Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL DAN KADMIUM PADA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Yuyun, Yonelian
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.947 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v17i2.260

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada ikan asin yang berasal dari Kabupaten Banggai Kepulauan. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yang diambil dari Kecamatan Tinangkung, Kecamatan Liang dan Kecamata Totikum Selatan. Logam berat Pb dan Cd dianalisis menggunakan metode Spektrofotometer Serapan Atom. Hasil penelitian menunjukkan kadar timbal ikan asin layang di Kecamatan Tinangkung yaitu 0,0976 ± 0,0660 mg/kg dan kadar kadmium yaitu 0,0064 mg/kg. Kadar timbal dan kadmium ikan asin lencam di Kecamatan Liang yaitu 0,2459 ± 0,0206 mg/kg dan 0,0255 mg/kg, kadar timbal dan kadmium ikan asin cakalang di Kecamatan Totikum Selatan yaitu 0,2100 ± 0,0148 mg/kg dan 0,0254 mg/kg. Kadar timbal dan kadmium garam di Kecamatan Liang yaitu 0,3250 ± 0,0071 mg/kg dan 0,1075 ± 0,0071 mg/kg. Kadar timbal dan kadmium di Kecamatan Totikum Selatan yaitu 0,2250 ± 0,0071 mg/kg dan 0,1025 ± 0,0035 mg/kg. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa ikan asin dan garam yang diambil dari tiga tempat berbeda pada Kabupaten Banggai Kepulauan masih dalam batas aman untuk dikonsumsi berdasarkan ketetapan dari Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BSNI) yaitu 0,3 mg/kg untuk timbal dan 0,1 mg/kg untuk kadmium.
Uji Antioksidan dan Antiradikal Bebas dari Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L) Var Binjai Yuyun, Yonelian
Media Eksakta Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Media Eksakta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12.331 KB)

Abstract

The antioxidan test of rambutan (Nephelium lappaceum L.) var. Binjai rind extract was carried out by thin layer chromatography (TLC) using 0,05% β-carotene solution. Rambutan rind was extracted with maceration method using a mixture of methanol and concentrated HCl (99:1) as solvent. The TLC result with mobile phase of butanol-acetic acid glacial-water showed that spots with Rf value 0,51 dan 0,65 showed antioxidant and free radical scavenging properties. Observation with spectrophotometry showed that rambutan rind extract as free radical scavenger. The IC50 of rambutan rind extract as free radical scavenger was 97,763 µg/ml and rutin as the reference compound had IC50 4,530   µg/ml
ANALISIS PENETAPAN KADAR NIPAGIN DALAM SEDIAAN BODY LOTION TIE (TANPA IZIN EDAR) YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KOTA PALU Vini Mandasari; Syariful Anam; Yonelian Yuyun
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 2 No. 3 (2016)
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.575 KB)

Abstract

This study aims to determine the levels of nipagin as preservative in body lotions which have no marketing authorization (MA). Each sample was taken from 4 traditional markets located in Palu City. The assay of nipagin in the body lotions was done by using ultraviolet (UV) at wavelength of 257 nm. From 8 different samples, 5 of them contain nipagin of which levels are as follows: A1 = 0.232%; A2 = 0.229%; B1 = 0.124%; B2 = 0.120%; C1 = 0.120%; C2 = 0.117%; and D1 = 0.267%; D2 = 0.273%; and F1 = 0.213%; and F2 = 0.215%. Based on the results obtained, those body lotions that have no marketing authorization meet the requirement of nipagin’s preservative levels according to Analitical Method of National Center for Drug and Food Testing, in which the allowed levels of nipagin for body lotion is 0.4%.Keywords: Body Lotion, Nipagin, Ultraviolet Spectrophotometer.
VARIASI WAKTU DAN CARA PENGOLAHANSEBELUM DIKONSUMSI TERHADAP PENURUNAN KANDUNGAN ASAM SIANIDA PADA VARIETAS REBUNG BAMBU AMPEL (Bambusa vulgaris Schrad. ex Wendl.) Ceria Arun Venagaya; Syariful Anam; Yonelian Yuyun
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 3 No. 2 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.29 KB)

