Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

REVIEW JURNAL : PENERAPAN NANO EMULSI DALAM UPAYA PENURUNAN KASUS TINGKAT TUBERKULOSIS Nisa Sri Wahyuni; Shelly Siti Nour Baety; Nisa Alwia; Aden Dhana Rizkita; Muhammad Rafi Hafidz
PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 7 No 1 (2023): PRAEPARANDI Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58365/ojs.v7i1.217

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme cepat korosif, tuberkulosis dapat ditularkan dengan adanya tetesan yang mengandung basil, dan bergantung pada jumlah tuberkel yang terhirup dan daya tahan tubuh seseorang yang terinfeksi tuberkulosis. Dengan adanya peningkatan penyakit TBC pasar farmasi mengembangkan pengobatan pada teknologi pembentukan formulasi dalam bentuk nano yang memiliki banyak keunggulan diantaranya dapat mengurangi degradasi enzimatik dan dapat mengontrol laju pelepasan obat. Akibatnya, aksesibilitas obat dapat dibuat menjadi nanoemulsi. Nanoemulsi adalah kerangka pembawa obat sebagai emulsi dan memiliki ukuran molekul 20-500 nm. Senyawa allicin dapat menghambat Mycobacterium tuberculosis, dan curcumin berhasil memberantas TB mikroorganisme. Tujuan review jurnal ini untuk memberikan informasi mengenai pembuatan nanoemulsi dari bahan alam ekstrak umbi daun bawang putih (Alliun sativum) dan daun kelor (Moringa oleifera Lamk) yang dapat menghambat dan memberantas penyakit tuberkulosis. Pembuatan nanoemulsi menggunakan beberapa metode antara lain ekstraksi, homogenisasi, dan maserasi. Bahan yang digunakan pada ekstrak daun kelor adalah propilen glikol, etanol 96%, VCO, tahap air pendukung fosfat. Sedangkan pada ekstrak umbi bawang putih adalah PEG 400, Virgin Coconut Oil (VCO), Tween 80, etanol 96%, dan aquadest. Surfaktan dan pelarut yang digunakan untuk kedua ekstrak tersebut adalah tween 80 dan 96% etanol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nanoemulsi pada ekstrak umbi bawang putih (Allium sativum) dengan menggunakan hasil konsentrasi Virgin Coconut Oil (VCO) 8%. Dari ketiga susunan formulasi pada pengujian stabilitas nanoemulsi, tidak ada perubahan pada pengujian organoleptik, pada uji pH formulasi I dan II tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hasil yang ditunjukkan pada nilai p-Value 1.000 dan 0,225 (>0,05). Pada formulasi III menghasilkan perbedaan secara signifikan yang ditunjukkan pada nilai p-Value 0,038 (0,05). Sedangkan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lamk) sebanyak 20% menghasilkan nanoemulsi yang lebih baik dibandingkan konsentrasi 30%, pada perlakuan campuran antara kecepatan 30.000 rpm, dengan suhu ruang sekitar (27-30°C) dan waktu pengadukan selama 20 menit. Pada uji coba kedua ekstrak tersebut, setelah dilakukan pengujian didapatkan hasil nanoemulsi yang stabil dan memiliki kelarutan yang baik.
REVIEW JURNAL : ENKAPSULASI GELATIN TULANG IKAN LELE Aden Dhana Rizkita; Syahrul Syah Gibran; Ayu Andini Rizki Lestari Rohman; Antan Saldaw; Kon Yohanes
PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 7 No 1 (2023): PRAEPARANDI Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58365/ojs.v7i1.218

Abstract

Sediaan yang mengandung satu jenis obat atau lebih dan dimasukkan ke dalam cangkang disebut kapsul. Cangkang kapsul dapat terbuat dari gelatin. Gelatin dapat ditemukan pada kulit atau tulang beberapa hewan, seperti sapi dan ikan. Tulang ikan lele juga dapat digunakan sebagai sumber gelatin. Oleh karena itu, review artikel ini dibuat untuk memberikan informasi berbagai hasil penelitian mengenai bagaiman membuat dan melakukan evaluasi cangkang kapsul dari tulang ikan lele Clarias garepinus. Metode penelitian yang digunakan untuk enkapsulasi gelatin tulang ikan lele menggunakan metode asam menghasilkan bubuk gelatin dari tulang ikan lele. Uji gelatin menunjukkan pH 4,85 dan kadar air 13,5%. Setelah mengubah jumlah gelatin yang digunakan, gelatin yang dihasilkan kemudian dipisahkan menjadi dua formula (formula I mengandung 25 gram gelatin dan formula II mengandung 35 gram gelatin). Dari uji yang di dapatkan formula 1 menghasilkan cangkang kapsul yang rapuh dan formula 2 menghasilkan cangkang kapsul yang tidak rapuh. Dalam uji coba kerapuhan di dapatkan hasil bahwa cangkang kapsul formula 2 memenuhi standar karena cangkang kapsul yang di hasilkan tidak rapuh. Setelah di lakukan penelitian dari beberapa jurnal dapat di simpulkan bahwa gelatin tulang ikan lele hampir memenuhi standar dan cangkang kapsul yang terbuat dari tulang ikan lele memenuhi standar.
REVIEW ARTIKEL : NANOEMULSI PERAK KOMBINASI KAYU MANIS DAN APLIKASINYA SEBAGAI LOZANGE NR Risma Eka Putri Selay; Aden Dhana Rizkita; Lintang Tri Ananda; Silfia ismiati; Yuda Maulidian
PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 7 No 1 (2023): PRAEPARANDI Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : PRAEPARANDI : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58365/ojs.v7i1.212

Abstract

Nanoemulsi perak combain kayu manis dan aplikasinya sebagai lozange dengan menggunakan tumbuhan ekstrak kayu manis yang bisa menjadi inhibitor terhadap reseptor asetilcolin nicotinate yang terkandung dalam nikotin. Kayu manis (Cinnamomum verum) merupakan salah satu tanaman yang kulit batang, cabang, dan dahannya dapat digunakan sebagai bahan rempah-rempah dan merupakan salah satu komoditas eksport Indonesia serta dapat memiliki nilai lebih jika dibuat dalam bentuk sediaan hard candy lozange . Oleh karena itu, review artikel ini dibuat untuk memberikan informasi berbagai hasil penelitian bahwa nanoemulsi perak combain kayu manis dengan menggunakan tumbuhan ekstrak kayu manis dapat menghambat reseptor asetilkolin nikotinat yang terkandung dalam nikotin. Ekstrak kulit kayu manis ini didapat dengan proses metode maserasi dan metode ultrasonic. Selanjutnya nanoemulsi ekstrak kayu manis yang sudah terbentuk itu dilakukan karakterisasi berdasarkan ukuran partikel potensial zeta dan gugus fungsi. Dilakukan pengujian fitokimia pada ekstrak kayu manis diantaranya pengujian alkaloida, flavonoid, tannin, saponin, steroid dan triterpenoid. Selain dilakukan pengujian fitokimia, terdapat pengujian interaksi kayu manis dengan reseptor yang terdapat dalam nikotin yaitu asetilkolin nikotinat. Terdapat sembilan ligan yang terdapat dalam kayu manis, tetapi setelah diuji menggunakan analisa docking di autodock hanya tiga ligan yang memiliki afinitas yang tinggi yaitu sisquiterpen, fenol dan linalool yang dapat menghambat nAChRy3 (4zk4) dan nAChRy7 (3sq9) sebagai reseptor peran nikotin.