adalah tanah lunak. Untuk dapat menganalisis tiang tunggal elastis dan tidak elastis dalam kondisi kepala bebas dan kepala tetap dalam berbagai dimensi, mereka dirancang berdasarkan SNI 1726: 2012 dan dievaluasi menggunakan metode kapasitas spektrum yang diatur dalam ATC-40. Berdasarkan hasil penelitian, akan diperoleh suatu nilai pile drift ratio dan performace point yang menggambarkan perilaku tiang akibat diberikan gaya lateral secara bertahap.. Hasil yang diperoleh menggambarkan perilaku semua pemodelan tiang tunggal yang dianalisis.
ANALISIS CREEP TERHADAP MATERIAL PENGISI LUMPUR YANG DIGUNAKAN DI KAWASAN REKLAMASI Max Suyatno Samsir; Chaidir Anwar Makarim
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 1, Februari 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i1.3040

Abstract

Reklamasi daratan adalah proses pembuatan daratan baru dari dasar laut dengan cara menimbun areal reklamasi tersebut dengan menggunakan material pengisi. Material pengisi tersebut dapat berupa batu, pasir bahkan lumpur. Penggunaan lumpur sebagai materal pengisi dapat dikatakan kontroversial mengingat lumpur dapat mengalami konsolidasi primer dan sekunder. Konsolidasi sekunder atau yang biasa disebut creep, adalah penurunan yang berjangka panjang dan berkemungkinan besarnya melebihi konsolidasi primer. Namun dalam realita, fenomena creep jarang sekali diperhitungkan oleh perencana. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa fenomena creep sangat penting untuk diperhitungkan. Untuk menganalisisnya digunakan program dengan metode boussinesq. Penelitian ini dilakukan dengan menghitung besar creep yang terjadi pada material pengisi lumpur dengan menggunakan embankment load dengan tinggi yang berbeda. Simulasi ini menunjukkan bahwa creep sangat penting untuk diperhitungkan.
ANALISIS ALTERNATIF PERBAIKAN TANAH LUNAK DAN SANGAT LUNAK PADA JALAN TOL Christian Eka Putra; Chaidir Anwar Makarim
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8382

Abstract

The existence of soft soil is one of the problems in the field of construction. Soft soil is soil that has high water content and low carrying capacity. In the case of this toll road, soil investigation at the site shows that the subgrade in the toll road planning is soft clay soil to a depth of 32 meters so that soil improvement is needed. High landfill built on soft subgrade without reinforcement will experience landslides. So it is necessary to strengthen the landfill and repair the subgrade to prevent road slides. The soil improvement methods in use are vacuum preloading and Prefabricated Vertical Drain with the vacuum functioning as an additional load. In addition to accelerating the consolidation process, the vacuum can also reduce the height of the embankment needed to achieve the desired planned road elevation. Strengthening with geotextile is also carried out on the landfill with a height of 5.94 meters so that there is no landslide on the fill. Using soil improvement methods such as vacuum preloading and prefabricated vertical drain will increase the bearing capacity of the soil so that differences in bearing capacity occur before and after repair. AbstrakKeberadaan tanah lunak menjadi salah satu masalah dalam bidang konstruksi. Tanah lunak adalah tanah yang memiliki kadar air yang tinggi dan daya dukung yang rendah. Pada kasus jalan tol ini, penyelidikan tanah di lokasi menunjukan bahwa tanah dasar pada perencanaan jalan tol merupakan tanah lempung lunak hingga kedalaman 32 meter sehingga dibutuhkan perbaikan tanah dasar. Timbunan tinggi yang dibangun di atas tanah dasar lunak tanpa perkuatan akan mengalami kelongsoran. Sehingga diperlukan perkuatan timbunan dan perbaikan tanah dasar untuk mencegah kelongsoran jalan. Metode perbaikan tanah yang digunakan adalah vacuum preloading dan Prefabricated Vertical Drain dengan vacuum berfungsi sebagai beban tambahan. Selain mempercepat proses penurunan, vacuum juga dapat mengurangi tinggi timbunan yang dibutuhkan untuk mencapai elevasi jalan rencana yang diinginkan. Perkuatan dengan geotextile juga dilakukan pada timbunan dengan tinggi yang mencapai 5.94 meter supaya tidak terjadi kelongsoran pada timbunan tersebut. Dengan menggunakan metode perbaikan tanah berupa vacuum preloading dan prefabricated vertical drain akan meningkatkan daya dukung tanah sehingga akan diketahui perbedaan daya dukung yang terjadi sebelum dan sesudah diperbaiki.
PERILAKU KEGAGALAN KONSTRUKSI JALAN RAYA YANG BERTUMPU PADA FONDASI TIANG DI TANAH CLAY SHALE Hansel Adisurya; Chaidir Anwar Makarim
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 1, Februari 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i1.16516

