Ari widyarni
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) MAB Banjarmasin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN KETAKSAAN DAN KONFLIK PERAN DENGAN STRES PADA TENAGA KERJA DI LABORATORIUM K3 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Ari widyarni; Gt. Jhorgi Syahidan; Nuning Irnawulan Ishak; Akhmad Fauzan
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 9, No 1 (2022): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (JUNI)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v9i1.6898

Abstract

Hasil survei CFO Innovation Asia Staff bahwa tingkat stres kerja di negara Asia termasuk Indonesia yaitu sebanyak 73% berpotensi terjadi stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketaksaan dan konflik peran dengan stres pada tenaga kerja di Laboratorium K3 Propinsi Kalimantan Selatan. Jenis penelitian obsevasional analitik dengan pendekatan cross sectional,  dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang menggunakan metode pengambilan sampel dengan accidental sampling. Variabel penelitian ini adalah stres kerja, ketaksaan peran, dan konflik peran. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami stres kerja sedang sebesar 26 responden (52%), sebagian besar responden dengan ketaksaan peran sedang sebesar 30 responden (60%) dan sebagian besar responden mengalami konflik peran sedang sebesar 30 responden (60%). Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan ketaksaan peran (p=0,019) dengan stres kerja dan tidak ada hubungan konflik peran (p=0,124) dengan stres kerja pada tenaga kerja di Laboratorium K3 Propinsi Kalimantan Selatan. Saran bagi instansi perlu dilakukan langkah pengendalian diantaranya kepastian tugas-tugas untuk produktifitas pekerja, memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan mengadakan family gathering sebagai upaya pencegahan terjadinya stress kerja pada tenaga kerja.