Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KEPASTIAN HUKUM HAK CIPTA DAN SARANA PUBLIKASI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KERONCONG DI KABUPATEN LUMAJANG R, Ratnaningsih; Srimurni, Titis; Sriastutik, Titik
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS Vol 4, No 1 (2018): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.21 KB) | DOI: 10.32528/pengabdian_iptek.v4i1.1494

Abstract

Di kabupaten Lumajang terdapat beberapa komunitas yang menggeluti bidang keroncong. Melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Hibah Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun anggaran 2018, tim pelaksana PKM mencoba menggali potensi serta upaya pendampingan kepada dua mitra yaitu Keroncong Band Lumajang Citra dan Komunitas Pecinta Keroncong di Kabupaten Lumajang. Tujuan dari pelaksanaan program kemitraan masyarakat adalah upaya pendampingan terhadap mitra guna perlindungan hukum terhadap hak cipta lagu keroncong, adanya pembinaan yang konsisten dan berkelanjutan terhadap mitra serta publikasi kegiatan mitra baik melalui media cetak maupun elektronik. Dengan indikator keberhasilannya beberapa karya lagu keroncong mitra telah terdaftar dan memiliki Surat Pencatatan  Ciptaan dari Kementrian Hukum dan HAM, adanya pembinaan serta dukungan multi pihak terhadap tumbuh kembang keroncong di Kabupaten Lumajang, serta melalui sarana publikasi saat ini mitra telah banyak dikenal oleh masyarakat khususnya di kabupaten Lumajang.Kata Kunci: Lagu, Keroncong, Hak Cipta, Publikasi, Promosi
URGENSI PAYUNG HUKUM BAGI SANGGAR SENI TARI DI KABUPATEN LUMAJANG Purbadiri, Anies Marsudiati; Srimurni, Titis
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS Vol 1, No 2 (2015): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.796 KB) | DOI: 10.32528/pengabdian_iptek.v1i2.266

Abstract

Sanggar Tari ?Nindya Laksita? dan Sanggar Tari ?Ayu Langgeng? adalah dua dari beberapa sanggar yang diketahui beroperasi di Kabupaten Lumajang. Secara produksi keduanya telah memiliki beberapa karya tari hasil garapannya sendiri, yang seringkali ditampilkan atas permintaan Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang. Namun secara yuridis masing-masing masih mempunyai kekurangan payung hukum untuk dapatnya bertindak sebagai subyek hukum privat, oleh karenanya perlu segera dilengkapi berbagai dokumen legalitasnya dimaksud. Tujuan melengkapi dokumen yuridis tersebut antara lain agar Sanggar dapat memperoleh hak-hak dasarnya sbg subyek hukum, semisal mendapatkan pembinaan, perlindungan bahkan mendapatkan fasilitasi dana hibah dari Pemerintah Daerah dan/atau Pusat, dalam upaya menjaga kelangsungan operasionalnya. Adapun metode yang diterapkan untuk memnuhi dokumen yuridis tersebut adalah dengan berdasar pada konsepsi yuridis sosiologis, yang teknisnya diterapkan dalam bentuk : 1) Pendidikan/Pelatihan, diarahkan pada pengurus sanggar agar paham hak dan kewajibannya, 2) Pendampingan, dilakukan terhadap pengurus sanggar ketika mengurus dokumen yuridis yang diperlukan, dan 3) Penyadaran, lebih ditekankan pada pengurus maupun anggota sanggar supaya menyadari keberadaannya sebagai organisasi sosial dan sebagai subyek hukum privat bahwa dirinya mempunyai hak-hak dasar yang harus dipenuhi sebagaimana amanah yang tersurat pada Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PEMENUHAN HAK KESEHATAN BALITA DALAM RANGKA PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PELAKSANAAN POSYANDU KELILING DI KABUPTEN LUMAJANG ANIES MARSUDIATI PURBADIRI; TITIS SRIMURNI
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v2i1.1220

