Jihan Nur Pratiwi
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Efek Ekstrak Etanol Biji Labu (Cucurbita Moschata Durch) pada Waktu Tidur Mencit dengan Induksi Fenobarbital Jihan Nur Pratiwi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 2 (2022): Mei 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i2.861

Abstract

Gangguan tidur adalah masalah yang terjadi pada kualitas, kuantitas, dan waktu tidur, atau gabungan ketiganya, sehingga berdampak tidak baik untuk kesehatan manusia. Secara fisiologis, Tidur diatur oleh sistem ARAS (Ascending Circulatory Activity System) dan dipengaruhi oleh neurotransmiter, salah satunya adalah triptofan. Biji labu merupakan bahan alam dengan kandungan triptofan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur dengan memproduksi serotonin dan melatonin. Penelitian merupakan eksperimen semu dengan desain rancangan berupa Post Test Only Controlled Group Design. Sampel penelitian sebanyak 25 ekor mencit yang dipilih secara acak dan dibagi dalam lima kelompok yaitu kontrol negatif (K0) diberikan NaCl 0,9%, kontrol positif (K1) diberikan fenobarbital 40 mg/kgbb, kelompok perlakuan (P1, P2, P3) masing-masing diberikan ekstrak etanol biji labu 40 mg/gbb, 80 mg/gbb, 120 mg/gbb, disertai induksi fenobarbital 40 mg/kgbb. Hasil diukur berdasarkan waktu tidur mencit dimulai saat mencit kehilangan reflek righting diakhiri ketika mencit dapat melakukan reflek righting kembali. Terdapat ada peningkatan lama waktu tidur mencit yang diberikan ekstrak etanol biji labu pada dosis 40 mg/gBB, 80 mg/gBB, dan 120 mg/gBB dengan waktu tidur tertinggi pada dosis 120 mg/gBB yaitu sebesar 95,9 menit. Kesimpulannya, ekstrak etanol biji labu memberikan efek dalam meningkatkan lama waktu tidur mencit.
Terapi Komplementer Akupuntur Terhadap Penderita Sindroma Terowongan Karpal Jihan Nur Pratiwi; Khoirun Nisa
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 1 No 1 (2019): November 2019, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.889 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v1i1.28

Abstract

Sindroma Terowongan Karpal (Carpal Tunnel Syndrome atau CTS) adalah kondisi kompresi saraf medianus pada terowongan karpal sehingga muncul gejala klinis berupa kekakuan, paresthesia, dan nyeri. Beberapa intervensi perawatan baik konservatif dan bedah diusulkan untuk pengobatan CTS. Intervensi konservatif termasuk bebat, injeksi steroid lokal, carpal tunnel release, steroid oral atau ketoprofen phonophoresis, efektif pada pasien dengan gejala ringan sampai sedang. Sementara pembedahan disarankan jika intervensi konservatif gagal. Di antara intervensi tersebut, akupuntur telah mendapat perhatian khusus. Akupuntur adalah terapi komplementer yang telah lama digunakan pada perawatan medis di Cina. Literature review ini bertujuan untuk menjelaskan efektifitas akupuntur dalam pengelolaan CTS mulai dari gejala ringan hingga sedang. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel melalui database NCBI. Tahun penerbitan pustaka adalah dari tahun 2004 hingga 2017 dengan 22 sumber pustaka. Artikel yang dikumpulkan terkait dengan stimulasi terapi akupuntur terhadap perubahan dalam pemrosesan otak pada respon limbik yang terkoordinasi, efek anti-inflamasi, dan modulator imun. Hasil dari sintesa 14 artikel yang telah ditemukan, terdapat pengaruh terapi komplementer akupuntur pada peningkatan regenerasi saraf dan kinerja fungsional pada penderita Sindroma Terowongan Karpal. Kata Kunci: akupuntur, terapi komplementer, sindroma terowongan karpal ACUPUNCTURE COMPLEMENTARY THERAPY FOR PEOPLE WITH CARPAL TUNNEL SYNDROME ABSTRACT Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is a condition of median nerve compression in the carpal tunnel so that clinical symptoms appear in the form of stiffness, paresthesia, and pain. Several conservative and surgical treatment interventions are proposed for the treatment of CTS. Conservative interventions including bebat, local steroid injection, carpal tunnel release, oral steroids or ketoprofen phonophoresis, are effective in patients with mild to moderate symptoms. While surgery is recommended if conservative intervention fails. Among these interventions, acupuncture has received special attention. Acupuncture is a complementary therapy that has long been used in medical care in China. This literature review aims to explain the effectiveness of acupuncture in the management of CTS ranging from mild to moderate symptoms. The method used in this article is article searching through the NCBI database. Library publication year is from 2004 to 2017 with 22 library sources. The articles collected are related to the stimulation of acupuncture therapy for changes in brain processing in coordinated limbic responses, anti-inflammatory effects, and immune modulators. The results of the synthesis of 14 articles that have been found, there is the effect of acupuncture complementary therapy on increased nerve regeneration and functional performance in patients with carpal tunnel syndrome. Keywords: acupuncture, complementer therapy, carpal tunnel syndrome
Potensi Tanaman Cermai dalam Mengatasi Asma Anisa Zulfiya Rahmah; Jihan Nur Pratiwi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 2 (2020): Mei 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v2i2.83

