Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS BENTUK-BENTUK KERANCUAN BERBICARA PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN (STUDI KASUS DI DAERAH KECAMATAN JAMBI TIMUR) Yuliana .; Erlina Zahar
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2017): September
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/aksara.v1i1.8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kerancuan berbicara pada anak usia 3-5 tahun di daerah Kecamatan Jambi Timur. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif.Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan Dokumentasi. Data dalam penelitian ini adalah data verbal yang berwujud kata dan tuturan yang diperoleh penulis dari tuturan sampel anak usia 3-5 tahun di Daerah Kecamatan jambi Timur.            Dari hasil penelitian mencakup bahwa kerancuan berbicara pada anak usia 3-5 tahun di daerah Kecamatan Jambi Timur terdapat bentuk-bentuk kerancuan berbicara yang meliputi (1) bentuk kerancuan berbicara yang terkait dengan Lisping dilakukan oleh Ahmad Tri Andika sebanyak 4 data, Achmad Saddam Kemal sebanyak 2 data, dan lebih dominan dilakukan oleh Safira Aulia Fitri sebanyak 8 data, (2) bentuk kerancuan berbicara terkait dengan Slurring lebih dominan dilakukan oleh Ahmad Tri Andika sebanyak 9 data, Safira Aulia Fitri sebanyak 3 data, dan Achmad Saddam Kemal 0 data (3) bentuk kerancuan berbicara terkait Stuttering 0 data dan (4) bentuk kerancuan berbicara terkait dengan Cluttering hanya dilakukan oleh Safira Aulia Fitri sebanyak 9 data. Bentuk kerancuan berbicara yang paling dominan dan paling sering digunakan pada anak usia 3-5 tahun di daerah Kecamatan Jambi Timur ialah kerancuan berbicara yang terkait dengan Lisping dan Slurring, Cluttering. Sementara kerancuan berbicara terkait dengan Stuttering tidak ditemukan.Kata kunci :Bentuk-Bentuk, Kerancuan Berbicara, Anak Usia 3-5 Tahun
PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KABUPATEN TAKALAR DALAM PENYELENGGARAAN SISTEM PEMILIHAN UMUM YULIANA .; LUKMAN ILHAM
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 2, September 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.845 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : (1). Untuk mengetahui sejauh mana peran KPU Kabupaten Takalar dalam penyelenggaraan sistem pemilihan umum, 2). Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi kinerja KPU Kabupaten Takalar dalam penyelenggaraan pemilu, serta untuk mengetahui faktor-faktor penghambat KPU Kabupaten Takalar dalam penyelenggaraan pemilu, Penelitian ini adalah penelitian yng dirancang secara deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode eks post facto yang disainnya dirancang dengan menggunakan Disain Deskriptif Kualitatif. Dan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota dan pimpinan KPU Kabupaten Takalar, sementara penarikan sampelnya menggunakan purposive sampling yakni penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja yang dianggap memiliki keterkaitan dengan obyek yang diteliti.          Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Peran KPU Kabupaten Takalar dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum telah terlaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hal tersebut dapat ditinjau dari segi Perencanaan, memimpin dan melaksanakan seluruh tahapan kegiatan Pemilihan Umum, sebagaimana ditentukan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Membentuk, memberi arahan dan mengkoordinasikan Pelaksanaan Pemilihan Umum ke tingkat Provinsi, menyusun dan menetapkan tata cara serta tata laksana Pemilihan Umum sebagai penjabaran teknis peraturan perundaang-undangan; Merencanakan, memimpin, dan menyelenggarakan pengadaan dan pendistribusian logistik pelaksanaan Pemilihan Umum; Mengumpulkan, mensistematisasi, mengolah dan mempublikasikan bahan serta data hasil Pemilihan Umum; (2). Faktor pendukung kinerja KPU Kabupaten Takalar dalam proses penyelenggaraan pemilihan umum adalah (a). Integritas (b). Netralitas (c). Independensi; Adapun Faktor penghambat kinerja KPU Kabupaten Takalar dalam proses penyelenggaraan pemilihan umum adalah : (a). Mekanisme Kerja, (b). Kontribusi Partai Politik dan Caleg yang kurang memadai, (c) kurangnya pemahaman dan pengetahuan terhadap sistem, cara dan mekanisme pemilu yang berlandaskan peraturan UU.KATA KUNCI: Peran KPU, Sistem Pemilu
PREVALENSI KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI RSUP SANGLAH PADA TAHUN 2018 Alvin Rauwelio; Yuliana .; I Nyoman Gede Wardana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i1.P12

