Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SUAP DALAM Q.S. AL-BAQARAH/2: 188: (STUDI ANALISIS MA’NA-CUM-MAGHZA) Ismi Wakhidatul Hikmah
PAPPASANG Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jiat.v4i1.156

Abstract

Kasus suap sangat merugikan negara dan berbahaya bagi kehidupan masyarakat karena dapat mempengaruhi tatanan sistem yang telah berjalan dengan baik. Perkara suap menggampangkan sebuah sistem untuk dirubah dengan mudahnya menggunakan uang sehingga akan terjadi ketidakadilan, kerugian, dan kekacauan dalam sebuah negara. Kasus suap menyuap ini telah dibahas oleh al-Qur’an dalam surat al-Baqarah/2 ayat 188 dan ayat ini yang akan diteliti untuk mengungkap kasus suap menyuap dalam pandangan Islam. Pada penelitian ini akan menggunakan pendekatan Ma’na-cum-Maghza dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analisis ma’na ayat, penelusuran intertekstualitas dengan merujuk pada al-Qur’an, penelusuran intertekstualitas dengan merujuk teks-teks lain, analisis historis, dan terakhir analisis maghza ayat. Adapun hasil penelitian ini adalah suap menyuap mendapat kecaman keras dari surat al-Baqarah/2 ayat 188 yang menerangkan tentang janganlah sebagian dari kalian memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang tidak dibenarkan oleh agama atau dengan jalan yang batil dan kasus suap menyuap merupakan memakan harta dengan jalan yang batil. Suap menyuap kepada hakim sangat disoroti dalam ayat ini di mana bahaya yang sangat besar apabila dalam peradilan terjadi suap menyuap karena hal ini akan menjadikan hakim tidak adil dalam mengambil keputusan untuk para terdakwa. Kata Kunci: Suap, al-Baqarah/2 ayat 188, Ma’na-cum-Maghza.
Pengumpul Harta Dalam Surat Al-Humazah (Tinjauan Semiotika Ferdinand De Saussure) ismi wakhidatul hikmah; Maulana Yusup; Muhammad Nur Alif
AL-DZIKRA: JURNAL STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN AL-HADITS Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/al-dzikra.v17i1.11664

Abstract

AbstractThis paper examines the wealth collector in Surah al-Humazah, where they frequently disregard their obligation to worship God and are continually focused on multiplying their riches until they believe all they acquire could make them eternal. They believe they have abundant wealth, so they easily belittle others. This study employed a literature review method based on Ferdinand de Saussure's semiotic theory approach. The stages of the approach are syntagmatic analysis, paradigmatic analysis, binary opposition, and history confirmation. According to the findings of this study, there is coherence between verses in the Surah al-Humazah when using syntagmatic analysis. Second, wealth collectors are those with immoral tendencies who like to curse and blame. Also, they believe that their fortune would be able to eternalize them, making them hesitant to share. Hence, they threatened with hell huthamah. Furthermore, Surah al-Humazah has a secret message for every Muslim to practice social charity to create harmony among individuals in society.Keywords: al-Humazah; Binary opposition; Paradigmatic; syntagmatic. AbstrakTulisan ini membahas pengumpul harta yang ada dalam surat al-Humazah di mana pengumpul harta sering lalai dengan kewajiban ibadah kepada Tuhan dan selalu terfokus pada cara memperbanyak harta hingga mereka mengira harta yang mereka kumpulkan dapat mengekalkannya, merasa memiliki harta yang banyak sehingga mereka dengan mudahnya merendahkan orang lain. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan teori semiotika dari Ferdinand de Saussure dengan langkah yang pertama analisis sintagmatik, kedua analisis paradigmatik, ketiga oposisi biner, keempat mengkonfirmasi sejarah. Hasil dari penelitian ini adalah dengan analisis sintagmatik dalam surat al-Humazah terdapat koherensi antar ayat. Kedua, pengumpul harta ialah mereka yang memiliki sifat amoral yang suka mengumpat dan mencela serta menganggap hartanya dapat mengekalkannya sehingga enggan berinfak akibatnya mereka diancam dengan neraka huthamah. Selain itu surat al-Humazah memiliki pesan tersembunyi, yaitu agar setiap muslim beramal sosial dalam kehidupan bermasyarakat sehingga dalam bermasyarakat terjalin kerukunan antar sesama. Kata Kunci: al-Humazah; Oposisi Biner; Paradigmatik; Sintagmatik.
Analisis Wacana Kritis Adopsi Bahasa Asing dalam Al-Quran dalam Buku Arthur Jeffery (The Foreign Vocabulary of The Quran) Ismi Wakhidatul Hikmah; Lianfin Safira Aulia
Jalsah : The Journal of Al-quran and As-sunnah Studies Vol. 2 No. 1 (2022): April
Publisher : Faculty of Ushuludin Institute of Al-Qur’an Science (IIQ) An Nur Yogyakarta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/jqs.v2i1.228

Abstract

Arthur Jeffery in his book The Foreign Vocabulary of The Quran states that there are non-Arabic language (foreign languages) in the Qur'an. This raises doubts about the authenticity of the language of the Koran wherein the Koran itself says that the language of the Koran in Arabic. This study uses critical discourse analysis promoted by Norman Fairclough where this theory focuses on how language is formed and shaped from social relations and certain contexts with three dimensions of Fairclough's critical discourse analysis, namely text (text dimension), discourse practice (discursive practice), and sociocultural practice (socio-cultural practice). The results of this study are doubts about the authenticity of the language of the Qur'an were broken by Muslim scholars and Arthur Jeffery's opinion that the existence of a foreign language in the Qur'an has clearly been proven wrong with the available data from Muslim scholars. Therefore, we conclude that the language of the Qur'an is Arabic