Abstract

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas memunculkan gejala episodik berulang berupa sesak napas, dada terasa berat, mengi dan muncul terutama malam dan atau siang. Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor seperti alergen, virus, bahan iritan yang menginduksi respon inflamasi. Cermai mengandung komponen anti-inflamasi aktif yang telah banyak digunakan oleh pengobatan tradisional sebagai upaya pengobatan asma. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk melaporkan temuan ilmiah terbaru tentang peran kandungan cermai dalam mengatasi asma dengan sifatnya sebagai antiinflamasi dan menurunkan kadar IgE. Metode yang digunakan dalam artikel berjenis tinjauan pusta ka ini adalah literature searching method melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 1991 sampai tahun 2018 dengan 21 sumber pustaka dan 13 sumber yang dapat digunakan. Tema yang dikumpulkan terkait dengan kandungan cermai dalam mengatasi asma. Hasil dari sintesis artikel yang telah ditemukan yaitu cermai bermanfaat dalam mengurangi kejadian asma. Kata kunci: anti-inflamasi, asma, phyllantus acidus THE POTENTION OF STAR GOOSEBERRY IN OVERCOMING ASTHMA ABSTRACT Asthma is a chronic inflammation of the airways causing recurrent episodic symptoms in the form of wheezing, shortness of breath, chest feels heavy and coughing especially at night and / or early morning. Triggers of asthma attacks can be caused by a number of factors such as allergens, viruses, irritants that induce an inflammatory response. Cermai contains active anti-inflammatory components that have been widely used by traditional medicine as an effort to treat asthma. The purpose of this literature review is to report the latest scientific findings about the role of chewing content in overcoming asthma with its anti-inflammatory properties and lower IgE levels. The method of this literature review used is article search through the NCBI database and Google Scholar. The year of publication of library resources is from 1991 to 2018 with 21 library sources and 13 sources that used in this review. The themes collected are related to the content of the mirror in dealing with asthma. The results of the synthesis of articles that have been found are useful in reducing the incidence of asthma. Keywords: anti-inflammation, asthma, phyllantus acidus
Potensi Daun Serai sebagai Terapi Komplementer pada Selulitis Nursilri Meidania; Jihan Nur Pratiwi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 2 (2020): Mei 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v2i2.90

