Ahmad Wahyu Hidayat
State Islamic University Sunan Kalijaga of Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

SYEKH NAWAWI AL-BANTANI DAN PEMIKIRANNYA DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM Ahmad Wahyu Hidayat; Muhammad Iqbal Fasa
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 17, No 2 (2019)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v17i2.3209

Abstract

This article describes the meaning of education according to Sheikh Nawawi Al-Bantani by using library research and analytical study methods. Analytical studies used are analytical content and analytical descriptions of education according to Sheikh Nawai Al-Bantani. The result of this study indicates that the purpose of education in Islam is a reflection of the function of humans to worship God by achieving His pleasure, striving to eradicate ignorance, and striving to perpetuate Islam with the light of knowledge. His thoughts about educators and students reveal that the personality factor of educators is more important than other factors, whereas, students themselves, they should always hold fast to noble morals in dealing with teachers, both in the teaching and learning process or in interacting with teachers in daily life.Penelitian ini menguraikan pendidikan menurut Syekh Nawawi Al-Bantani. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan dengan metode studi analitis. Studi analitis yang digunakan adalah analitis konten dan analitis deskripsi tentang pendidikan menurut Syekh Nawai Al-Bantani.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan pendidikan dalam Islam merupakan sebuah refleksi dari fungsi manusia untuk beribadah kepada Allah yaitu dengan mencapai keridhoanNya, berjihad untuk memberantas kebodohan, berjihad untuk mengabadikan Islam dengan sinaran ilmu. Pemikirannya tentang pendidik dan peserta didik mengungkapkan bahwa faktor kepribadian pendidik lebih penting daripadafaktor yang lain, sedangkan dengan peserta didik sendiri hendaklah selalu berpegang teguh pada akhlak mulia dalam menghadapi guru, baik dalam proses belajar mengajar ataupun dalam berinteraksi dengan guru dalam kehidupan sehari-hari.