Abstract

Clay shale has unique mechanical properties compared to other soil types. When dry and undisturbed, clay shale will shrink and resemble hard rock. When the clay shale layer exposes to air and water, it will expand and experience weathering that causes its shear strength to decrease drastically. This research aimed to analyze highway construction that requires strengthening the pile foundation and found a layer of clay shale. The shear strength of clay shale can be reduced by 20% – 80% when exposed to air and water. This study assumes that the clay shale has reduced shear strength due to weathering by 50%. The displacement analysis will use the MIDAS GTS NX program. The results of the axial bearing capacity of the pile with a diameter of 0,8 m and a length of 8 m before the shear strength reduction was 47 tons, while after the shear strength reduction was 33 tons. It needs five piles to carry the design load, whereas if the clay shale's shear strength is 100%, it only needs four. The results of the analysis of highway displacement without pile reinforcement are 50 mm, and it would be 30 mm if the roads are using the pile reinforcement.Clay shale memiliki sifat mekanis yang unik dibandingkan dengan jenis tanah lainnya. Ketika dalam kondisi kering dan tidak terganggu, clay shale akan menyusut dan sifatnya menyerupai batuan yang sangat keras. Ketika lapisan clay shale terekspos oleh udara dan air maka clay shale akan mengembang dan mengalami pelapukan yang menyebabkan kekuatan gesernya menurun secara drastis. Penulisan ini akan membahas konstruksi jalan raya yang memerlukan perkuatan fondasi tiang dan ditemukan lapisan clay shale. Kuat geser clay shale dapat tereduksi sebesar 20% – 80% bila terekspos udara dan air. Pada studi ini, diasumsikan clay shale mengalami reduksi kuat geser akibat pelapukan sebesar 50%. Analisis displacement akan menggunakan program MIDAS GTS NX. Hasil daya dukung aksial tiang dengan diameter 0,8 m dan panjang 8 m sebelum reduksi kuat geser sebesar 47 ton, sedangkan sesudah reduksi kuat geser sebesar 33 ton. Oleh karena itu diperlukan 5 buah tiang pancang untuk memikul beban rencana, sedangkan jika kuat geser clay shale tidak direduksi akan dibutuhkan hanya 4 buah tiang pancang. Hasil analisis displacement jalan raya tanpa perkuatan tiang pancang sebesar 50 mm dan displacement ketika menggunakan perkuatan tiang pancang sebesar 30 mm.
ANALISIS MODEL KEGAGALAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL 2 LANTAI AKIBAT RANGKAK DI BAWAH LERENG TIMBUNAN Jeffri Ardianto; Chaidir Anwar Makarim
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil VOLUME 4, NOMOR 3, AGUSTUS 2021
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v0i0.12585