Abstract

ABSTRAK Di Indonesia, seseorang dikatakan lansia apabila telah menginjak usia lebih dari sama dengan 60 tahun. Kejadian jatuh sering terjadi pada lansia dan dapat memberikan dampak yang mempengaruhi kualitas kehidupan dari lansia yang bersangkutan. Komplikasi yang tersering adalah fraktur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik mengenai kejadian jatuh pada lansia dan karakteristik fraktur akibat kejadian jatuh pada lansia. Jenis penelitian ini berupa penelitian cross sectional deskriptif. Penelitian ini dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar dan berlangsung dari Mei – Agustus 2019. Dalam menentukan sampel, penelitian ini menggunakan metode teknik total sampling yang mana menggunakan rekam medis sebagai sumber informasi dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak dua puluh satu. Dari 21 sampel, pendataan dilakukan melalui 5 variabel, berupa jenis kelamin, usia, riwayat penyakit, fraktur dan lokasi fraktur. Hasil penelitian menunjukkan dari kedua puluh satu kasus jatuh pada lansia terdiri dari 5 pria dan 16 wanita dan kejadian jatuh banyak terjadi pada rentang usia 75 tahun keatas, yaitu sebesar 9 kasus. Umumnya, lansia yang mengalami kejadian jatuh memiliki riwayat penyakit yang secara umum sama, yaitu diabetes, anemia dan hipertensi. Selain itu, penyakit paru obstruktif kronik, gagal ginjal kronik, stroke, malnutrisi dan sarkopenia juga ditemukan pada beberapa sampel. Dari 21 lansia yang mengalami jatuh, 6 lansia mengalami fraktur dan semuanya berjenis kelamin perempuan. Apabila ditinjau dari lokasinya, lokasi fraktur yang terbanyak pada tulang femur, yaitu sebanyak 5 kasus. Selain itu ada pula fraktur pada lokasi radius sebanyak 1 kasus. Kata Kunci: Lansia, Jatuh, Fraktur
KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DENGAN DIABETES MELITUS DI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2017-2018 Adinda Ratih Savitri; Muliani .; Yuliana .
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i1.P11

Abstract

ABSTRAK Diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang bersifat kronis yang menyebabkan penurunan imunitas tubuh sehingga penderitanya mudah terserang infeksi termasuk tuberkulosis paru. Angka kejadian TB paru mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya kejadian diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai karakteristik penderita tuberkulosis paru dengan diabetes melitus di Kabupaten Badung tahun 2017-2018. Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional dengan rancangan potong lintang. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel penelitian adalah data seluruh penderita TB paru dengan diabetes melitus di Kabupaten Badung tahun 2017-2018 berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, hasil pemeriksaan sputum TB, durasi penyakit diabetes melitus serta daerah tempat tinggal. Hasil penelitian menunjukkan dari 99 penderita tuberkulosis paru dengan diabetes melitus di Kabupaten Badung tahun 2017-2018, kasus tuberkulosis paru dengan diabetes melitus paling banyak ditemukan pada kelompok rentang usia 50-59 tahun (33,3%), dan didominasi oleh jenis kelamin laki-laki (66,7%). Sebagian besar penderita tuberkulosis paru dengan diabetes melitus di Kabupaten Badung tahun 2017-2018 ditemukan berprofesi sebagai pegawai swasta (44,4%). Lebih dari setengah sampel penelitian mendapatkan hasil pemeriksaan sputum TB yaitu BTA positif (62,6%). Durasi penyakit diabetes melitus pada penderita TB paru disertai diabetes melitus paling banyak ditemukan dengan durasi penyakit 4-5 tahun (27,3%) dan banyak ditemukan bertempat tinggal di Kecamatan Mengwi. Kata kunci : Karakteristik, Tuberkulosis Paru, Diabetes Melitus
Efektivitas Dan Keamanan Penggunaan Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs Pada Pasien Osteoartritis: A Systematic Review Albertus Imanuel Krisna Sandyawan; Yuliana .; Muliani .; I Nyoman Gede Wardana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 10 (2021): Vol 10 No 10(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i10.P12

