Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Respons Beberapa Varietas Nasional Gladiol terhadap Pemupukan N dan K Soedarjo, Muchdar; Wuryaningsih, Sri
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 2 (2010): Juni 2012
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Nitrogen merupakan salah satu hara makro pembatas pertumbuhan vegetatif dan generatif tanamangladiol, sedangkan kalium sebagai katalisator pada proses metabolisme. Percobaan lapangan untuk mengevaluasipengaruh pupuk N dan K pada pertumbuhan, kualitas bunga, dan subang beberapa varietas gladiol dilakukan diKebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias dari bulan Juni sampai Desember 2009. Rancangan percobaan yangdigunakan ialah petak terpisah dengan dua ulangan. Petak utama adalah tiga varietas gladiol yaitu (1) Nabila, (2)Clara, dan (3) Kaifa. Anak petak adalah kombinasi pemupukan N dan K yaitu (1) N10K10, (2) N10K20, (3) N10K30, (4)N20K10, (5) N20K20, (6) N20K30, (7) N30K10, (8) N30K20, dan (9) N30K30. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapatinteraksi nyata antara varietas dan pemupukan terhadap panjang tangkai bunga dan jumlah kuntum bunga/tangkai.Nitrogen (N) dan kalium (K) merupakan hara makro yang membatasi pertumbuhan tanaman yang berperan besarpada kualitas bunga dan subang gladiol, dengan respons berbeda bagi setiap varietas. Varietas Clara paling responsifterhadap pemupukan nitrogen, dengan pemupukan N30K10 menghasilkan tangkai bunga terpanjang (73,16 cm), danjumlah subang kelas A terbanyak (9,83 subang). Pemberian pupuk N20K10 pada varietas Kaifa dapat menghasilkantangkai bunga terpanjang dan jumlah kuntum bunga terbanyak. Pemupukan N dan K dapat diimplementasikan denganmempertimbangkan varietas gladiol yang ditanam.ABSTRACT. Soedarjo, M. and S. Wuryaningsih. 2010. Response of Several Gladiolus Varieties on N andK Fertilizer Application. Nitrogen is one of the nutrients limiting the growth either vegetative or generative ofgladiolus, while potassium as a catalyst in the process of metabolism.A field experiment to evaluate the effect of Nand K fertilizers on the growth and development of three varieties of gladiolus was conducted at the experimentalgarden of The Indonesian Ornamental Crop Research Institute from June to December 2009. A split plot design withtwo replications was used. The main plot was three gladiolus varieties consisted of (1) Nabila, (2) Clara, and (3)Kaifa. The subplot was combinations of N and K fertilizers, namely (1) N10K10, (2) N10K20, (3) N10K30, (4) N20K10,(5) N20K20, (6) N20K30, (7) N30K10, (8) N30K20, and (9) N30K30. The Research results showed that there were interactionsbetween varieties and N K fertilizers on flower spike length and number of floret/spike. Nitrogen (N) and potassium(K), the macro nutrient that limits plant growth, and played a significant role in the quality of flowers and corms ofgladiolus, responses for each variety. Clara varieties was the most responsive to nitrogen fertilization, with fertilizerapplication of N30K10 produce longest flower stalks (73.16 cm), and highest number of class A corm (9.83). Fertilizerapplication N20K10 on Kaifa varieties produce the longest flower stalk and the largest flower number/spike. Nitrogenand Kalium fertilization could be implemented by considering the varity of gladiolus.