Abstract

Selulitis merupakan penyakit infeksi yang terjadi di kulit, baik itu dermis maupun jaringan subkutan. Gejala klinis yang muncul dapat berupa gejala akut yaitu eritema, nyeri, edema, inflamasi supurasi, serta gejala sistemik berupa malaise, demam, menggigil, dan nyeri lokal. Penyebab utama selulitis yaitu bakteri kokus gram positif seperti Streptococcus spp. atau Staphyloccocus aureus. Serai mengandung antimikroba dan antiinflamasi yang baik untuk membantu mengatasi selulitis. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk melaporkan temuan ilmiah terbaru tentang peran kandungan Serai dalam menngatasi selulitis dengan kandungannya yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab selulitis dan meredakan gejala peradangan dengan sifat antiinflamasinya. Metode yang digunakan dalam artikel berjenis tinjauan pustaka ini adalah literature searching method melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 1999 sampai tahun 2019 dengan 21 sumber pustaka dan 11 sumber yang digunakan dalam menjelaskan mekanisme kandungan Serai. Tema yang dikumpulkan terkait dengan kandungan Serai dalam mengatasi selulitis. Hasil dari sintesis artikel yang telah ditemukan yaitu serai bermanfaat dalam mengatasi selulitis. Kata kunci: antimikroba, daun serai, selulitis THE POTENTION OF LEMONGRASS AS COMPLEMENTER THERAPY IN CELLULITIS ABSTRACT Cellulitis is an infectious disease that occurs in the skin, both skin and subcutaneous tissue. Clinical symptoms that appear can be in the form of acute symptoms such as erythema, pain, edema, inflammation suppuration, and systemic symptoms consisting of malaise, fever, chills, and local pain. The main cause of cellulitis is gram-positive cocci such as Streptococcus spp. or Staphyloccocus aureus. Lemongrass contains antimicrobial and anti-inflammatory which is good for helping to overcome cellulitis. The purpose of this literature assessment is to report the latest scientific findings about the role of collection. The method used in this article is a literature search method through the NCBI database and Google Scholar. The year of library resource contributions is from 1999 to 2019 with 21 library sources and 11 sources used in describing the Serai Theme resources collected related to Serai content in overcoming cellulitis. The results of the synthesis of articles that have been found that Lemongrass is useful in overcoming cellulitis. Keywords: antimicroba, cellulitis, lemongrass
Terapi Komplementer Akupuntur Terhadap Penderita Sindroma Terowongan Karpal Jihan Nur Pratiwi; Khoirun Nisa
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 1 No 1 (2019): November 2019, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v1i1.28

Abstract

Sindroma Terowongan Karpal (Carpal Tunnel Syndrome atau CTS) adalah kondisi kompresi saraf medianus pada terowongan karpal sehingga muncul gejala klinis berupa kekakuan, paresthesia, dan nyeri. Beberapa intervensi perawatan baik konservatif dan bedah diusulkan untuk pengobatan CTS. Intervensi konservatif termasuk bebat, injeksi steroid lokal, carpal tunnel release, steroid oral atau ketoprofen phonophoresis, efektif pada pasien dengan gejala ringan sampai sedang. Sementara pembedahan disarankan jika intervensi konservatif gagal. Di antara intervensi tersebut, akupuntur telah mendapat perhatian khusus. Akupuntur adalah terapi komplementer yang telah lama digunakan pada perawatan medis di Cina. Literature review ini bertujuan untuk menjelaskan efektifitas akupuntur dalam pengelolaan CTS mulai dari gejala ringan hingga sedang. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel melalui database NCBI. Tahun penerbitan pustaka adalah dari tahun 2004 hingga 2017 dengan 22 sumber pustaka. Artikel yang dikumpulkan terkait dengan stimulasi terapi akupuntur terhadap perubahan dalam pemrosesan otak pada respon limbik yang terkoordinasi, efek anti-inflamasi, dan modulator imun. Hasil dari sintesa 14 artikel yang telah ditemukan, terdapat pengaruh terapi komplementer akupuntur pada peningkatan regenerasi saraf dan kinerja fungsional pada penderita Sindroma Terowongan Karpal. Kata Kunci: akupuntur, terapi komplementer, sindroma terowongan karpal ACUPUNCTURE COMPLEMENTARY THERAPY FOR PEOPLE WITH CARPAL TUNNEL SYNDROME ABSTRACT Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is a condition of median nerve compression in the carpal tunnel so that clinical symptoms appear in the form of stiffness, paresthesia, and pain. Several conservative and surgical treatment interventions are proposed for the treatment of CTS. Conservative interventions including bebat, local steroid injection, carpal tunnel release, oral steroids or ketoprofen phonophoresis, are effective in patients with mild to moderate symptoms. While surgery is recommended if conservative intervention fails. Among these interventions, acupuncture has received special attention. Acupuncture is a complementary therapy that has long been used in medical care in China. This literature review aims to explain the effectiveness of acupuncture in the management of CTS ranging from mild to moderate symptoms. The method used in this article is article searching through the NCBI database. Library publication year is from 2004 to 2017 with 22 library sources. The articles collected are related to the stimulation of acupuncture therapy for changes in brain processing in coordinated limbic responses, anti-inflammatory effects, and immune modulators. The results of the synthesis of 14 articles that have been found, there is the effect of acupuncture complementary therapy on increased nerve regeneration and functional performance in patients with carpal tunnel syndrome. Keywords: acupuncture, complementer therapy, carpal tunnel syndrome
Potensi Tanaman Cermai dalam Mengatasi Asma Anisa Zulfiya Rahmah; Jihan Nur Pratiwi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 2 (2020): Mei 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v2i2.83