Abstract

The fulfillment of the rights of children under five in the health sector, among others, is carried out through Posyandu activities, with a scheduled and planned implementation pattern, and refers to Law Number 36 of 2009 concerning Health and Law Number 25 of 2009 concerning Public Services. However, during the Covid-19 pandemic, activities that are usually carried out in a closed room were forced to undergo changes, namely requiring cadres to pick up the ball to the target object, so that toddlers do not lose their rights to support growth at their golden age as well as anticipate stunting. The aim is to examine juridically related to efforts to fulfill children's health rights, on the elements of compatibility of weight and height, nutritional adequacy, emotional stability, and so on, even though the situation has limitations. The method used to review the implementation of the Mobile Posyandu is through a legal approach (juridish approach) as a material for monitoring the accuracy of the program with policies determined by the Regional Government, and a case approach (case approach) as an evaluation material for the success of activities related to the intended final achievement. As a result, juridically, the implementation of the Mobile Posyandu is very much in accordance with the provisions of the Health Protocol, which does not require toddlers and pregnant women to meet face-to-face with many people, but monitoring their health, including the anticipation of stunting, is still carried out by cadres who move from house to house, so as to minimize the risk of stunting. Covid-19 transmission. Meanwhile, socially, the presence of cadres to the homes of children under five is clear evidence that health services for children under five are still a concern of the Regional Government in addition to being busy dealing with the pandemic. Thus, Mobile Posyandu can be a strategic alternative model in an effort to provide health services for toddlers, without deviating from the applicable laws and regulations. ABSTRAK Pemenuhan hak anak balita di bidang kesehatan, diantaranya dilakukan melalui kegiatan Posyandu, dengan pola pelaksanaan terjadwal dan terencana, dan mengacu pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan serta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Namun di masa pandemi Covid-19, kegiatan yang biasanya dilaksanakan dalam satu ruang tertutup terpaksa mengalami perubahan, yakni mengharuskan kader melakukan jemput bola terhadap obyek yang dituju, sehingga para balita tidak sampai kehilangan hak-haknya untuk menunjang pertumbuhan di usia emasnya sekaligus mengatisipasi terjadinya stunting. Tujuannya untuk mengkaji secara yuridis terkait upaya memenuhi hak kesehatan balita, pada unsur kesesuaian berat dan tinggi badan, kecukupan gizi, kestabilan emosi, dan sebagainya, meskipun situasinya ada keterbatasan. Metode yang digunakan untuk mengkaji pelaksanaan Posyandu Keliling adalah melalui pendekatan hukum (yuridish approacht) sebagai bahan monitoring ketepatan program dengan kebijakan yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah, dan pendekatan kasus (case approacht) sebagai bahan evaluasi terhadap keberhasilan kegiatan berkaitan dengan capaian akhir yang dituju. Hasilnya, secara yuridis pelaksanaan Posyandu Keliling sangat sesuai dengan ketentuan Protokol Kesehatan, yang tidak mengharuskan para balita dan ibu hamil bertatap muka dengan orang banyak, namun pemantauan kesehatannya termasuk antisipasi terjadinya stunting, tetap terlaksana oleh kader yang bergerak dari rumah ke rumah, sehingga dapat meminimalisir penularan Covid-19. Sedangkan secara sosial, kehadiran kader ke rumah para balita menjadi bukti nyata bahwa pelayanan kesehatan balita, tetap menjadi perhatian Pemerintah Daerah disamping kesibukannya mengatasi pandemi. Dengan demikian Posyandu Keliling bisa menjadi alternatif model yang strategis dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan bagi balita, tanpa menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.
URGENSI PAYUNG HUKUM BAGI SANGGAR SENI TARI DI KABUPATEN LUMAJANG Anies Marsudiati Purbadiri; Titis Srimurni
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS Vol 1, No 2 (2015): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/pengabdian_iptek.v1i2.266

Abstract

Sanggar Tari “Nindya Laksita” dan Sanggar Tari “Ayu Langgeng” adalah dua dari beberapa sanggar yang diketahui beroperasi di Kabupaten Lumajang. Secara produksi keduanya telah memiliki beberapa karya tari hasil garapannya sendiri, yang seringkali ditampilkan atas permintaan Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang. Namun secara yuridis masing-masing masih mempunyai kekurangan payung hukum untuk dapatnya bertindak sebagai subyek hukum privat, oleh karenanya perlu segera dilengkapi berbagai dokumen legalitasnya dimaksud. Tujuan melengkapi dokumen yuridis tersebut antara lain agar Sanggar dapat memperoleh hak-hak dasarnya sbg subyek hukum, semisal mendapatkan pembinaan, perlindungan bahkan mendapatkan fasilitasi dana hibah dari Pemerintah Daerah dan/atau Pusat, dalam upaya menjaga kelangsungan operasionalnya. Adapun metode yang diterapkan untuk memnuhi dokumen yuridis tersebut adalah dengan berdasar pada konsepsi yuridis sosiologis, yang teknisnya diterapkan dalam bentuk : 1) Pendidikan/Pelatihan, diarahkan pada pengurus sanggar agar paham hak dan kewajibannya, 2) Pendampingan, dilakukan terhadap pengurus sanggar ketika mengurus dokumen yuridis yang diperlukan, dan 3) Penyadaran, lebih ditekankan pada pengurus maupun anggota sanggar supaya menyadari keberadaannya sebagai organisasi sosial dan sebagai subyek hukum privat bahwa dirinya mempunyai hak-hak dasar yang harus dipenuhi sebagaimana amanah yang tersurat pada Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
KEPASTIAN HUKUM HAK CIPTA DAN SARANA PUBLIKASI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KERONCONG DI KABUPATEN LUMAJANG Ratnaningsih R; Titis Srimurni; Titik Sriastutik
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS Vol 4, No 1 (2018): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/pengabdian_iptek.v4i1.1494

