Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Holistic Al-Hadis : Jurnal Studi Hadis, Keindonesiaan, dan Integrasi Keilmuan

INTERPRETASI HADIS FITNAH PEREMPUAN:: Penerapan Qira'ah Mubadalah Faqihuddin Abdul Kodir Yuli Imawan
Holistic al-Hadis Vol 8 No 1 (2022): January - June (2022)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v8i1.5539

Abstract

Abstract: The dichotomous issue between women and men is something that cannot be taken lightly because the resulting social impacts are often detrimental to one party and benefit the other. It is common for women to appear as aggrieved parties. Moreover, the dichotomous paradigm was born from the textual meaning of the Hadith text, which only appears in the text. Therefore, this study tries to interpret the Hadith which implicitly mentions women as the biggest slander for men. This research is library research with a descriptive qualitative method. The interpretation of Hadith using the Mub method is to produce that the meaning in the Hadith is not in the slander inherent in women but to be self-reliant and be wary of each other because the potential for slander is also attached to men. Abstrak: Persoalan dikotomis antara perempuan dan laki-laki merupakan hal yang tidak bisa dianggap enteng, karena dampak sosial yang dihasilkan sering kali menganggap perempuan rendah bahkan sebagai sumber keburukan yang menyebabkan kearah kemafsadatan. Lebih-lebih paradigma dikotomis tersebut lahir dari pemaknaan teks Hadis secara tekstual, yang tampak hanya pada teksnya saja. Oleh karena itu penelitian ini mencoba menginterpretasikan Hadis yang secara implisit menyebut perempuan sebagai fitnah terbesar bagi laki-laki. Dalam studi ini penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mejabarkan hasil intepretasi Hadis tentang fitnah perempuan. Interpretasi Hadis menggunakan metode Mubadalah menghasilkan bahwa makna dalam Hadis tersebut bukan pada fitnah yang melekat pada perempuan, akan tetapi untuk saling menjadi diri dan saling waspada, karena potensi fitnah juga melekat pada laki-laki.