Abstract

Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) merupakan terapi farmakologis pilihan pertama dalam penanganan osteoartritis. Penggunaan NSAIDs seringkali dikaitkan dengan munculnya komplikasi pada pasien, terutama komplikasi kardiovaskuler, dan pencernaan. Systematic review ini akan membahas lebih lanjut mengenai efektivitas dan keamanan NSAIDs dalam penanganan osteoartritis. Pencarian literatur dilakukan pada database PubMed, ScienceDirect, dan CENTRAL. Pencarian dilakukan pada jurnal yang diterbitkan dari t a h u n 2015 hingga 2020 yang berfokus pada evaluasi efektivitas dan keamanan penggunaan NSAIDs pada pasien osteoartritis. Dalam tinjauan ini terdapat delapan studi yang relevan dengan penelitian ini. Semua studi yang diinklusi merupakan randomized controlled trials. Terdapat 26.229 partisipan dalam penelitian ini. tiga studi meneliti penggunaan NSAIDs topikal, lima studi meneliti penggunaan obat oral. Efektivitas diukur menggunakan skala nyeri, dan tingkat keamanan diukur dengan melihat angka kejadian efek samping. Hasil penelitian menunjukkan pada pasien yang menerima NSAIDs terdapat penurunan skala nyeri. Beberapa efek samping muncul pada pasien yang menggunakan NSAIDs, namun dalam pemakaian jangka pendek (?12 minggu) tidak ditemukan efek samping yang serius. Penggunaan NSAIDs topikal lebih dianjurkan karena tidak menimbulkan efek samping sistemik yang serius. Penggunaan NSAIDs efektif dan aman untuk digunakan sebagai pengobatan osteoartritis. Disarankan menggunakan NSAIDs topikal sebagai pilihan terapi farmakologis lini pertama dalam menangani pasien osteoartritis, karena menimbulkan efek samping yang minimal namun tetap memberikan efek yang serupa dengan obat oral.
AKUPUNKTUR PADA RHINITIS ALERGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE JIN’S THREE NEEDLES Chantika Mahadini; Yuliana .
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Rhinitis Alergi adalah reaksi hipersensitivitas pada saluran pernafasan yang menimbulkan peradangan pada selaput lendir hidung. Penanganan rhinitis alergi yang menggunakan obat-obatan masih menyisakan dampak negatif cukup banyak. Oleh karena itu pengobatan melalui akupunktur metode Jin’s 3 Needles menjadi pilhan tepat. Sebagai penelitian pendahuluan, desain pre-experimental design dengan pretest-posttest design dipilih dalam perancangan penelitian ini. Sebanyak 5 responden dipilih peneliti dengan menggunakan teknik Aksidental Sampling. Terapi akupunktur dilakukan di Prodi Akupunktur RS Tk. II dr. Soepraoen Malang selama 2 minggu. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan check list keluhan responden dan lembar observasi keluhan responden. Data yang terkumpul diolah menggunakan Statistik Deskriptif Persentase. Variabel independent pada penelitian ini adalah terapi Akupunktur pada titik Ying Xiang (LI20), Shang Ying Xiang alias Bi Tong (Ex. HN 8), dan Yin Tang (Ex. HN 3), sedangkan variabel dependentnya adalah Rhinitis Alergi yang datanya diangkakan dalam daftar keluhan responden. yang berarti bahwa ada perbedaan antara keluhan awal dengan keluhan akhir setelah diterapi akupunktur sebanyak 6 kali terapi. Jadi, metode Jin’s Three Needles bermanfaat untuk mengurangi keluhan Rhinitis Alergi. Kata Kunci : Akupunktur, Jin’s 3 Needles, Rhinitis Alergi