Kultivar dan Formula Pupuk pada Pertumbuhan Bunga Potong Anthurium Tedjasarwana, Rahayu; Wuryaningsih, Sri
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 2 (2009): Juni 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Bunga potong Anthurium (Anthurium andraeanum Lind.) mempunyai bentuk bunga yang khas sepertitopi, terdiri dari spathe dan spadix dengan warna spathenya yang sangat beragam, dikenal mempunyai kesegaran bungadalam vas yang lama. Penelitian bertujuan untuk memperoleh formula pupuk yang tepat dan kultivar yang baik untukpertumbuhan dan produksi bunga potong Anthurium. Penelitian dilakukan di Rumah Sere Balai Penelitian TanamanHias (Balithi) dengan ketinggian 1.100 m dpl dari bulan Januari sampai Desember 2006. Percobaan menggunakanrancangan acak kelompok pola faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama 2 kultivar, yaitu kultivar Tropical danAvo Orange, sedangkan faktor kedua formula pupuk, yaitu (1) formula anthura sebagai kontrol, (2) formula Balithi1, (3). formula Balithi 2, (4) formula Balithi 3, dan (5) formula Balithi 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwajumlah klorofil, panjang dan diameter spadik, serta diameter tangkai bunga kultivar Tropical nilainya lebih besardibandingkan kultivar Avo Orange, yaitu berturut-turut 63,96 unit; 5,81; 6,77 cm; dan 4,86 mm. Sedangkan kultivarAvo Orange lebih cepat inisiasi bunganya, tangkai bunga lebih panjang dengan produksi bunga lebih tinggi, yaitumasing-masing 45,19 hari, 46,27 cm, dan 19,13 tangkai/petak. Formula pupuk 4 menghasilkan tanaman dengan inisiasibunga tercepat, yaitu 49,36 hari, sedangkan formula pupuk 3 menghasilkan bunga tinggi sebesar 18,0 tangkai/petak.Hasil penelitian memberikan informasi tentang adanya kultivar Anthurium yang produktif dan bermutu baik sertaformula nutrisi yang mudah diperoleh.ABSTRACT. Tedjasarwana, R. and S. Wuryaningsih. 2009. Cultivars and Fertilizer Formulae on the Growthof Anthurium Cut Flower. Anthurium cut flower (Anthurium andraeanum Lind.) has spesific flower form like hatconsist of spathe and spadix with variation on spathe color, and has long vaselife. The objectives of this researchwere to find out fertilizer formula and cultivars of Anthurium to increase the productivity of Anthurium cut flower.The experiment was carried out in a Screenhouse of Segunung Field Trial at Indonesian Ornamental Crops ResearchInstitute (IOCRI) from January to December 2006 at 1,100 m asl. Factorial design with 3 replications was used.The first factor was 2 cultivars of Anthurium cut flower consist of Tropical and Avo Orange. The second factor wasfertilizer formula: (1) Anthura as a control, (2) IOCRI 1, (3) IOCRI 2, (4) IOCRI 3, and (5) IOCRI 4. The resultsshowed that chlorophyl number, length and diameter of spadix, also flower stalk diameter of Tropical variety washigher than Avo Orange, i.e. 63.96 unit; 5.81; 6.77 cm, and 4.86 mm, respectively. On the other hand, Avo Orangeshowed faster flower initiation with flower stalk length and flower production higher than Tropical, i.e. 45.19 days;46.27 cm, and 19.13 flower stalk/plot respectively. Fertilizer IOCRI 4 showed fastest flower initiation (49.36 days)and fertilizer IOCRI 3 indicated the highest on flower production (18.0 flower stalk/plot).