Abstract

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas memunculkan gejala episodik berulang berupa sesak napas, dada terasa berat, mengi dan muncul terutama malam dan atau siang. Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor seperti alergen, virus, bahan iritan yang menginduksi respon inflamasi. Cermai mengandung komponen anti-inflamasi aktif yang telah banyak digunakan oleh pengobatan tradisional sebagai upaya pengobatan asma. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk melaporkan temuan ilmiah terbaru tentang peran kandungan cermai dalam mengatasi asma dengan sifatnya sebagai antiinflamasi dan menurunkan kadar IgE. Metode yang digunakan dalam artikel berjenis tinjauan pusta ka ini adalah literature searching method melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 1991 sampai tahun 2018 dengan 21 sumber pustaka dan 13 sumber yang dapat digunakan. Tema yang dikumpulkan terkait dengan kandungan cermai dalam mengatasi asma. Hasil dari sintesis artikel yang telah ditemukan yaitu cermai bermanfaat dalam mengurangi kejadian asma. Kata kunci: anti-inflamasi, asma, phyllantus acidus THE POTENTION OF STAR GOOSEBERRY IN OVERCOMING ASTHMA ABSTRACT Asthma is a chronic inflammation of the airways causing recurrent episodic symptoms in the form of wheezing, shortness of breath, chest feels heavy and coughing especially at night and / or early morning. Triggers of asthma attacks can be caused by a number of factors such as allergens, viruses, irritants that induce an inflammatory response. Cermai contains active anti-inflammatory components that have been widely used by traditional medicine as an effort to treat asthma. The purpose of this literature review is to report the latest scientific findings about the role of chewing content in overcoming asthma with its anti-inflammatory properties and lower IgE levels. The method of this literature review used is article search through the NCBI database and Google Scholar. The year of publication of library resources is from 1991 to 2018 with 21 library sources and 13 sources that used in this review. The themes collected are related to the content of the mirror in dealing with asthma. The results of the synthesis of articles that have been found are useful in reducing the incidence of asthma. Keywords: anti-inflammation, asthma, phyllantus acidus
Potensi Daun Serai sebagai Terapi Komplementer pada Selulitis Nursilri Meidania; Jihan Nur Pratiwi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 2 (2020): Mei 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v2i2.90

