Zilfa Achmad Bagtayan
Universitas Negeri Gorontalo

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Sosiologis Novel Bukan Pasar Malam Karya Pramoedya Ananta Toer Zilfa Achmad Bagtayan
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 7 No 1 (2021): Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya (Februari)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v7i1.329

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur-unsur ekstrinsik novel Bukan Pasar Malam karya Promoedya Ananta Toer. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra untuk mengetahui hubungan antara realitas sosial historis dengan karya sastra dan untuk mengetahui keterlibatan karya sastra sebagai media. Berdasarkan hasil penelitian, novel Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer jika dilihat dari segi latar belakang pengarangnya merupakan sebuah novel yang beraliran realis sosialis yang mencerminkan kehidupan faktual yang pernah terjadi dan mengemban misi sosial.
Manusia dengan Lingkungan Alam dalam Novel Aroma Karsa Karya Dee Lestari (Kajian Ekokritik Sastra) Sartina Padju; Salam Salam; Zilfa Achmad Bagtayan
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 7 No 3 (2021): Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Agustus)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v7i3.393

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji interaksi para tokoh yang membentuk jalinan hubungan beserta perannya dalam lingkungan alam dalam novel Aroma Karsa Karya Dee Lestari. Tujuan penelitian ini yaitu, 1) mendeskripsikan interaksi manusia dengan lingkungan alam, dan 2) mendeskripsikan peran manusia terhadap lingkungan alam dalam novel Aroma Karsa Karya Dee Lestari menggunakan teori ekokritik sastra dengan memandang karya sastram, manusia, dan lingkungannya adalah aspek hidup yang tidak terpisahkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik baca, cata, dan teknik riset kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini mengindetifikasi bagian-bagian teks kutipan novel berdasarkan indikasi hubungan manusia dengan lingkungan alam, mengklasifikasikan, menganalisis, mendeskripsikan, serta menyimpulkan hasil analisis data. Hasil penelitian menunjukkan gambaran interaksi mengenai beberapa tokoh yang memiliki hubungan khusus dengan alam melalui indra penciumannya dan perjalanan beberapa tokoh yang dimaksudkan melakukan ekpedisi perlindungan tanaman Puspa Karsa dalam novel Aroma Karsa Karya Dee lestari dengan pendeskripsian bahwa manusia dapat memberikan peran berupa hal positif dan negatif pada lingkungan alam. This research was conducted to examine the interaction of the relationshop-forming figures and their roles in the natural environment in the novel Aroma Karsa by Dee Lestari. The objectives of this study were 1) to describe human interactio with the natural environment, and 2) to describe the role of humans in the natural environment in the novel using literary ecocritical theory by reviewing literature, humans, and their environment as inseparable aspects of life. This study used a qualitative descriptive method, where the data collection techniques used technique of reading, takin notes, and literature study. Meanwhile, the data analysis technique in this study identified parts of the text of the novel excerpts based, on the indication of the human relationship with the natural environment, calculates, analyzes, describe, and concludes the results of the data analysis. The results showed a picture of the ineraction of several figures who had a special relationship with nature through their sense of smell and the journey of several figures who were intended to carry out an expedition to proted the Puspa Karsa plant in the novel Aroma Karsa by Dee Lestari with the description that human can provide positive and negative roles in the natural environment.
Cerita Rakyat Gorontalo Janjia Lo U Duluwo Zilfa Achmad Bagtayan
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 7 No 4 (2021): Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya (November)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v7i4.564

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan strukturasi sinkronik dan diakronik yang terdapat dalam mitos perdamaian Kerajan Gorontalo dan Kerajaan Limboto dalam cerita rakyat Gorontalo ‘Janjia Lo U Duluwo’ dan mendeskripsikan oposisi biner yang terdapat dalam mitos ‘Janjia Lo U Duluwo’. Sesuai dengan tujuan, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Strukturalisme Levi-Strauss. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan. Kemudian teknik analisis data dilakukan melalui langkah-langkah, yaitu: (1) mengidentifikasi data yang menunjukan kontribusi dan fungsi terapan, (2) mengklasifikasi data, (3) menganalisis data, (4) mendeskripsikan data secara menyeluruh, (5) Menyajikan hasil dan pembahasan serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pada tahap pertama, yakni surface structure, mitos distrukturkan dengan menggunakan model deretan sinkronik dan diakronik, cara ini bertujuan untuk menemukan mytheme-mytheme dalam cerita rakyat tersebut. Keseluruhan dari rangkaian cerita Janjia Lo U Duluwo’ dapat dikelompokkan menjadi empat belas episode. Berdasarkan unit-unit dalam episode, maka unit-unit tersebut dapat dibagi dalam dua kategori yaitu pertama, unit-unit yang dapat dioposisikan, unit-unit in dikategorikan sebagai mytheme dan akan dianalisis pada bab berikutnya dengan oposisi biner untuk menemukan deep structure atau struktur dalam, yang kedua yaitu, unit-unit yang bukan mytheme yaitu unit-unit yang tidak dapat dioposisikan. (2) Pada tahap kedua, yaitu deep structure, mytheme-mytheme dibuat ke dalam pola-pola oposisi biner. Untuk menemukan faktor-faktor budaya pada masyarakat Gorontalo, bidang-bidang ilmu lain, yaitu etnografi, sejarah, dan psikologi digunakan sebagai ilmubantu. Selanjutnya, innate structure ditemukan sebagai sari dari interpretasi terhadap deep structure. Pada innate structure ini ditemukan unconsciousness masyarakat jawa berdasarkan cerita rakyat Janjia Lo U Duluwo’ yaitu bahwa masyarakat Gorontalo adalah masyarakat yang agresif. mereka tidak menerapkan diskriminasi dan mereka mempraktikkan kolusi dalam kehidupan bermasyarakat. This study describes the synchronic and diachronic structurations contained in the peace myth of the Kingdom of Gorontalo and the Kingdom of Limboto in the Gorontalo folklore 'Janjia Lo U Duluwo' and describes the binary opposition contained in the myth of 'Janjia Lo U Duluwo'. In accordance with the objectives, the theory used in this research is Levi-Strauss Structuralism. The method used in this research is descriptive analysis method. The data collection techniques using library techniques. Then the data analysis technique is carried out through steps, namely: (1) identifying data that shows the contribution and applied function, (2) classifying the data, (3) analyzing the data, (4) describing the data thoroughly, (5) presenting the results and discussion and drawing conclusions. The results of the study show that: (1) In the first stage, namely the surface structure, myths are structured using synchronic and diachronic sequence models, this method aims to find the myths in the folklore. The whole series of the stories of Promise Lo U Duluwo' can be grouped into fourteen episodes. Based on the units in the episode, these units can be divided into two categories: first, the units that can be opposed, these units are categorized as myths and will be analyzed in the next chapter with binary opposition to find the deep structure. , secondly, that is, non-mytheme units i.e. non-oppositional units. (2) In the second stage, namely deep structure, the myths are made into binary opposition patterns. To find cultural factors in the Gorontalo community, other fields of science, namely ethnography, history, and psychology are used as auxiliary sciences. Furthermore, the innate structure is found to be the essence of the interpretation of the deep structure. In this innate structure, the unconsciousness of the Javanese community is found based on the folklore of the Promised Lo U Duluwo', namely that the Gorontalo community is an aggressive society. they do not discriminate and they practice collusion in social life.