Abstract

Rebung bambu ampel (Bambusa vulgaris Schrad. ex Wendl.) memiliki kandungan nutrisi, namun di samping itu juga rebung mengandung unsur anti nutrisi yang membahayakan kesehatan yaitu kandungan hidrogen sianida (HCN) sehingga dibutuhkan cara pengolahan yang benar agar kandungan sianida dapat dikurangi bahkan dapat dihilangkan sebelum dikonsumsi. Pada penelitian ini rebung diolah dengan cara perendaman dan air mengalir yang dilanjutkan dengan variasi waktu perebusan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penurunan kadar sianida terendah yaitu pada perendaman dan perebusan selama 5 menit sebesar 68 ppm sedangkan penurunan kadar sianida yang paling besar terjadi pada kombinasi perlakuan rebung yang dicuci dengan air mengalir dan perebusan selama 120 menit sebesar 656,33 ppm. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa waktu perebusan mempengaruhi kadar sianida rebung, semakin lama waktu perebusan kadar sianida semakin menurun.Kata kunci : Sianida, Rebung, Bambu Ampel (Bambusa vulgaris Schrad. ex Wendl.)
PENGARUH PENAMBAHAN AKTIVATOR DALAM PEMBUATAN KARBON AKTIF AMPAS TAHU SEBAGAI ADSORBEN MINYAK JELANTAH Ma'rifah Ma'rifah; Jamaluddin Jamaluddin; Yonelian Yuyun; Agustinus Widodo
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 4 No. 1 (2018): Edisi April
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.489 KB) | DOI: 10.22487/kovalen.2018.v4.i1.9363

Abstract

Minyak goreng yang telah digunakan berulang kali akan mengalami kerusakan seperti peningkatan bilangan peroksida dan asam lemak bebas yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Penelitian ini memvariasikan aktivator pada proses pembuatan karbon aktif ampas tahu yaitu NaCl 10%, Na2CO3 5% dan H3PO4 1M untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida dalam minyak jelantah. Minyak yang digunakan adalah minyak goreng kemasan yang digunakan untuk menggoreng ikan kering, ikan basah, tahu-tempe dan daging ayam. Tahapan pemurnian minyak yaitu proses despising, netralisasi dan bleaching. Pengujian mengacu pada SNI (Standar Nasional Indonesia) 7709:2012 sebagai syarat mutu minyak goreng. Hasil penelitian menunjukkan kadar asam lemak bebas tertinggi dan terendah yang diperoleh yaitu 0,1925% dan 0,1473%, sedangkan bilangan peroksida tertinggi dan terendah yaitu 9,3203 meq O2/kg dan 4,3526 meq O2/kg. Aktivator yang paling berpengaruh pada penurunan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida adalah Na2CO3 dimana diperoleh kadar rata – rata asam lemak bebas 0,1473% dengan persentase penurunan sebesar 57,68% dan kadar  rata – rata penurunan bilangan peroksida yaitu 4,3526 meq O2/kg dengan persentase penurunan sebesar 59,04%. Jadi, aktivator Na2CO3 merupakan aktivator yang paling baik digunakan untuk aktivasi karbon ampas tahu sebagai adsorben minyak jelantah.Kata Kunci:    Aktivator, Karbon Aktif, Ampas Tahu, Adsorben, Minyak Jelantah. 
Pemanfaatan Likopen Tomat (Lycopersicum esculentum MILL) Dalam Sediaan Soft Candy Sebagai Suplemen Antioksidan Yonelian Yuyun; Seprililianti Seprililianti; Yusriadi Yusriadi
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i2.5744

