Firdawati Firdawati
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Sumatera Barat, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Implementasi Family Development Session (FDS) tentang Gizi pada Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Yosi Aguslida; Masrul Masrul; Firdawati Firdawati
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 7 No 2 (2020): DESEMBER 2020 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v7i2.497

Abstract

Lebih dari 50% kematian anak terkait dengan masalah gizi. Di Kota Padang terjadi peningkatan masalah gizi balita dengan persentase kasus gizi paling tinggi yaitu di wilayah kerja puskesmas Air Dingin dan anak Air Kecamatan Koto Tangah dengan cakupan balita dengan cakupan balita gizi kurang 20,9 % dan 12,0%, balita kurus sebanyak 18,1% dan 17,8 %, balita pendek sebanyak 22,4% dan 18,7%. Pemerintah berupaya mengatasi masalah tersebut melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dengan dilaksanakannya intervensi Family Development Session (FDS) atau P2K2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan P2K2 tentang Gizi di Kecamatan Koto Tangah. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data primer didapat melalui wawancara dengan informan yang memahami tentang P2K2, dokumentasi hasil observasi seperti rekaman, catatan di lapangan dan gambar hasil foto. Data sekunder didapat dari dinas atau instansi terkait yaitu Dinas Sosial, Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas Anak air dan Air Dingin. Peneliti merupakan instrument utama dalam memperoleh data. Jumlah informan sebanyak 20 orang yaitu Kepala Dinas Sosial, Koordinator PKH, Supervisor, pendamping, Pemegang program Gizi di puskesmas dan KPM PKH. Validasi data dilakukan dengan triagulasi sumber dan metode kualitatif. Hasil penelitian pelaksanaan FDS tentang gizi sudah terlaksana, namun belum berjalan sesuai dengan pedoman yaitu belum ada dana APBD yang dialokasikan untuk pelaksanaan FDS, masih kurangnya sarana penunjang, pendamping belum melibatkan tenaga puskesmas, pelaporan masih belum dilakukan setiap bulannya, belum dilakukan monitoring kelapangan secara maksimal. Saran bagi instansi terkait yaitu mensosialisasikan kembali kebijakan terkait FDS tentang gizi, meningkatkan kerjasama lintas sektor, penyediaan sarana, meningkatkan monitoring dan evaluasi demi pencapaian program