Tanggapan Tiga Kultivar Mawar terhadap Media Tumbuh Tanpa Tanah Wuryaningsih, Sri; Muharram, Agus; Rusyadi, Iyus
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 1 (2003): Maret 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Media tanpa tanah mempunyai peluang untuk dikembangkan karena lebih bersih, ramah lingkungan, dan bahan – bahannya banyak terdapat di alam Indonesia. Percobaan dilakukan di rumah plastik  pada bulan Juni 1999 sampai dengan Februari 2000 dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan tiga kultivar mawar terhadap media tumbuh yang mengandung zeolit + serbuk sabut kelapa dan zeolit + serbuk gergaji. Rancangan percobaan adalah acak kelompok dengan pola faktorial, dua buah faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah tiga kultivar mawar (Selabintana, maribaya, dan cipanas dwiwarna). Sedangkan faktor kedua adalah delapan komposisi serbuk sabut kelapa/serbuk gergaji + zeolit dan tanah sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa tunas yang terbentuk pada media serbuk sabut kelapa maupun serbuk sabut kelapa + zeolit kultivar selabintana mencapai 2,42 kali, Maribaya 2,59 kali, dan cipanas dwiwarna 3,4 kali lebih tinggi dibandingkan pada media serbuk gergaji. Pertumbuhan vegetatif dan generatif mawar pada media  serbuk sabut kelapa, serbuk sabut kelapa + zeolit, dan tanah lebih baik dibandingkan pada serbuk gergaji. Rataan tinggi tanaman pada penggunaan serbuk sabut kelapa + 100 g zeolit adalah tertinggi yaitu 39,4 cm. Bobot total tanaman dan waktu inisiasi bunga pada penggunaan media serbuk sabut kelapa mencapai 1,8 kali lebih besar dan 29 hari lebih pendek dibandingkan pada media serbuk gergaji. Tanaman mawar yang ditumbuhkan pada media serbuk sabut kelapa + zeolit menghasilkan daun lebih hijau dan tanaman lebih tegar dibandingkan pada media serbuk gergaji + zeolit. Komposisi media serbuk sabut kelapa + zeolit 100 dan 200 g memenuhi syarat sebagai media tanam bagi budidaya mawar dan dapat digunakan sebagai media pengganti tanah. Kata kunci : Rosa hybrida L.; Mawar taman; Media tumbuh tanpa tanah; Pertumbuhan; Serbuk sabut kelapa; Zeolit; Serbuk gergaji. ABSTRACT. Soilless media has opportunity for development because of clean, environmentally sound, and the material could be found in Indonesia. Research on the response of rose cultivars to soilless media (coirdust + zeolite and saw- dust + zeolite) was conducted at plastic house from June 1999 to February 2000. Randomized complete block design with factorial pattern consists of two factors and three replications were used in this experiment. The first factor was three cultivars of rose and the second factor was eight combination compositions of sawdust/sawdust + zeolite and soil as control. The results showed that cultivars of Selabintana grown bud on sawdust or sawdust + zeolite media 2.4 times, maribaya 2.6 times, and cipanas dwiwarna 3.4 times higher than those on sawdust media. The vegetative and generative development of such cultivars on the coirdust, coirdust + zeolite, and soil were better than those on sawdust media. Coirdust + 100 g zeolite produced the highest plant high of 39.4 cm. The use coirdust media yielded plant total weight of 1.8 times, higher, fastened flower initiation time of 29 days and improved flower numbers of 3,84 times than those of sawdust media. The rose cultivars planted on zeolite + coirdust had leaf more greenery and heavier compared to those on zeolite + sawdust. The composition of 100 g coirdust and 200 g zeolite could be recommended as alterna- tive media for growing of rose.
