Muhammad Nur Rohim
Jl.bumi manti 1 rajabasa bandar lampung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Persepsi Petani Jawa Tentang Pelaksanaan Tradisi Wiwitan di Desa Podosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Muhammad Nur Rohim; Wakidi Wakidi; Yustina Sri Ekwandari
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 5, No 9 (2017): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.519 KB)

Abstract

The purpose of this research is to know perception of Java farmers of Podosari village about Wiwitan ceremony. The method used is qualitative descriptive method with data collection techniques interview, observation, literature study and documentation. The results show that the perception of Javanese farmers about Wiwitan tradition there are farmers who agree and disagree. Farmers who agree that the landers (farmers) and land tenants, the farmers consider the tradition of Wiwitan will fail to harvest, while the farmers who disagree in the tradition of Wiwitan landowners (not farmers) in complicated or complicated, because these farmers consider the equipment prepared in the Wiwitan tradition too complicated. But the farmers continue to implement the tradition of Wiwitan just in simpelkan the contents of the equipment and its implementation.Tujan penelitian untuk mengetahui Persepsi Petani Jawa Desa Podosari tentang upacara Wiwitan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi, Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani Jawa tentang tradisi Wiwitan ada petani yang setuju dan tidak setuju. Petani yang setuju yaitu pemilik lahan (petani) dan penggarap lahan, para petani ini menganggap tradisi ini sakral karena petani masih percaya akan mitos-mitos jika tidak melaksanakan tradisi Wiwitan akan gagal panen, sedangkan petani yang tidak setuju dalam tradisi Wiwitan yaitu pemilik lahan (bukan petani) di karenakan ribet atau rumit, karena para petani ini menganggap pada perlengkapan yang disiapkan pada tradisi Wiwitan terlalu rumit . Namun para petani tetap melaksanakan tradisi Wiwitan hanya saja di simpelkan isi perlengkapan dan pelaksanaannya.Kata kunci : persepsi, tradisi, wiwitan