Abstract

Selulitis merupakan penyakit infeksi yang terjadi di kulit, baik itu dermis maupun jaringan subkutan. Gejala klinis yang muncul dapat berupa gejala akut yaitu eritema, nyeri, edema, inflamasi supurasi, serta gejala sistemik berupa malaise, demam, menggigil, dan nyeri lokal. Penyebab utama selulitis yaitu bakteri kokus gram positif seperti Streptococcus spp. atau Staphyloccocus aureus. Serai mengandung antimikroba dan antiinflamasi yang baik untuk membantu mengatasi selulitis. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk melaporkan temuan ilmiah terbaru tentang peran kandungan Serai dalam menngatasi selulitis dengan kandungannya yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab selulitis dan meredakan gejala peradangan dengan sifat antiinflamasinya. Metode yang digunakan dalam artikel berjenis tinjauan pustaka ini adalah literature searching method melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 1999 sampai tahun 2019 dengan 21 sumber pustaka dan 11 sumber yang digunakan dalam menjelaskan mekanisme kandungan Serai. Tema yang dikumpulkan terkait dengan kandungan Serai dalam mengatasi selulitis. Hasil dari sintesis artikel yang telah ditemukan yaitu serai bermanfaat dalam mengatasi selulitis. Kata kunci: antimikroba, daun serai, selulitis THE POTENTION OF LEMONGRASS AS COMPLEMENTER THERAPY IN CELLULITIS ABSTRACT Cellulitis is an infectious disease that occurs in the skin, both skin and subcutaneous tissue. Clinical symptoms that appear can be in the form of acute symptoms such as erythema, pain, edema, inflammation suppuration, and systemic symptoms consisting of malaise, fever, chills, and local pain. The main cause of cellulitis is gram-positive cocci such as Streptococcus spp. or Staphyloccocus aureus. Lemongrass contains antimicrobial and anti-inflammatory which is good for helping to overcome cellulitis. The purpose of this literature assessment is to report the latest scientific findings about the role of collection. The method used in this article is a literature search method through the NCBI database and Google Scholar. The year of library resource contributions is from 1999 to 2019 with 21 library sources and 11 sources used in describing the Serai Theme resources collected related to Serai content in overcoming cellulitis. The results of the synthesis of articles that have been found that Lemongrass is useful in overcoming cellulitis. Keywords: antimicroba, cellulitis, lemongrass
Efek Ekstrak Etanol Biji Labu (Cucurbita Moschata Durch) pada Waktu Tidur Mencit dengan Induksi Fenobarbital Jihan Nur Pratiwi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 2 (2022): Mei 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i2.861

Abstract

Gangguan tidur adalah masalah yang terjadi pada kualitas, kuantitas, dan waktu tidur, atau gabungan ketiganya, sehingga berdampak tidak baik untuk kesehatan manusia. Secara fisiologis, Tidur diatur oleh sistem ARAS (Ascending Circulatory Activity System) dan dipengaruhi oleh neurotransmiter, salah satunya adalah triptofan. Biji labu merupakan bahan alam dengan kandungan triptofan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur dengan memproduksi serotonin dan melatonin. Penelitian merupakan eksperimen semu dengan desain rancangan berupa Post Test Only Controlled Group Design. Sampel penelitian sebanyak 25 ekor mencit yang dipilih secara acak dan dibagi dalam lima kelompok yaitu kontrol negatif (K0) diberikan NaCl 0,9%, kontrol positif (K1) diberikan fenobarbital 40 mg/kgbb, kelompok perlakuan (P1, P2, P3) masing-masing diberikan ekstrak etanol biji labu 40 mg/gbb, 80 mg/gbb, 120 mg/gbb, disertai induksi fenobarbital 40 mg/kgbb. Hasil diukur berdasarkan waktu tidur mencit dimulai saat mencit kehilangan reflek righting diakhiri ketika mencit dapat melakukan reflek righting kembali. Terdapat ada peningkatan lama waktu tidur mencit yang diberikan ekstrak etanol biji labu pada dosis 40 mg/gBB, 80 mg/gBB, dan 120 mg/gBB dengan waktu tidur tertinggi pada dosis 120 mg/gBB yaitu sebesar 95,9 menit. Kesimpulannya, ekstrak etanol biji labu memberikan efek dalam meningkatkan lama waktu tidur mencit.