Kultivar dan Formula Pupuk pada Pertumbuhan Bunga Potong Anthurium Rahayu Tedjasarwana; Sri Wuryaningsih
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 2 (2009): Juni 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v19n2.2009.p%p

Abstract

ABSTRAK. Bunga potong Anthurium (Anthurium andraeanum Lind.) mempunyai bentuk bunga yang khas sepertitopi, terdiri dari spathe dan spadix dengan warna spathenya yang sangat beragam, dikenal mempunyai kesegaran bungadalam vas yang lama. Penelitian bertujuan untuk memperoleh formula pupuk yang tepat dan kultivar yang baik untukpertumbuhan dan produksi bunga potong Anthurium. Penelitian dilakukan di Rumah Sere Balai Penelitian TanamanHias (Balithi) dengan ketinggian 1.100 m dpl dari bulan Januari sampai Desember 2006. Percobaan menggunakanrancangan acak kelompok pola faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama 2 kultivar, yaitu kultivar Tropical danAvo Orange, sedangkan faktor kedua formula pupuk, yaitu (1) formula anthura sebagai kontrol, (2) formula Balithi1, (3). formula Balithi 2, (4) formula Balithi 3, dan (5) formula Balithi 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwajumlah klorofil, panjang dan diameter spadik, serta diameter tangkai bunga kultivar Tropical nilainya lebih besardibandingkan kultivar Avo Orange, yaitu berturut-turut 63,96 unit; 5,81; 6,77 cm; dan 4,86 mm. Sedangkan kultivarAvo Orange lebih cepat inisiasi bunganya, tangkai bunga lebih panjang dengan produksi bunga lebih tinggi, yaitumasing-masing 45,19 hari, 46,27 cm, dan 19,13 tangkai/petak. Formula pupuk 4 menghasilkan tanaman dengan inisiasibunga tercepat, yaitu 49,36 hari, sedangkan formula pupuk 3 menghasilkan bunga tinggi sebesar 18,0 tangkai/petak.Hasil penelitian memberikan informasi tentang adanya kultivar Anthurium yang produktif dan bermutu baik sertaformula nutrisi yang mudah diperoleh.ABSTRACT. Tedjasarwana, R. and S. Wuryaningsih. 2009. Cultivars and Fertilizer Formulae on the Growthof Anthurium Cut Flower. Anthurium cut flower (Anthurium andraeanum Lind.) has spesific flower form like hatconsist of spathe and spadix with variation on spathe color, and has long vaselife. The objectives of this researchwere to find out fertilizer formula and cultivars of Anthurium to increase the productivity of Anthurium cut flower.The experiment was carried out in a Screenhouse of Segunung Field Trial at Indonesian Ornamental Crops ResearchInstitute (IOCRI) from January to December 2006 at 1,100 m asl. Factorial design with 3 replications was used.The first factor was 2 cultivars of Anthurium cut flower consist of Tropical and Avo Orange. The second factor wasfertilizer formula: (1) Anthura as a control, (2) IOCRI 1, (3) IOCRI 2, (4) IOCRI 3, and (5) IOCRI 4. The resultsshowed that chlorophyl number, length and diameter of spadix, also flower stalk diameter of Tropical variety washigher than Avo Orange, i.e. 63.96 unit; 5.81; 6.77 cm, and 4.86 mm, respectively. On the other hand, Avo Orangeshowed faster flower initiation with flower stalk length and flower production higher than Tropical, i.e. 45.19 days;46.27 cm, and 19.13 flower stalk/plot respectively. Fertilizer IOCRI 4 showed fastest flower initiation (49.36 days)and fertilizer IOCRI 3 indicated the highest on flower production (18.0 flower stalk/plot).
Respons Beberapa Varietas Nasional Gladiol terhadap Pemupukan N dan K Muchdar Soedarjo; Sri Wuryaningsih
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 2 (2010): Juni 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v20n2.2010.p%p

Abstract

