Yahya Mof, M. Adli Nurul Ihsan Ahmad Musta’ien
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MEMBERDAYAKAN KELOMPOK KERJA GURU SE KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN Yahya Mof, M. Adli Nurul Ihsan Ahmad Musta’ien
Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol 6, No 2 (2016): Desember
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.093 KB) | DOI: 10.18592/jtipai.v6i2.1813

Abstract

Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam SD berdampak pada kualitas pendidikan dasar anak karena SD sebagai pendidikan dasar yang menjadi pondasi bagi sekolah lanjutan pertama dan atas sehingga melalui sistem pembinaan profesionalisme seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) menjadi barometer keberhasilan pendidikan di Indonesia.Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana peran Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam meningkatkan profesionalisme Guru PAI SD di Kecamatan Banjarmasin Selatan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Subjek dalam penelitian lapangan ini adalah kepala sekolah dan guru PAI, pembina KKG, dan anggota Kelompok Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Banjarmasin Selatan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumenter. Penulis kemudian mengolah dan menganalisis data dengan melalui tahapan editing dan klasifikasi data, selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kualitatifdan mengambil simpulan menggunakan metode induktif. Hasil Temuan adalah peran kelompok kerja guru dalam meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam SD di kecamatan Banjarmasin Selatan melalui peningkatan kreatifitas dan skill serta peningkatan pengetahuan dan wawasan sudah sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang diwujudkan melalui program kerja yaitu program rutin dan pengembangan yang mereka laksanakan sudah cukup membantu meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam SD di Kecamatan Banjarmasin Selatan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peran kelompok kerja guru dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI di Kecamatan Banjarmasin Selatan adalah latar belakang pendidikan guru sudah bergelar sarjana S-1 dan hanya sebagian kecil yang masih D-II namun mereka sudah lulus sertifikasi dan sedang dalam proses gelar S-1, pengalaman guru yang cukup memadai yaitu berkisar hingga 30 tahun, keadaan kesejahteraan guru sudah mencukupi sehingga tidak mengganggu tugas, tingkat keaktifan pengurus yang baik sehinggadalam menjalankan program berdampak pada program yang berjalan sesuai target sehingga dapat membantu tercapainya visi dan misi KKG, komitmen guru dalam mengikuti kegiatan KKG cukup baik sehingga permasalahan-permasalahan guru yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik, namun dana yang tersedia masih minim sehingga terbatasnya kegiatan. Kata kunci: meningkatkan, profesionalisme, guru, pendidikan agama Islam
KONDISI POLITIK MANUSIAWI (Kajian atas Filsafat Politik Hannah Arendt) Yahya MOF
Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol 3, No 1 (2013): Juni
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.798 KB) | DOI: 10.18592/jtipai.v3i1.1850

Abstract

Tulisan ini mengkaji filsafat politik Arendt, seorang filosof wanita asal Jerman, yang menekankan perlunya terbentuk sebuah kondisi politik yang manusiawi. Kondisi tersebut hanya dapat terwujud apabila kondisi primordial kemanusiaan yang plural ditampilkan sepenuhnya dalam wilayah publik. Artinya pluralitas itu tidak hanya disadari tapi juga harus mewujud dalam aktivitas setiap individu dalam wilayah publik. Untuk itu, Arendt membedakan aktivitas manusia menjadi tiga: kerja, karya, dan aksi. Dalam kerja dan karya fokus perhatian masih pada kepentingan individu. Oleh karenanya, kerja dan karya hanya pantas berada dalam wilayah privat. Sedang dalam wilayah publik aktivitas yang muncul dari setiap individu tidak lagi pada tahap kerja atau karya, tapi harus berada tahap aksi yang dibangun di atas kondisi plural manusia. Tanpa itu maka kondisi politik yang manusiawi tidak akan terwujud. Kata kunci: Kondisi, manusiawi, kerja, karya, aksi