Abstract

Di kabupaten Lumajang terdapat beberapa komunitas yang menggeluti bidang keroncong. Melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Hibah Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun anggaran 2018, tim pelaksana PKM mencoba menggali potensi serta upaya pendampingan kepada dua mitra yaitu Keroncong Band Lumajang Citra dan Komunitas Pecinta Keroncong di Kabupaten Lumajang. Tujuan dari pelaksanaan program kemitraan masyarakat adalah upaya pendampingan terhadap mitra guna perlindungan hukum terhadap hak cipta lagu keroncong, adanya pembinaan yang konsisten dan berkelanjutan terhadap mitra serta publikasi kegiatan mitra baik melalui media cetak maupun elektronik. Dengan indikator keberhasilannya beberapa karya lagu keroncong mitra telah terdaftar dan memiliki Surat Pencatatan  Ciptaan dari Kementrian Hukum dan HAM, adanya pembinaan serta dukungan multi pihak terhadap tumbuh kembang keroncong di Kabupaten Lumajang, serta melalui sarana publikasi saat ini mitra telah banyak dikenal oleh masyarakat khususnya di kabupaten Lumajang.Kata Kunci: Lagu, Keroncong, Hak Cipta, Publikasi, Promosi
IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT) DESA DUREN KECAMATAN KLAKAH KABUPATEN LUMAJANG TITIS SRIMURNI; MILLATUS SHOLIHAH
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 2 No. 4 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v2i4.1903

Abstract

Poverty and Food Vulnerability is one of the challenges faced by the State of Indonesia from time to time. Poverty is a condition in which a person feels unable to fulfill his basic needs such as basic needs which include the needs of clothing, food, and housing. One of the government programs is the Non-Cash Food Assistance/BPNT whose implementation mechanism is carried out by a non-cash mechanism using technological assistance called e-vouchers, which is expected to be able to provide convenience and be right on target. This study aims to determine how the implementation of the non-cash assistance program (BPNT) in Duren Village, Klakah District, Lumajang Regency, both simultaneously and partially. The research method used is descriptive qualitative. Determination of informants using purposive sampling technique where the researcher is the key informant. The research location is in Duren Village, Klakah District, Lumajang Regency. The results showed that several BPNT indicators were not optimal in their implementation, in terms of the accuracy of program targets, achievement of program objectives and program monitoring. Based on this, it is necessary to carry out data collection, education and socialization of the Non-Cash Food Assistance (BPNT) program, optimize BPNT program services and monitor the implementation of the BPNT program so that the program is right on target and runs effectively. ABSTRAKKemiskinan dan Kerentanan Pangan merupakan salah satu tantangan yang dihadapi Negara Indonesia dari masa kemasa. Kemiskinan merupakan suatu kondisi di mana seseorang merasa tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Salah satu program pemerintah yaitu Bantuan Pangan Non-Tunai/BPNT yang mekanisme pelaksanaannya dilakukan secara mekanisme nontunai dengan menggunakan bantuan teknologi yang disebut dengan e-voucher, yang diharapkan mampu memberi kemudahan dan tepat sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi program bantuan non tunai (BPNT) di desa duren kecamatan klakah kabupaten lumajang baik secara simultan maupun parsial. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dimana peneliti sebagai key informan. Lokasi penelitian yaitu di Desa Duren, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa indikator BPNT belum maksimal dalam penyelenggaraanya, dari segi ketepatan sasaran program, pencapaian tujuan program dan pemantuan program. Berdasarkan hal tersebut hendaknya melakukan pendataan ulang, edukasi dan sosialisasi program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), mengoptimalisasi pelayanan program BPNT dan melakukan pemantauan terhadap terselenggaranya program BPNT agar program tepat sasaran dan berjalan efektif.