Epf. Eko Yulipriyono
Jurusan TEknik Sipil FT. UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto SH., Tembalang, Semarang 50275

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Analisis Arus Lalulintas di Simpang Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Timoho dan Simpang Tunjung Kota Yogyakarta) Juniardi, Juniardi; Yulipriyono, Epf. Eko; Basuki, Kami Hari
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 18, Nomor 1, PEBRUARI 2010
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.569 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v18i1.4184

Abstract

The research has aimed to assess the performance of unsignalised intersection. The intersections are Tunjung intersection (Jl. Dr.Sutomo/Jl. Tunjung) and Timoho intersection (Jl. Ipda Tut Harsono/Jl. Bale Rejo/Jl. Timoho). The data collection used video camera and then the data extraction has been conducted in laboratory by monitor viewing. The performance analysis of unsignalised intersection by Indonesia Highway Capacity Manual 1997, the critical lag analysis by Raff method, and the potential capacity of minor road refer to United States Highway Capacity Manual 1994. Degree of saturation on both intersections are greater than 1, and average delays and queue probabilities are high. These indicated that the performance of both intersections in bad condition. The critical lag in Timoho intersection is 2.94 sec. and in Tunjung intersection is 2.70 sec., so the research concluded that  driver’s behavior are aggressive and they ignored the gap acceptance. Potential capacity on minor road in Timoho intersection is 4.36 - 20.95% for western approach and 7.51 - 34.56% for  eastern approach, and in Tunjung intersection is 0.78 - 16.32%. Keywords: unsignalised, intersection, performance, critical lag, potential capacity.   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menilai kinerja simpang tak bersinyal dan dilakukan di simpang tak bersinyal tiga lengan (simpang Tunjung : Jl. dr. Sutomo/Jl. Tunjung) dan simpang tak bersinyal empat lengan (simpang Timoho : Jl. IPDA Tut Harsono/Jl. Bale Rejo/Jl. Timoho). Pengumpulan data menggunakan kamera video yang selanjutnya dilakukan ekstrak data menggunakan layar monitor di laboratorium. Analisis kinerja simpang tak bersinyal menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, analisis lag kritis menggunakan metode Raff, dan analisis kapasitas potensial jalan minor terhadap volum simpang mengacu pada US HCM 1994. Kinerja kedua simpang menghasilkan derajat kejenuhan melebihi 1,00 dan tundaan rata-rata serta peluang antrian relatif tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa saat ini kondisi kedua simpang tersebut buruk. Nilai lag kritis simpang Timoho 2,94 detik dan simpang Tunjung 2,70 detik, berarti perilaku pengemudi relatif agresif dan tidak menunggu celah. Kapasitas potensial jalan minor terhadap volume simpang Timoho di pendekat barat 4,36 - 20,95%, di pendekat timur 7,51 - 34,56%, dan di simpang Tunjung 0,78 - 16,32%.Kata kunci : tak bersinyal, simpang, kinerja, lag kritis, kapasitas potensialPermalink: http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/Metadata/4184[How to cite: Juniardi, Yulipriyono, E. dan Basuki, K.H., 2010, Analisis Arus Lalulintas di Simpang Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Timoho dan Simpang Tunjung Kota Yogyakarta), Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, Tahun 18, Nomor 1, pp. 1-12]
Perubahan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Akibat Perubahan Karakteristik Operasional Kendaraan di Jalan Kota Semarang Yulipriyono, EPF. Eko; Purwanto, Djoko
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 23, Nomor 1, JULI 2017
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.754 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v23i1.12517

