M. Toha Ainun Najib
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Persepsi Mahasiswa FEBI IAIN Ponorogo pada Masa Transisi Perkuliahan Daring menuju Blended Learning Muhtadin Amri; M. Toha Ainun Najib; Amrul Hinung Prihamayu; Muhammad Arif Zikir Risky
Edumaspul: Jurnal Pendidikan Vol 6 No 1 (2022): Edumaspul: Jurnal Pendidikan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.369 KB) | DOI: 10.33487/edumaspul.v6i1.3019

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan daring pada semester Gasal tahun akademik 2021/2022, kendala-kendala yang dihadapi, media yang digunakan, media dan metode perkuliahan yang sebaiknya digunakan di semester selanjutnya dan apa saja harapan mahasiswa untuk perkuliahan di semester berikutnya. Responden terdiri dari mahasiswa sarjana aktif di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Ponorogo angkatan 2016 s/d 2021. Data dikumpulkan dengan menggunakan sebaran link angket kuesioner online melalui google forms yang disebarkan melalui pesan di grup WhatsApp. Teknik pengolahan dan analisa data menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode analisis data kuantitatif dilakukan secara deskriptif sedangkan analisis data kualitatif ditempuh melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan penelitian menunjukkan persepsi positif mahasiswa terhadap perkuliahan daring adalah karena keluasan waktu, lebih dekat dengan keluarga, lebih hemat biaya. Sedangkan persepsi negatifnya susah sinyal, kekurangan kuota internet, dan sulit memahami materi. Media perkuliahan yang banyak digunakan adalah E-learning IAIN Ponorogo, Google Classrooms, WhatsApp, dan Google Meet. Mayoritas mahasiswa menghendaki perkuliahan dilakukan secara blended. Sejumlah harapan yang disampaikan diantaranya perbaikan sistem e-learning, komunikasi yang lebih intensif, dan adanya bantuan kuota dari pemerintah.