Fikarwin Zuska
STIKes Perintis Padang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEGAGALAN INISIASI MENYUSUI DINI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI TAHUN 2018 Enni Prina Ginting; Fikarwin Zuska; Asyiah Simanjorang
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 6 No 1 (2019): JUNI 2019 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v6i1.213

Abstract

Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi membuat pemerintah berusaha keras untuk meningkatkan kualitas hidup. Salah satunya yaitu pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Namun kenyataannya banyak ibu menolak untuk melakukannya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2015, cakupan IMD Kota Binjai hanya 11% dari yang ditargetkan sebesar 80%. Data yang diperoleh dari RS Tentara Binjai Tahun 2015 cakupan IMD 1,28%, tahun 2016 cakupan IMD 0,98%, dan tahun 2017 sebesar 0,92% dari yang ditargetkan 80%. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis sebab-sebab kegagalan Inisiasi Menyusui Dini pada ibu post sectio caesaria di Rumah Sakit Tentara Binjai tahun 2018. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan 3 informan ibu, 3 informan suami, dan 3 informan bidan perujuk dan bidan penanggung jawab yang bertugas di ruang rawat inap sebagai pemberi asuhan persalinan serta dilakukan triangulasi data untuk menjaga validitas data. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan ditemukan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pelaksanaan IMD disebabkan karena kurangnya informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dukungan suami, serta motivasi, baik dari bidan perujuk pada saat kunjungan kunjungan ANC maupun peran dari bidan yang bertugas di rumah sakit yang seharusnya memfasilitasi ibu melakukan IMD. Maraknya promosi susu formula di media massa, teman, penawaran langsung ke ibu, menyebabkan timbulnya pola fikir ibu yang beranggapan susu formula sama baiknya dengan ASI. Diharapkan agar Rumah Sakit Tentara Binjai yang merupakan faktor paling berpengaruh sebagai tempat rujukan agar melakukan sosialisasi kebijakan dan mendukung program IMD antara lain mengupayakan standar prosedur operasional terkait pelaksanannya, pengawasan dan evaluasi menuju keberhasilan menyusui.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEGAGALAN INISIASI MENYUSUI DINI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI TAHUN 2018 Enni Prina Ginting; Fikarwin Zuska; Asyiah Simanjorang
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 6 No 1 (2019): JUNI 2019 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.366 KB) | DOI: 10.33653/jkp.v6i1.213

Abstract

Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi membuat pemerintah berusaha keras untuk meningkatkan kualitas hidup. Salah satunya yaitu pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Namun kenyataannya banyak ibu menolak untuk melakukannya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2015, cakupan IMD Kota Binjai hanya 11% dari yang ditargetkan sebesar 80%. Data yang diperoleh dari RS Tentara Binjai Tahun 2015 cakupan IMD 1,28%, tahun 2016 cakupan IMD 0,98%, dan tahun 2017 sebesar 0,92% dari yang ditargetkan 80%. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis sebab-sebab kegagalan Inisiasi Menyusui Dini pada ibu post sectio caesaria di Rumah Sakit Tentara Binjai tahun 2018. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan 3 informan ibu, 3 informan suami, dan 3 informan bidan perujuk dan bidan penanggung jawab yang bertugas di ruang rawat inap sebagai pemberi asuhan persalinan serta dilakukan triangulasi data untuk menjaga validitas data. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan ditemukan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pelaksanaan IMD disebabkan karena kurangnya informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dukungan suami, serta motivasi, baik dari bidan perujuk pada saat kunjungan kunjungan ANC maupun peran dari bidan yang bertugas di rumah sakit yang seharusnya memfasilitasi ibu melakukan IMD. Maraknya promosi susu formula di media massa, teman, penawaran langsung ke ibu, menyebabkan timbulnya pola fikir ibu yang beranggapan susu formula sama baiknya dengan ASI. Diharapkan agar Rumah Sakit Tentara Binjai yang merupakan faktor paling berpengaruh sebagai tempat rujukan agar melakukan sosialisasi kebijakan dan mendukung program IMD antara lain mengupayakan standar prosedur operasional terkait pelaksanannya, pengawasan dan evaluasi menuju keberhasilan menyusui.