Abstract

Passenger Car Equivalent (PCE) is a conversion factor to make equal the various types of vehicles that operating on the road section into one type of vehicles i.e. passenger cars. Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI) 1997 has set the PCE values for various types of vehicle groups either motorized. PCE values of various types of vehicles are not absolute because many factors that affect can change over time and development of automotive technology. This study aimed to find out the changes of PCE value that occurs. As for the purpose of research to determine the current number of PCE values due to the change of operational characteristics of vehicles on a highway especially for urban highways. Data analysis for the determination of PCE values used: time headway method, speed method, capacity method, and vehicle dimension method. The conclusion of this study: PCE of light vehicles (LV) = 1 still in accordance with MJKI 1997; PCE of heavy vehicles (HV) varied depending on the road types. PCE of heavy vehicles that according to MKJI 1997 is used as a median; PCE of motorcycles (MC) of MKJI 1997 need to be adjusted to 0.4 or more, particularly in the calculation of actualy traffic flow.
Manajemen Arus Lalulintas pada Sistem Jaringan Jalan Kota Semarang Menggunakan Perangkat Lunak EMME2 Yulipriyono, Epf. Eko; Basuki, Kami Hari
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 3, OKTOBER 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.203 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i3.4183

Abstract

The pattern of Semarang Road Network is radial, so outbound/inbound traffic from/to central of city are high. Caused by this conditions, the radial roads are very crouwded especially in morning and afternoon peak hours. This crouwded traffic could be reduced by introducing the peripheral roads which connected some radial roads. Analysis method is making simulation model  by EMME/2  software. The as-built model is then calibrated by existing secondary and primary data for its significancy. After the model was built, it is conducted scenarios of the management of traffic flow on road network system by existing road network model. The optimum performance of road network system is benefit of this study. The study will give wider vision to macro movement efficiently without conducting costly field experiment. The improvement on road capacity and management implementation of traffic direction is possibly to conducted that simulation tool has accomodated the characteristics of movement and rute preference in natural way. There are 5 scenarios such as alternative 1 (one way direction), alternative 2 (road capacity improvement), alternative 3 (two way direction), alternative 4 (road capacity improvement and policy of one way direction) and alternative 5 (road capacity improvement and policy of two way direction). The study concluded that alternative 2 (road capacity improvement) and alternative 5 (policy of 2-way direction and road capacity improvement) will increase road performance. Keywords : road network, simulation, road performance, EMME/2. ABSTRAK Kota Semarang mempunyai sistem jaringan jalan dengan pola radial sehingga ruas-ruas jalan dengan arah menuju ke pusat kota menanggung beban lalulintas yang berat. Akibatnya, sering timbul kesemrawutan pada puncak pagi maupun sore hari, dan perlu dipikirkan pengembangan ruas jalan periferal yang menghubungkan ruas-ruas jalan radial. Metode analisis dilakukan dengan pembuatan model simulasi dibantu perangkat lunak EMME/2. Model yang terbangun dikalibrasi dengan data sekunder dan primer untuk menjadikan model yang signifikan kemudian dilakukan skenario penanganan manajemen arus lalulintas pada sistem jaringan jalan pada model jaringan jalan yang ada. Kinerja sistem jaringan jalan yang optimum merupakan manfaat dari studi ini dan hal ini akan dapat memberikan gambaran yang lebih luas mengenai efisiensi pergerakan secara makro tanpa harus melakukan ujicoba di lapangan karena biayanya cukup mahal. Peningkatan kapasitas jalan dan penerapan manajemen arah arus lalulintas dimungkinkan dapat dilaksanakan mengingat alat simulasi yang digunakan sudah mengakomodasi karakteristik pergerakan dan perilaku pemilihan rute secara wajar. Dalam studi ini dibuat 5 skenario yaitu alternatif 1 (satu arah), alternatif 2 (peningkatan kapasitas jalan), alternatif 3 (dua arah), alternatif 4 (peningkatan kapasitas jalan dan pemberlakuan jalan satu arah) dan alternatif 5 (peningkatan kapasitas jalan dan pemberlakuan jalan dua arah). Hasil analisis menyimpulkan bahwa alternatif 2 dan alternatif 5 dapat meningkatkan kinerja jalan.Kata Kunci: jaringan jalan, simulasi, kinerja jalan, EMME/2Permalink: http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/Metadata/4183[How to cite: Yulipriyono, E. dan Basuki, K.H., 2009, Manajemen Arus Lalulintas pada Sistem Jaringan Jalan Kota Semarang Menggunakan Perangkat Lunak EMME2, Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, Tahun 17, Nomor 3, pp. 257-271]