Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Dosis Pupuk Kandang terhadap Karakter Agronomi Beberapa Varietas True Shallot Seed di Tanah Vertisol Rajiman Rajiman; Ananti Yekti; Sari Megawati; Arif Anshori
JURNAL TRITON Vol 13 No 1 (2022): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v13i1.239

Abstract

Permintaan bawang merah yang meningkat membutuhkan terobosan teknologi peningkatan produktivitas, termasuk di tanah vertisol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil True Shallot Seed di tanah vertisol. Penelitian dilaksanakan di Desa Plembutan, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunung Kidul pada September-Desember 2021 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial 3 ulangan. Faktor Pertama adalah dosis pupuk kandang sapi (T); T1 = 10 ton/ha; T2 = 20 ton/ha; dan T3 = 30 ton/ha. Faktor kedua adalah Varietas (V): V1 = Maserati, V2 = Lokananta, dan V3 = Sanren. Parameter pengamatan adalah tinggi tanaman dan jumlah daun 3, 5 dan 7 mst, bobot segar dan bobot kering oven 6 mst, serta produktivitas. Data dianalisis dengan anova dan DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan dosis pupuk kandang sapi tidak nyata berinteraksi dengan varietas TSS pada semua parameter. Peningkatan dosis pupuk kandang sapi nyata berpengaruh terhadaap jumlah daun 7 mst, bobot segar tanaman 6 mst, tetapi tidak nyata berpengaruh terhadap tinggi tanaman 3-7, jumlah daun 3 dan 5 mst, bobot kering oven 6 mst dan produktivitas. Produktivitas bawang merah yang terbaik diperoleh pada dosis pupuk kandang sapi 30 ton/ha. Varietas TSS nyata mempengaruhi tinggi tanaman 3-7 dan jumlah daun 7 mst, bobot segar dan bobot kering oven 6 mst, tetapi tidak nyata pada jumlah daun 3 dan 5 mst dan produktivitas. Produktivitas tertinggi pada varietas Lokananta, diikuti Sanren dan Maserati.
KARAKTER AGRONOMI VARIETAS BAWANG MERAH PADA PERBEDAAN JARAK TANAM DI LAHAN SAWAH Rajiman Rajiman; Sari Megawati; I Made Pika Adiwijaya; Nurmala Devi Permata
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 47, No 3 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v47i3.8166

Abstract

The study aimed to determine the adaptability of varieties and spacing of shallots in the rice fields of Sleman Regency to yield. The study used a Factorial Completely Randomized Block Design with 5 replications. The first factor is Variety (V), consisting of V1 = Head, V2 = Crok Kuning, and V3 = Srikayang. The second factor is Planting Distance (J) consisting of J1 = 15 x 15 cm2, J2 = 15 x 20 cm2, J3 = 20 x 20 cm2, and J4 = 25 x 20 cm2.  The results showed that the spacing of plants did not significantly interact with all parameters. The use of shallot varieties significantly affected plant height at 3 and 5 WAP, tuber diameter, and stover productivity in wet and dry conditions but had no significant effect on the number of tillers per clump and stover weight per clump in wet and dry conditions. Spacing treatment significantly affected agronomic characteristics, especially weight of stover per clump in wet and dry conditions; stover productivity in wet and dry conditions, but had no significant effect on plant height 3 and 5 WAP, number of tillers per clump, and diameter. The Srikayang variety produced lower productivity than the Crok Kuning and Tajuk varieties. Increasing the width of the spacing will reduce the productivity of shallots.
KERAGAAN BIOMASA BAWANG MERAH VARIETAS TAJUK DENGAN BAHAN PEMBENAH TANAH PADA TANAH REGOSOL Rajiman Rajiman; Sari Megawati; Arif Anshori; I.M.P. Adiwijaya; Assavero Muhammad Fathoni; A Malik
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.4881

Abstract

ABSTRAKTanah regosol umumnya memiliki kesuburan tanah rendah. Upaya perbaikan kesuburan tanah dapat dilakukan menggunakan pembenah tanah Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pembenah tanah terhadap biomasa bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta pada Juni-Juli 2023. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) diulang 3 kali. Bahan pembenah tanah dalam perlakuan ini terdiri dari H0:tanpa pembenah (kontrol); H1: pupuk kandang sapi 10 ton/ha; H2: arang sekam 5 ton/ha; H3: asam humat 3 kg/ha; H4: pupuk kandang sapi 5 ton/ha dan arang sekam 2.5 ton/ha; H5: pupuk kandang sapi 5 ton/ha dan asam humat 1.5 kg/ha; H6: asam humat takaran 1.5 kg/ha dan arang sekam 2.5 ton/ha dan H7: pupuk kandang sapi takaran 3.3 ton/ha; asam humat 1 kg/ha dan arang sekam 1.6 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bahan pembenah tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, klorofil daun, kadar air relatif (KAR) daun, biomasa/rumpun (berat brangkasan segar dan kering jemur, umbi segar dan kering jemur; daun segar dan kering), berat/umbi dan jumlah anakan, namun berpengaruh nyata pada diameter umbi dan tinggi tanaman 3 dan 5 MST. Perlakuan H4 memberikan diameter umbi yang paling besar dibanding perlakuan yang lain, yaitu sebesar 28.16 mm.  ABSTRACTRegosol generally has low soil fertility. Efforts to improve soil fertility can be carried out using soil amendments. The aim of the research is to determine the effect of soil amendments on shallot biomass. The research was conducted in Kapanewon Kalasan, Sleman Regency, D.I. Province. Yogyakarta in June-July 2023. The research design used a randomized block design (RAK) repeated 3 times. The soil amendment materials in this treatment consisted of H0: no amendment (control); H1: cow manure 10 tons/ha; H2: husk charcoal 5 tons/ha; H3: humic acid 3 kg/ha; H4: cow manure 5 tonnes/ha and husk charcoal 2.5 tonnes/ha; H5: cow manure 5 tons/ha and humic acid 1.5 kg/ha; H6: humic acid at a rate of 1.5 kg/ha and husk charcoal at a rate of 2.5 tonnes/ha and H7: cow manure at a rate of 3.3 tonnes/ha; humic acid 1 kg/ha and husk charcoal 1.6 tons/ha. The results showed that soil amendments had no significant effect on the number of leaves, leaf chlorophyll, relative water content (KAR) of leaves, biomass/clump (weight of fresh and sun-dried stover, fresh and sun-dried tubers; fresh and dry leaves), weight/ tubers and number of tillers, but had a significant effect on tuber diameter and plant height at 3 and 5 WAP. The H4 treatment provided the largest tuber diameter compared to the other treatments, namely 28.16 mm.