Siti Huzaemah
UIN Raden Intan Lampung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Sampah Adalah Berkah; Studi Pola Kehidupan Sosial Ekonomi Pemulung Di Sekitaran Tempat Pembuangan Ahir (TPA) Piyungan Siti Huzaemah
Islamic Management and Empowerment Journal Vol 2, No 1 (2020): Islamic Management and Empowerment Journal
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/imej.v2i1.81-92

Abstract

Penelitian ini hendak mengungkap bagaimana pola kehidupan sosial-ekonomi pemulung sampah di sekitaran tempat pembuangan ahir (TPA) di Piyungan dan apa yang menjadi  faktor-faktor masyarakat memilih profesi menjadi pemulung sekalipun secara umum pemulung dianggap sebagai kelas sosial yang rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dengan mengunakan teknik pengumpulan observasi data wawancara. Teknik analisis data dengan tahapan sebagai berikut: menelaah seluruh data, mengkategorikan data, menghubungkan dengan landasan teori, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi para pemulung di  sekitaran TPA Piyungan secara keseluruhan dapat dikategorikan dalam taraf  yang cukup baik, bahkan ada yang sampai pada taraf sangat baik, yakni  tergolong sejahtera. Hal itu terlihat dari penghasilan sehari-harinya yang dapat dikatakan lumayan, juga dari pola hidupnya yang terbilang normal layaknya masyarakat lain, yakni mempunyai tempat tinggal yang layak berdinding tembok, beralas keramik. Selain itu mereka rata-rata mempunyai kendaraan peribadi seperti motor, bahkan beberapa ada yang mobil, mempunyai aset berupa sapi, rumah, dan kendaraan pribadi. Sekalipun tidak dapat dipungkiri, masih ada juga pemulung yang kurang baik dalam arti miskin.Sedangkan alasan para pemulung memilih profesi sebagai pemulung selain karena memulung merupakan pekerjaan yang menjanjikan hasilnya, juga karena tidak adanya pilihan lain selain menjadi pemulung. Hal itu disebabkan adanya kendala-kendala seperti, tidak memiliki keahlian kusus, terbatasnya lapangan pekerjaan, tidak mempunyai modal untuk membangun usaha, serta karena faktor pendidikan yang rendah.