Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR KALSIUM KARBONAT DAN TAPIOKA TERHADAP TINGKAT LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA TANGKI BALLAST AIR LAUT Karim, Abdul Aziz; Yusuf, Zulkifly A.
JURNAL RISET TEKNOLOGI KELAUTAN Vol 10, No 2 (2012)
Publisher : Ikatan Sarjana Teknik Perkapalan UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu penyebab korosi pada tangki ballast kapal disebabkan karena adanya sentuhan langsung dengan media yang korosif dalam hal ini air laut. Usaha untuk meminimalisir laju korosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan penambahan inhibitor pada air laut yang dapat menghambat laju korosi. Pada penelitian ini jenis inhibitor yang digunakan adalah kalsium karbonat dan tapioka. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi dosis inhibitor dan membandingkan inhibisi kalsium karbonat dan tapioka terhadap laju korosi pada media air laut. Dalam penelitian ini digunakan variasi dosis inhibitor 0 ppm (tanpa penambahan inhibitor), 1.000 ppm, 2.000 ppm, dan 3.000 ppm. Spesimen yang digunakan berukuran panjang 40 mm, lebar 20 mm, dan tebal 6 mm. Spesimen direndam dalam larutan uji selama 30 hari, kemudian laju korosi diperoleh dengan metode pengurangan berat atau weight gain loss (WGL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan inhibitor mampu mengurangi laju korosi, dan semakin tinggi dosis inhibitor maka semakin rendah nilai laju korosi yang didapatkan. Nilai laju korosi terkecil didapatkan pada penambahan inhibitor tapioka dosis 3.000 ppm yaitu 0,0682 mm/year.
ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN Idrus, Misliah; Yusuf, Zulkifly A.
JURNAL RISET TEKNOLOGI KELAUTAN Vol 11, No 1 (2013)
Publisher : Ikatan Sarjana Teknik Perkapalan UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu komponen penting dari sistem transportasi laut untuk Negara kepulauan sepertiIndonesia adalah pelabuhan. Lapangan penumpukan yang digunakan untuk melayani muatan petikemas merupakan salah satu fasilitas utama pelabuhan yang digunakan untuk menyimpan petikemas yang berasal dari kapal atau yang akan ke kapal. Lapangan penumpukan diperlukan untukmencegah resiko delay kapal yang mengakibatkan produksi bongkar muat menurun dan waktukapal dan barang di pelabuhan menjadi lama. Terminal Petikemas Makassar merupakan salahsatu dari 25 pelabuhan strategis yang ada di Indonesia, dan merupakan pelabuhan yang akandikembangkan dengan prioritas tinggi (RPJP 2005-2025), berlokasi di kota Makassar PropinsiSulawesi Selatan. Meningkatnya arus petikemas saat ini, menuntut kesiapan Terminal PetikemasMakassar dalam memberikan pelayanan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan arus kunjungankapal petikemas tahun 2007 hingga 2012 dengan pertumbuhan rata-rata hingga 7,52%, danadanya rencana pengembangan pelabuhan Makassar yang ditetapkan dalam Keputusan MenteriPerhubungan Nomor: KM 2 Tahun 2004 yang menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Makassar(Master Plan).Tujuan penelitian menganalisis kapasitas lapangan penumpukan yang optimal baikbagi operator maupun pengguna. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman bagipengelola pelabuhan (operator) yang dapat memperkecil resiko delay bagi pemilik kapal danbarang (pengguna) di Terminal Petikemas Makassar. Hasil penelitian menunjukkan rata-ratatingkat pertumbuhan petikemas yang melewati lapangan penumpukan adalah 11 % denganpersentase jumlah petikemas yang dibongkar hampir sama dengan jumlah petikemas yang dimuat.Tingkat pemanfaatan lapangan penumpukan tahun 2010 sebesar 39,17% dengan kapasitas1.129.861 teus pertahun dengan lama penumpukan rata-rata 4,9 hari. Tingkat pemanfaatanlapangan penumpukan optimal berdasar biaya operator dan pengguna diperoleh sebesar 95,21%,dengan kapasitas lapangan penumpukan yang dibutuhkan sebesar 464.816 teus pertahun, hal iniberarti untuk tahun 2010 kapasitas tersedia masih cukup. Dengan pertumbuhan petikemas yangada diperoleh hasil tahun 2019 lapangan penumpukan sudah harus dikembangkan