Abstract

Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Likopen merupakan salah satu kandungan kimia terbanyak dalam tomat, dalam 100 gram tomat rata-rata mengandung likopen sebanyak 3-5 mg. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembentuk gel soft candy gelatin (F1), pektin (F2) dan kombinasi gelatin pektin (F3) terhadap karakteristik soft candy dan mengetahui aktivitas antioksidan likopen tomat soft candy. Analisis yang dilakukan meliputi organoleptik, kadar likopen, aktivitas antioksidan dan pengujian sifat kimia meliputi: pH, kadar air, dan kadar abu. Pengujian organoleptik F1 menghasilkan warna merah bata, F2 orange kemerahan dan F3 orange muda. Tiap formula menghasilkan aroma dan rasa jeruk dengan tekstur kenyal. Kadar likopen dalam tiap formula secara berturut-turut untuk F1, F2, dan F3 0,0059%; 0,0035% dan 0,0042%. Hasil statistik one way ANOVA pada karakteristik soft candy menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada pengujian pH dan pengujian kadar abu tetapi tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada pengujian kadar air. Formulasi soft candy ekstrak likopen tomat memiliki aktivitas antioksidan dengan persen peredaman pada tiap formula secara berturut untuk F1, F2 dan F3 sebesar 83,089%; 82,635% dan 87,945%. Ketiga nilai aktivitas tersebut termasuk dalam kategori antioksidan yang tinggi. Kata Kunci: Likopen tomat, soft candy, DPPH
Antioxidant Potential of Organic Fraction of Turi Leaf Extract (Sesbania grandiflora L.) Using DPPH Reagent Wa Ode Sitti Musnina; Randa Wulaisfan; Jumriana Akhyar; Yonelian Yuyun
MEDULA JURNAL ILMIAH FAKULLTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO Vol 9, No 2 (2022)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46496/medula.v9i2.25291

Abstract

Background: White turi leaf (Sesbania grandiflora) is a plant from the Leguminosae family that isused as traditional medicine. Purpose(s): To determine the antioxidant potential of white turi leafextract (Sesbania grandiflora L) using DPPH reagent. Methods: White turi leaves (S. grandiflora)were extracted using maceration technique with ethanol the solvent. The ethanol extract wasfractionated using a liquid-liquid extraction using n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. In addition,phytochemical screening was also carried out on secundary metabolite compounds contained in theethanol extract, it’s organic fractions. Results: Ethanol extract obtained as much as 160 g (16%).Fractionation of 10 grams of ethanol extract obtained n-hexane fraction 2.9 g (29%); ethyl acetatefraction 0.8 g (8%); and ethanol fraction 6.1 g (61%). Phytochemical screening showed that theethanol extract and ethyl acetate fraction contained flavonoids, saponins, and tannins; the ethanolfraction contains terpenoids, flavonoids, saponins, and tannins; while the n-hexane fraction containstannin compounds. The antioxidant activity of the ethanol extract, ethyl acetate fraction, and ethanolfraction were tested using the DPPH radical scavenging method. The antioxidant activity assayshowed that the SC50 values of the ethanol extract, ethyl acetate fraction, and ethanol fraction were234.7; 66,244, and 106.755 ppm, vitamin C as a positif control with SC50 3,006 ppm. Conclusion:white turi leaf extract (S. grandiflora) has antioxidant activity less than 22-78 times than controlpositif, so it is not potential as an antioxidant.  
Analisis Kandungan Logam Berat Timbal Dan Kadmium Pada Pengolahan Ikan Asin Di Kabupaten Banggai Kepulauan: Analysis of Heavy Metal Content of Lead (Pb) and Cadmium (Cd) In The Processing of Salted Fish In The Regency of Banggai Islands Yonelian Yuyun; Andi Riesti Angelin Peuru; Nurlina Ibrahim
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 3 No. 1 (2017): (March 2017)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.056 KB) | DOI: 10.22487/j24428744.2017.v3.i1.8142