Abstract

Construction of houses on slopes certainly has risks that can cause landslides on the slopes. One of the construction projects on slope area experienced a construction failure which caused the destruction of a 2-storey house. It is suspected that the planning of the building did not take into account the optimal rainfall. The author makes a model analysis similar to that case using a shallow foundation. The subgrade in this case is soft soil from rice fields which is then backfilled with silty clay. The soft soil beneath this embankment experiences creep, where the soil continues to move slowly even without a load. The author analyzes the settlement due to creep manually. The author also analyzes the safety factor of slope stability due to rising ground water levels. Based on the calculation results, the settlement was obtained at 14,8456 cm which is almost close to the maximum settlement limit of 15 cm. While the safety factor obtained from the application of the equilibrium limit before the rain is 1,311 but after experiencing a 5 m increase in ground water the safety factor is 1,032 which is less than 1,25.Keywords: creep, settlement, shallow foundation, slope stabilityPembangunan rumah di daerah lereng tentu memiliki risiko yang dapat menyebabkan kelongsoran pada daerah lereng. Salah satu proyek pembangunan pada suatu daerah lereng mengalami kegagalan konstruksi yang menyebabkan hancurnya rumah tinggal 2 lantai. Diduga dalam perencanaan bangunan tidak memperhitungkan curah hujan optimal. Penulis membuat analisis model yang mirip dengan kasus tersebut dengan menggunakan fondasi dangkal. Tanah dasar pada kasus ini adalah tanah lunak bekas persawahan yang kemudian di timbun dengan tanah lempung kelanauan. Tanah lunak di bawah tanah timbunan ini mengalami rangkak yang dimana tanah terus bergerak secara lambat walaupun tanpa adanya beban. Penulis menganalisis penurunan akibat dari rangkak secara manual. Penulis juga menganalisis faktor keamanan kestabilan lereng akibat dari naiknya muka air tanah. Berdasarkan hasil perhitungan, penurunan total terbesar diperoleh sebesar 14,8456 cm yang hampir mendekati batas penurunan maksimum 15 cm. Sedangkan faktor keamanan yang diperoleh dari aplikasi kesetimbangan batas sebelum hujan sebesar 1,311 tetapi setelah mengalami kenaikan muka air tanah 5 m faktor keamanannya sebesar 1,187 yang dimana faktor keamanan kurang dari 1,25.Kata kunci: rangkak, penurunan tanah, fondasi dangkal, kestabilan lereng
PERBEDAAN DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL DI TANAH GAMBUT DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN EPOXY DI KALIMANTAN Avira Natasyah Wihelmina; Chaidir Anwar Makarim
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 4, Nomor 1, Februari 2021
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v0i0.11070

Abstract

The construction of residential houses in East Kalimantan will continue to increase, if we do not know the nature and characteristics of the peat soil itself, there will be many problems or construction failures. Peat soil or better known as peat soil has a low soil bearing capacity and a large settlement. This study aims to determine the bearing capacity and subsidence in the soil in East Kalimantan when using a shallow square foundation measuring 2m x2m with a depth of 1.5m and the efficiency of the cost of making the foundation when using epoxy  and not using epoxy, as a paint that protects the foundation layer from high acidity of peat soils. Keywords: peat;bearing capacity;epoxy. Pembangunan konstruksi rumah tinggal di Kalimantan timur akan terus meningkat, apabila kita tidak mengetahui sifat dan karakteristik dari tanah gambut itu sendiri maka akan terjadi banyak masalah atau kegagalan konstruksi. Tanah gambut atau yang lebih dikenal dengan nama peat soil memiliki daya dukung tanah yang rendah dan penurunan yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung dan penurunan pada tanah dikalimantan timur apabila menggunakan fondasi dangkal bujur sangkar yang berukuran 2m x2m dengan kedalaman 1,5m dan efisiensi harga pembuatan fondasi apabila menggunakan cat epoxy dan tidak menggunakan cat epoxy,sebagai cat yang melindungi lapisan fondasi dari kadar keasaman tanah gambut yang tinggi.Kata kunci: gambut; daya dukung; epoxy.