ABSTRAK. Nitrogen merupakan salah satu hara makro pembatas pertumbuhan vegetatif dan generatif tanamangladiol, sedangkan kalium sebagai katalisator pada proses metabolisme. Percobaan lapangan untuk mengevaluasipengaruh pupuk N dan K pada pertumbuhan, kualitas bunga, dan subang beberapa varietas gladiol dilakukan diKebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias dari bulan Juni sampai Desember 2009. Rancangan percobaan yangdigunakan ialah petak terpisah dengan dua ulangan. Petak utama adalah tiga varietas gladiol yaitu (1) Nabila, (2)Clara, dan (3) Kaifa. Anak petak adalah kombinasi pemupukan N dan K yaitu (1) N10K10, (2) N10K20, (3) N10K30, (4)N20K10, (5) N20K20, (6) N20K30, (7) N30K10, (8) N30K20, dan (9) N30K30. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapatinteraksi nyata antara varietas dan pemupukan terhadap panjang tangkai bunga dan jumlah kuntum bunga/tangkai.Nitrogen (N) dan kalium (K) merupakan hara makro yang membatasi pertumbuhan tanaman yang berperan besarpada kualitas bunga dan subang gladiol, dengan respons berbeda bagi setiap varietas. Varietas Clara paling responsifterhadap pemupukan nitrogen, dengan pemupukan N30K10 menghasilkan tangkai bunga terpanjang (73,16 cm), danjumlah subang kelas A terbanyak (9,83 subang). Pemberian pupuk N20K10 pada varietas Kaifa dapat menghasilkantangkai bunga terpanjang dan jumlah kuntum bunga terbanyak. Pemupukan N dan K dapat diimplementasikan denganmempertimbangkan varietas gladiol yang ditanam.ABSTRACT. Soedarjo, M. and S. Wuryaningsih. 2010. Response of Several Gladiolus Varieties on N andK Fertilizer Application. Nitrogen is one of the nutrients limiting the growth either vegetative or generative ofgladiolus, while potassium as a catalyst in the process of metabolism.A field experiment to evaluate the effect of Nand K fertilizers on the growth and development of three varieties of gladiolus was conducted at the experimentalgarden of The Indonesian Ornamental Crop Research Institute from June to December 2009. A split plot design withtwo replications was used. The main plot was three gladiolus varieties consisted of (1) Nabila, (2) Clara, and (3)Kaifa. The subplot was combinations of N and K fertilizers, namely (1) N10K10, (2) N10K20, (3) N10K30, (4) N20K10,(5) N20K20, (6) N20K30, (7) N30K10, (8) N30K20, and (9) N30K30. The Research results showed that there were interactionsbetween varieties and N K fertilizers on flower spike length and number of floret/spike. Nitrogen (N) and potassium(K), the macro nutrient that limits plant growth, and played a significant role in the quality of flowers and corms ofgladiolus, responses for each variety. Clara varieties was the most responsive to nitrogen fertilization, with fertilizerapplication of N30K10 produce longest flower stalks (73.16 cm), and highest number of class A corm (9.83). Fertilizerapplication N20K10 on Kaifa varieties produce the longest flower stalk and the largest flower number/spike. Nitrogenand Kalium fertilization could be implemented by considering the varity of gladiolus.
Tanggapan Tiga Kultivar Mawar terhadap Media Tumbuh Tanpa Tanah Sri Wuryaningsih; Agus Muharram; Iyus Rusyadi
Jurnal Hortikultura Vol 13, No 1 (2003): Maret 2003
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v13n1.2003.p28-40

Abstract

Media tanpa tanah mempunyai peluang untuk dikembangkan karena lebih bersih, ramah lingkungan, dan bahan – bahannya banyak terdapat di alam Indonesia. Percobaan dilakukan di rumah plastik  pada bulan Juni 1999 sampai dengan Februari 2000 dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan tiga kultivar mawar terhadap media tumbuh yang mengandung zeolit + serbuk sabut kelapa dan zeolit + serbuk gergaji. Rancangan percobaan adalah acak kelompok dengan pola faktorial, dua buah faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah tiga kultivar mawar (Selabintana, maribaya, dan cipanas dwiwarna). Sedangkan faktor kedua adalah delapan komposisi serbuk sabut kelapa/serbuk gergaji + zeolit dan tanah sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa tunas yang terbentuk pada media serbuk sabut kelapa maupun serbuk sabut kelapa + zeolit kultivar selabintana mencapai 2,42 kali, Maribaya 2,59 kali, dan cipanas dwiwarna 3,4 kali lebih tinggi dibandingkan pada media serbuk gergaji. Pertumbuhan vegetatif dan generatif mawar pada media  serbuk