kartikasari, vetty
Industrial Engineering Department University Of Merdeka Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisa Pengendalian dan Perbaikan Kualitas Proses Pengalengan Ikan Tuna menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) Studi Kasus Di PT XXX Jawa Timur Vetty Kartikasari; Hanna Romadhon
Journal of Industrial View Vol 1, No 1 (2019): May 2019
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.862 KB) | DOI: 10.26905/2999

Abstract

Ditengah persaingan bisnis yang sangat ketat, PT XXX senantiasa berupaya menciptakan produk yang aman dan berkualitas untuk mempertahankan eksistensinya serta menjawab tuntutan konsumen akan produk berkualitas.  Pada tahun 2018 data kecacatan produk yang dihasilkan PT XXX Jawa Timur rata-rata 4.62%  diatas toleransi yang diperbolehkan yaitu 2%. Sehingga perlu dilakukan perbaikan kualitas pada proses pengalengan ikan tuna di PT XXX dengan mengindentifikasi faktor -faktor penyebab kecacatan. Berdasarkan hasil pengolahan data di PT XXX diperoleh 4 atribut kecacatan dengan nilai RPN tertinggi  yaitu kadar histamin tinggi (306.67), honeycomb (204.44), dent body and seam kaleng (195.56) dan pastymeat (119.76) yang dirangking dengan perisip pareto. Dengan fault tree analysis (FTA) dapat diidentifikasi bahwa faktor penyebab terjadinya kecacatan pada produk tuna kaleng dipengaruhi faktor material, man (human error), machine, methods dan environment (sanitasi) meski demikian probabilitas terjadinya kecacatan pada tuna kaleng tergolong rendah. Rekomendasi perbaikan yang diusulkan adalah memperhatikan kesiapan mesin melalui penjadwalan preventive maintenance secara berkala, mempersiapkan mesin manual sebagai antisipasi bila mesin utama rusak, training dan briefing rutin tentang SOP, meningkatkan motivasi dan menumbuhkan kesadaran pegawai melalui program reward and punishment, memperbaiki  mekanisme dan metode penerimaan material serta meningkatkan kesadaran karyawan terhadap kebersihan sanitasi  lingkungan terutama yang bersinggungan langsung dengan media.
Kajian Finansial Industri Pengalengan Ikan di Papua Barat Vetty Kartikasari
Journal of Industrial View Vol 3, No 1 (2021): May 2021
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1369.373 KB) | DOI: 10.26905/jiv.v3i1.5836

Abstract

Ditengah ketidakpastian ekonomi global dan fenomena perlambatan ekonomi yang nyata, investasi diharapkan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional jangka panjang. Saat ini pemerintah terus berupaya menarik investasi dalam rangka industrialisasi terintegrasi dari hulu ke  hilir dan berbasis hilirisasi sumber daya alam  melalui pengembangan Kawasan Industri (KI) diberbagai wilayah di Indonesia. KEK Sorong memiliki potensi peluang investasi yang dapat dikembangkan disektor perikanan dimana Papua Barat merupakan salah satu daerah penghasil komoditas perikanan tangkap terbesar di Indonesia dengan total nilai produksi IDR. 121, 5 Miliar. Kajian finansial terhadap peluang investasi pembangunan  industri pengalengan ikan di KEK Sorong bertujuan memberikan informasi dan rekomendasi bagi investor untuk melakukan keputusan investasi.  Dengan Total  Project Investment IDR  1.674.384.378.239  selama horizon perencanaan 10 tahun dengan struktur modal 60% hutang jangka panjang dan 40% modal sendiri serta MARR 12,70%. Maka hasil perhitungan kelayakan investasi pendirian industri pengalengan ikan di papua barat dengan skenario optimis dan moderat menghasilkan NPV (net Present value) masing-masing sebesar 1.896.291.808.106 dan 321.438.026.504, tingkat pengembalian investasi (payback period) selama  3,3 tahun dan 6,7 tahun, sedangkan untuk perhitungan  IRR ( Internal rate return ) mencapai 68,66 %, dan 27.58% sementara hasil analisa biaya atas manfaat  diperoleh angka 3.3 dan 1,26.  Dari hasil kajian finansial berdasarkan 4 parameter kriteria investasi t diatas maka pembangunan proyek pengalengan ikan di Papua barat layak dilaksanakan.