Faqihuddin Faqihuddin
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERBANDINGAN METODE DESTRUKSI KERING DAN DESTRUKSI BASAH INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) UNTUK ANALISIS LOGAM Faqihuddin Faqihuddin; Muhammad Ilham Ubaydillah2
SNHRP Vol. 3 (2021): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 3 Tahun 2021
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.934 KB)

Abstract

Preparasi sampel dalam metode analisis merupakan salah satu tahap penting dalam menentukan hasil analisis yang baik. Dalam suatu analisis sampel diperlukan suatu metode analisis yang dapat memberikan informasi untuk pengambilan suatu keputusan dan penetapan kebijakan. Jika prosedur analisis baik, maka hasil analisis akan akurat. Proses destruksi sampel baik bahan organik maupun anorganik dilakukan untuk melarutkan senyawa sampel yang diinginkan. Proses destruksi meliputi proses basah dan kering, yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam destruksi basah, bahan organik diuraikan dalam larutan asam pengoksidasi pekat dan panas seperti HCL, H2SO4, HNO3, dan HClO4. Penambahan larutan pengoksidasi dilakukan untuk mempercepat proses destruksi. Dalam destruksi kering, dilakukan dengan cara pengabuan sampel dalammuffle furnace pada suhu pemanasan tertentu tergantung bahan. Destruksi kering lebih aman, sederhana, pada umumnya tidak memerlukan pereaksi, prosedurnya paling umum digunakan untuk menentukan total mineral. Kekurangan dalam destruksi kering yaitu memerlukan waktu yang cukup lama, penggunaan muffle furnace memakan banyak biaya karena harus dinyalakan terus menerus. Pada destruksi basah, suhu yang digunakan relatif lebih rendah dibandingkan dengan destruksi kering sehingga hilangnya unsur-unsur sangat kecil. Di samping itu peralatannya lebih sederhana, proses oksidasi lebih cepat, dan waktu yang dibutuhkan relatif lebih cepat dari destruksi kering. Namun demikian, penerapannya di lapangan jika tidak hati-hati penuh dengan risiko karena menggunakan asam pengoksidasi yang pekat dan panas.