sabut kelapa, serbuk sabut kelapa + zeolit, dan tanah lebih baik dibandingkan pada serbuk gergaji. Rataan tinggi tanaman pada penggunaan serbuk sabut kelapa + 100 g zeolit adalah tertinggi yaitu 39,4 cm. Bobot total tanaman dan waktu inisiasi bunga pada penggunaan media serbuk sabut kelapa mencapai 1,8 kali lebih besar dan 29 hari lebih pendek dibandingkan pada media serbuk gergaji. Tanaman mawar yang ditumbuhkan pada media serbuk sabut kelapa + zeolit menghasilkan daun lebih hijau dan tanaman lebih tegar dibandingkan pada media serbuk gergaji + zeolit. Komposisi media serbuk sabut kelapa + zeolit 100 dan 200 g memenuhi syarat sebagai media tanam bagi budidaya mawar dan dapat digunakan sebagai media pengganti tanah. Kata kunci : Rosa hybrida L.; Mawar taman; Media tumbuh tanpa tanah; Pertumbuhan; Serbuk sabut kelapa; Zeolit; Serbuk gergaji. ABSTRACT. Soilless media has opportunity for development because of clean, environmentally sound, and the material could be found in Indonesia. Research on the response of rose cultivars to soilless media (coirdust + zeolite and saw- dust + zeolite) was conducted at plastic house from June 1999 to February 2000. Randomized complete block design with factorial pattern consists of two factors and three replications were used in this experiment. The first factor was three cultivars of rose and the second factor was eight combination compositions of sawdust/sawdust + zeolite and soil as control. The results showed that cultivars of Selabintana grown bud on sawdust or sawdust + zeolite media 2.4 times, maribaya 2.6 times, and cipanas dwiwarna 3.4 times higher than those on sawdust media. The vegetative and generative development of such cultivars on the coirdust, coirdust + zeolite, and soil were better than those on sawdust media. Coirdust + 100 g zeolite produced the highest plant high of 39.4 cm. The use coirdust media yielded plant total weight of 1.8 times, higher, fastened flower initiation time of 29 days and improved flower numbers of 3,84 times than those of sawdust media. The rose cultivars planted on zeolite + coirdust had leaf more greenery and heavier compared to those on zeolite + sawdust. The composition of 100 g coirdust and 200 g zeolite could be recommended as alterna- tive media for growing of rose.
Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Diagram Batang Pada Siswa Kelas IV SDN Bedoho Nur Badriyah; Candra Dewi; Sri Wuryaningsih
SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA) Vol 2, No 2 (2023): Implementasi kurikulum merdeka menuju transformasi pendidikan dalam mempersiapka
Publisher : SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA (SENASSDRA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitialn ini dilalksalnalkaln untuk meningkaltkaln kemalmpualn halsil Belaljalr Maltemaltikal. Tujualn dalri penelitialn ini untuk meningkaltkaln pembelaljalraln dengaln menggunalkkaln model PBL (Problem Balsed Lealrning) dallalm pembelaljalraln Maltemaltikal Malteri Dialgralm Baltalng. Jenis penelitialn ini menggunalkaln PTK. Metode dallalm penelitialn ini dengaln menggalbungkaln metode kualntitaltif daln kuallitaltif secalral tidalk berimbalng. Teknik pengalmbilaln daltal dengaln menggunalkaln observalsi, walwalncalral, daln tes. Kesimpulaln yalng di dalpalt berdalsalrkaln penelitialn yalng dilalkukkaln diperoleh halsil balhwal pembelaljalraln maltemaltikal dengaln peneralpaln Model Problem Balsed Lealrning salngalt efektif untuk meningkaltkaln halsil belaljalr pesertal didik terlihalt dalri nilali raltal-raltal kelals paldal tes penilalialn Pral Siklus 78,62 , Siklus I 79,62 daln Siklus II 86,62. Halsil observalsi di dalpalt jikal pesertal didik menjaldi alktif terutalmal dallalm kegialtaln diskusi daln halsil walwalncalral di simpulkaln pesertal didik meralsal bersemalngalt dengaln presentalsi halsil kelompok. Peneralpaln model problem balsed lealrning dalpalt meningkaltkaln alktivitals daln halsil belaljalr pesertal didik