Abstract

This study was aimed to determine lead (Pb) and cadmium (Cd) contained in salted fish from Banggai Islands Regency. The sampleswere collected by purposive sampling from Tinangkung district, Liang district and South Totikum district. Pb and Cd content was measured using the atomic absorbtion spectrophotometry method. The results showed that layang salted fish from Tinangkung district had Pb content 0,0976 ± 0,0660 mg/kg and Cd content 0,0064 mg/kg. Lencam salted fish from Liang district had Pb content 0,2459 ± 0,0206 mg/kg and Cd content 0,0255 mg/kg. Cakalang salted fish from South Totikum district had Pb content 0,2100 ± 0,0148 mg/kg and Cd content 0,0254 mg/kg. Salt from Liang district had Pb content 0,3250 ± 0,0071 mg/kg and Cd content 0,1075 ± 0,0071 mg/kg. While the value of Pb and Cd in content salt from South Totikum district had 0,2250 ± 0,0071 mg/kg and 0,1025 ± 0,0035 mg/kg. From the result, could be concluded that salted fish and salt from three different places in Banggai Island Regency are still in limit to consume based on standart from Badan Standart Nasional Indonesia (BSNI) that determine 0,3 mg/kg for lead and 0,1 mg/kg for cadmium.
Pengaruh Media Perebusan Terhadap Komposisi Mineral Kerang Air Tawar Meti (Batissa violacea Lamarck, 1818): Boiling Media Effect on Mineral Composition of Meti Fresh Water Mussels (Batissa violacea Lamarck, 1818) Kiki Rizki Handayani; Yonelian Yuyun; Jamaluddin
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 6 No. 2 (2020): (October 2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/j24428744.2020.v6.i2.15199

Abstract

This research aims were to analyzed mineral composition of fresh and processed meti freshwater mussels (Batissa violacea Lamarck,1818) and to know the effect of boiling media on the mineral composition with various added boiling media conditions that are water, NaCl 1%, and acetic acid 0.5%. Mineral compositions were tested with microwave digestion and Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) method. Mineral composition of fresh mussel were consisted of calcium (Ca) 10412 mg/kg, cobalt (Co) 0,182 mg/kg, copper (Cu) 3,54 mg/kg, magnesium (Mg) 345 mg/kg, mangan (Mn) 13,6 mg/kg, phosphor (P) 7753 mg/kg, potassium (K) 1163 mg/kg, sodium (Na) 291 mg/kg, and zinc (Zn) 44,2 mg/kg. The results of research on freshwater mussels in boiling media of water, NaCl 1%, and acetic acid 0.5% gave effect on the levels of minerals of calcium (Ca), magnesium (Mg), phosphor (P), potassium (K), sodium (Na ), cobalt (Co), copper (Cu), mangan (Mn) and there is no effect on the levels of zinc (Zn).
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL DAN KADMIUM PADA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Yonelian Yuyun
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v17i2.260

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada ikan asin yang berasal dari Kabupaten Banggai Kepulauan. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yang diambil dari Kecamatan Tinangkung, Kecamatan Liang dan Kecamata Totikum Selatan. Logam berat Pb dan Cd dianalisis menggunakan metode Spektrofotometer Serapan Atom. Hasil penelitian menunjukkan kadar timbal ikan asin layang di Kecamatan Tinangkung yaitu 0,0976 ± 0,0660 mg/kg dan kadar kadmium yaitu 0,0064 mg/kg. Kadar timbal dan kadmium ikan asin lencam di Kecamatan Liang yaitu 0,2459 ± 0,0206 mg/kg dan 0,0255 mg/kg, kadar timbal dan kadmium ikan asin cakalang di Kecamatan Totikum Selatan yaitu 0,2100 ± 0,0148 mg/kg dan 0,0254 mg/kg. Kadar timbal dan kadmium garam di Kecamatan Liang yaitu 0,3250 ± 0,0071 mg/kg dan 0,1075 ± 0,0071 mg/kg. Kadar timbal dan kadmium di Kecamatan Totikum Selatan yaitu 0,2250 ± 0,0071 mg/kg dan 0,1025 ± 0,0035 mg/kg. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa ikan asin dan garam yang diambil dari tiga tempat berbeda pada Kabupaten Banggai Kepulauan masih dalam batas aman untuk dikonsumsi berdasarkan ketetapan dari Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BSNI) yaitu 0,3 mg/kg untuk timbal dan 0,1 mg/kg untuk kadmium.