Ririh Megah Safitri
UIN Walisongo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Badau ‘di’ Indonesia : Kasus Daerah Perbatasan Indonesia yang Masih Terlantar Studi Kasus Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Ririh Megah Safitri
Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 1 (2017): Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.923 KB) | DOI: 10.1161/mhj.v5i1.739

Abstract

Letak geografisnya yang bersandingan langsung dengan Lubok Antu (Serawak) menjadikan Badau sebagai wilayah perbatasan Indonesia-Serawak yang penuh dengan permasalahan sosial.  Pemenuhan kebutuhan vital atas pangan, pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat menjadi isu pertama dalam tulisan ini. Pada kenyataannya, situasi dan kondisi di perbatasan mengkonstruksi ketergantungan masyarakat Badau atas Lubok Antu (Serawak). Akses yang mudah, cepat dan jenis kualitas barang-jasa dari Lubok Antu (Serawak) menjadi point lebih yang melatarbelakangi ketergantungan tersebut. Persoalan vital lain yakni eksistensi perlindungan hukum bagi masyarakat perbatasan. Heterogenitas masyarakat Badau baik dari latar belakang etnis, agama dan stratifikasi sosial membuat potensi konflik semakin tinggi. Selain itu ketegangan antar negara bisa saja terjadi, khususnya konflik terkait pekerja (illegal-legal). Pada konteks ini, aparat negara harus berperan secara maksimal disamping peraturan dan aparat dari adat (Dayak – Melayu). Terpautnya jarak antara pusat pemerintahan dan Badau lantas berujung pada berbagai bentuk ketidakpastian kehidupan  yang dijalani oleh masyarakat Badau. Pendidikan dan jaminan kesehatan bagi anak dan remaja menjadi salah satu point penting dalam upaya pemberian kepastian bagi masyarakat perbatasan. Statusnya sebagai daerah yang terpelosok dan terpencil tersebut tidak bisa menjamin kelancaran distribusi baik barang, jasa maupun peraturan dari pemerintah kepada masyarakat di Badau.Kata Kunci : Perbatasan, Disfungsi, Negara, Badau, Lubok Antu, Kalimantan Barat, Serawak
Partisipasi Perempuan dalam Ranah Politik Lokal: Kajian Sosial Politik di Klaten Jawa Tengah Ririh Megah Safitri
Islamic Management and Empowerment Journal Vol 1, No 2 (2019): Islamic Management and Empowerment Journal
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/imej.v1i2.177-190

Abstract

Women's participation in the political sphere is a response from government policies related to 30%. women's quota. The dynastic political label attached to political activities in Klaten became an element of influence over the survival strategy undertaken by women cadres. This research uses descriptive qualitative method. The purpose of this study is to explain the participation of women political cadres related to representation, relations and power in the local political sphere. The results of the study showed that conditions that did not prioritize women were not created in political activities due to socio-cultural factors and stereotypes inherent in women, but the local political sphere was able to become a space for female political cadres to express their existence.