Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISTIK VEGETASI SEKITAR JENIS BALANGERAN (Shorea balangeran Korth) DI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN ADAM MANDIANGIN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Marysa Mey Phuspa; Kissinger Kissinger; Mufidah Asyari
Jurnal Sylva Scienteae Vol 4, No 6 (2021): Jurnal Sylva Scienteae Volume 4 No 6 Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.625 KB) | DOI: 10.20527/jss.v4i6.4612

Abstract

Shorea balangeran korth species belong to the Meranti Group which is community found in swamp forest or Kerangas Forest. S. Balangeran tree can also grow in open fields such as grass fields. The S. balangeran korth species grow relatively fast compared to other peat swamp plant species and the wood has a good adaptation but it plant and species still has limitations in very marginal land conditions. The objectives of this study are: i) to analyze the composition of the vegetation around S. balangeran in Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam Mandiangin. ii) to analyze the habitat characteristics of S. balangeran. Data processing analysis used vegetation analysis by using the value of the important index (INP) and the diversity index of Shanon_Wiener. The results of the study showed the composition of the species of seedlings around S. balangeran consisted of 16 species, the sapling level consisted of 15 species, the pole level consisted of 7 species and at the tree level consisted of 7 species. The S. balangeran species in the Sultan Adam Mandiangin TAHURA area was the dominant speciesJenis Shorea balangeran korth termasuk jenis Meranti yang umumnya tumbuh di lahan rawa gambut dan hutan. Shorea balangeran juga dapat tumbuh di lahan terbuka seperti padang ilalang, dan pertumbuhannya relatif cepat dibandingkan jenis tumbuhan rawa gambut lainnya. Kayu Shorea balangeran dapat beradaptasi pada kondisi lahan yang marginal meskipun tetap memiliki keterbatasan pada faktor kondisi tempat tumbuh.  Tujuan penelitian ini adalah : i) komposisi vegetasi disekitar Balangeran (S. balangeran Korth) di Taman Hutan Raya (Tahura). ii) menganalisis karakteristik habitat Balangeran (S. balangeran Korth). Analisis pengolahan data menggunakan analisis vegetasi yaitu dengan mencari Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks Keanekaragaraman dari Shanon_Wiener. Hasil dari penelitian menunjukan Komposisi jenis tingkat semai disekitar S. balangeran terdiri atas 16 Jenis, tingkat pancang terdiri atas 15 Jenis, tingkat tiang terdiri atas 7 jenis dan pada tingkat pohon terdiri atas 7 jenis. Jenis Balangeran (Shorea balangeran Korth) di kawasan TAHURA Sultan Adam Mandiangin merupakan jenis dominan
PERTUMBUHAN HUTAN TANAMAN DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Herry Susanto; Suyanto Suyanto; Mufidah Asyari
Jurnal Sylva Scienteae Vol 3, No 6 (2020): Jurnal Sylva Scienteae Volume 3 No 6 Edisi Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.43 KB) | DOI: 10.20527/jss.v3i6.4720

Abstract

Forest and land rehabilitation conducted at KHDTK Lambung Mangkurat University still often fails. One of the causes of this failure is the occurrence of forest fires and a lack of understanding of the suitability of selecting plant species with their plant species. This study aims to determine the types of plants that have the highest diameter and height increment and analyze the types of plants in the KHDTK area of Lambung Mangkurat University. This study uses an analysis of the growth of rehabilitation plants measuring the annual average dimension measurement (MAI) in a circle measuring plot of 0.02 ha totaling 30 measuring plots. The results of this study indicate that the Angsana species (Pterocarpus indicus) had the best diameter growth performance with an average increase of 2.29 cm/ year in 2015. Plants that had the best high growth performance were found in Mahagony species (Switenia mahagoni). with an average increase of 1.23 m/year. The types of plants contained in this study were dominated by Mahoni (Switenia mahagoni) and Angsana (Pterocarpus indicus)Rehabilitasi hutan dan lahan yang dilakukan di KHDTK Universitas Lambung Mangkurat masih sering mengalami kegagalan. Salah satu yang menjadi penyebab dari kegagalan tersebut adalah terjadinya kebakaran hutan dan kurangnya pemahaman terhadap kecocokan pemiihan jenis tanaman dengan jenis tanamhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman yang memiliki riap diameter dan tinggi terbesar dan menganalis riap jenis tanaman di wilayah KHDTK Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini menggunakan analisis terhadap pertumbuhan tanaman rehabilitasi pengukuran riap dimensi rata-rata tahunan (MAI) pada plot ukur lingkaran seluas 0,02 ha sebanyak 30 plot ukur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jenis tanaman Angsana (Pterocarpus indicus) memiliki performa pertumbuhan diameter terbaik dengan riap rata-rata 2,29 cm/tahun pada tahun 2015. Tanaman yang memiliki performa pertambahan tinggi terbaik terdapat pada jenis Mahoni (Switenia mahagoni) dengan rata-rata riap 1,23 m/tahun. Jenis tanaman yang terdapat dalam penelitian ini didominasi oleh jenis Mahoni (Switenia mahagoni) dan Angsana (Pterocarpus indicus)
Bimbingan Teknis Pengolahan Minyak Kemiri Di Kth Batu Kura Desa Galam Kecamatan Bajuin Mufidah Asyari; Muhammad Helmi; Mardiah Mardiah; Tania Agustiana; Miftahul Anwar
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 2, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v2i3.6618

Abstract

Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman industri dari family Euphorbiceae yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah, tetapi dapat juga gunakan untuk keperluan industri dan tanaman obat serta dapat pula difungsikan sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin diesel. Minyak kemiri sering digunakan untuk bahan perawatan rambut yang memiliki khasiat menyuburkan rambut. Satu pohon setiap tahun mendapatkan sekitar 80 kg biji kemiri. Oleh masyarakat buah kemiri tersebut mereka ambil dan kumpulkan dan dijual dalam bentuk biji kemiri, dengan harga yang relative murah. Hal ini lah yang mendasari dilaksanakannya kegiatan ini dengan maksud untuk mengoptimalkan produk dari biji kemiri dengan penerapan teknologi sehingga bisa menghasilkan produk olahan minyak kemiri yang diharapkan dapat meningkatkan nilai jual dari kemiri tersebut. Berdasarkan hasil dialog dengan masyarakat Desa Galam, khususnya kelompok petani Kemiri Kelompok tani Hutan Batu Kura diperoleh informasi bahwa selama ini mereka tidak pernah mendapatkan informasi, penyuluhan maupun pelatihan untuk mengolah biji kemiri menjadi minyak kemiri secara sederhana dengan cara manual, sehingga bisa menjadi suatu produk yang bernilai jual tinggi dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Kata kunci: Kemiri; Bimtek; Minyak Kemiri