Anisia Kumala Masyhadi
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Psikologi Islam

Pengaruh Religiusitas dan Peran Gender Sexism Terhadap Kecenderungan Perilaku Kekerasan Pasangan Intim (Intimate Partner Violence) Pada Laki-Laki Yang Telah Menikah Anisia Kumala Masyhadi; Vany Aprilia
Jurnal Psikologi Islam Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Psikologi Islam
Publisher : Asosiasi Psikologi Islam (API) - Himpsi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.452 KB) | DOI: 10.47399/jpi.v7i2.109

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiusitas dan peran gender sexism terhadap kecenderungan perilaku kekerasan pada pasangan intim (Intimate Partner Violence) khususnya di Indonesia. Hal ini di latar belakangi oleh adanya ketidakkonsistenan hasil pada penelitian sebelumnya, mengenai pengaruh religiusitas terhadap kekerasan pada pasangan intim (Intimate Partner Violence). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Religious Commitment Inventory – 10 (RCI-10) yang dikembangkan oleh Worthington et al. (2003) sebagai skala religiusitas, The Gender Role Attitudes Scale (GRAS) yang dikembangkan oleh García-cueto et al. (2015) sebagai skala peran gender sexism, dan The Conflict Tactics Scales yang telah direvisi oleh Straus et al. (1996) sebagai skala Intimate Partner Violence. Sampel dalam penelitian ini adalah laki-laki yang telah menikah dengan usia pernikahan minimal 1 tahun, dan penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 102 responden. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa multiple regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, religiusitas dan peran gender sexism secara signifikan mempengaruhi tindakan kekerasan terhadap pasangan intim (Intimate Partner Violence). Religiusitas memiliki pengaruh negatif, sehingga semakin tinggi religiusitas maka akan semakin rendah risiko laki-laki untuk melakukan tindak kekerasan terhadap pasangannya. Namun, peran gender sexism memiliki pengaruh positif, sehingga semakin tinggi peran gender sexism maka akan semakin tinggi pula risiko laki-laki untuk melakukan tindak kekerasan terhadap pasangannya.