Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBINGKAIAN BERITA AKSI UNJUK RASA MENOLAK UNDANG – UNDANG CIPTA KERJA Wahyu Widiyaningrum; M. Isnaini
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jikb.v6i2.494

Abstract

Aksi unjuk rasa di sejumlah kota di Indonesia pada tanggal 5 sampai dengan 8 Oktober 2020 sebagai wujud penolakan atas Pengesahan Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja (Ciptaker) oleh pemerintah ramai diberitakan oleh media massa terutama media online. Liputan6.com dan Tirto.id sebagai salah satu media massa online di Indonesia juga memberitakan demonstrasi yang dilakukan untuk menolak pengesahan UU Omnibus Law. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa seberapa jauh media Liputan6.com dan Tirto.id mengusahakan penonjolan isu-isu melalui pemberitaan demonstrasi, dan membandingkan bagaimana masing-masing media mengkonstruksi realitas dan membingkai unjuk rasa menolak UU Omnibus Law dalam pemberitaannya. Penelitian ini menggunakan analisis framing Robert M. Entman untuk mengetahui dan membandingkan pembingkaian mengenai aksi unjuk rasa menolak Undang Undang Omnibus Law di Liputan6.com dan Tirto.id. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberitan Liputan6.com cenderung fokus pada kericuhan yang terjadi selama demonstrasi dan mengesampingkan pemberitaan mengenai apa yang menjadi tuntutan massa saat demonstrasi. Adapun Tirto.id berusaha untuk merepresentasikan realita mengenai unjuk rasa penolakan UU Omnibus Law dengan pemberitaan yang lebih objektif dan berimbang.
Pemaknaan Maskulinitas Dalam Iklan Produk Kosmetik Untuk Laki-laki Wahyu Widiyaningrum; Hapsari Dwiningtyas; Tandiyo Pradekso; Hedi Pudjo Santosa
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.781 KB)

Abstract

Maskulinitas merupakan sebuah produk kultural yang dihasilkan masyarakat untuk memberikan hak-hak istimewa terhadap laki-laki dalam kehidupansosialnya. Tradisi gender sangat mengunggulkan maskulin dan melarang adanya persamaan antara maskulin dan feminin. Laki-laki maskulin sering digambarkan media sebagai laki-laki yang jantan, tampil natural, tidak mementingkan keindahan fisiknya, memiliki tubuh yang besar, dominan, kuat, berpikir rasional, sosok seorang pemimpin, kompetitif, dan sifat-sifat lain yang lebih unggul dari perempuan. Iklan produk kosmetik untuk laki-laki kemudian menampilkan pemaknaan maskulinitas yang berbeda dari nilai-nilai maskulinitas dominan yang ditampilkan oleh media. Iklan produk kosmetik untuk laki-laki justru menghadirkan laki-laki feminin sebagai laki-laki yang maskulin.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap makna dominan mengenai maskulinitas pada iklan produk kosmetik untuk laki-laki dan melihat representasi laki-laki yang kehadirannya menjadi terpinggirkan karena tidak termasuk kedalam kategori maskulinitas yang ditawarkan iklan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika model Roland Barthes melalui tahapan analisis denotasi dan analisis konotasi.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa iklan produk kosmetik untuk laki-laki menunjukkan makna dominan mengenai maskulinitas laki-laki dengan menampilkan laki-laki yang maskulin sebagai laki-laki yang memperlihatkan sisi femininnya dengan berdandan, memiliki sifat narsis atau memuja diri, berkulit putih, tampil lebih modern dengan gaya berbusana dan tatanan rambut terbaru, heteroseksual, memiliki tubuh berotot, berasal dari lingkungan menengah ke atas, dan bekerja di wilayah publik. Iklan menambahkan laki-laki yang berdandan dan berkulit putih sebagai kriteria baru dalam maskulinitas laki-laki. Iklan juga membuat laki-laki yang tidak termasuk kategori yang ditawarkan oleh iklan produk kosmetik untuk laki-laki menjadi terpinggirkan.Selain itu penelitian ini juga menunjukkan ideologi maskulinitas yang tidak lagi tunggal, melainkan terbagi berdasarkan kelas sosial laki-laki di masyarakat. Kata kunci : gender, maskulininitas, maskulin, laki-laki, iklan, kosmetik