Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

“HOMOSEKS KETEMU TUHAN”: RESISTENSI KAUM GAY DAN PERTAHANAN RELASI HOMOSEKSUALITAS DALAM FIKSI POPULER INDONESIA Andriadi Andriadi
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 2 (2019): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.031 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i2.2602

Abstract

Ranah agama sering dijadikan dasar dan ujung tombak penolakan masyarakat terhadap eksistensi kaum homoseksual sehingga dipakai untuk menyerang, bahkan menghakimi kaum marjinal inidemi kestabilan kognisi sosial, sikap, dan norma masyarakat untuk menolak segala bentuk homoseksual.Pemberian tekanan sosial semacam ini agar kaum “menyimpang” bertobat dan melakukan komformitas untuk tunduk kepada norma agama dan sosial yang berlaku. Alih-alih tunduk, mereka malah berusaha  melakukan berbagai resistensi untuk mempertahankan relasi homoseksualnya agar diterima di tengah kuasa nilai-nilai heteronormativitas masyarakat seperti layaknya kaum heteroseksual. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui representasi relasi pasangan gay dalam novel Homoseks Ketemu Tuhan Karya Rini Kristina sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai interaksi-interaksi antara sesama kaum ini ditengah masyarakat yang penuh dengan kontrol norma, adat, budaya, dan agama yang cenderung memarginalkan mereka; (2) mengetahui resistansi yang mereka lakukan dalam mempertahankan identitas seksualnya sebagai pecinta sesama jenis sehingga kehadiranya dapat diterima.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tekstual analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kaum homoseksual mengenal sebuah kesepakatan untuk menjalin sebuah relasi layaknya relasi yang dijalani oleh pasangan heteroseksual, saling mencintai dan mengisi satu sama lain. Relasi homoseksual yang dapat ditemukan dalam novel ini yaitu: monogami, poliamori, dan Teman Tapi Mesra (TTM). Namun semua relasi tersebut tidak akan pernah abadi dan tetap lebih cenderung pada pemenuhan kebutuhan seks sesama jenis; (2) untuk mempertahankan relasi homoseksual yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat, kaum gay melakukan resistensi dengan cara menjalankan kehidupan yang penuh dengan kepalsuan (in the closet),dan menjalankan kehidupan dengan identitas bikultural yaitu mengenakan topeng yang menampilkan dirinya sebagai pria heteroseksualbahkan menikahi perempuan dan memiliki keluarga demi menghindari tekanan sosial.
RESPON PEMBACA TERHADAP KONSEP PENNDIDIKAN ISLAM IDEAL DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI Andriadi Andriadi
Jurnal Iswara : Jurnal Kajian Bahasa, Budaya, dan Sastra Indonesia Vol 2 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.271 KB) | DOI: 10.20884/1.iswara.2022.2.1.6220

Abstract

This research examined the representation of an ideal concept of Islamic education in the novel The Land of Five Towers by A. Fuadi. The researcher also found the readers’ responses on the ideal concept of the Islamic education representation. This work was chosen because it shows the real process of an Indonesian child taking “Pesantren” education which is still considered as an education with a traditional pattern in Indonesia and is less attractive to teenagers and parents. The purpose of this study is to see what the ideal concept of integrated Islamic education represented in the novel and how readers’ respond to the ideal concept offered in the midst of Indonesian education which is being hegemoned by the structure of secular education. This study uses a qualitative method. Data were collected by a holistic reading of the work and interviews of 20 members of the Bengkulu Writing Community (KMB) as respondents. The result showed that representation of integral educational materials and activities in Pesantren (Islamic Board School) produce graduates who understand and practice all religious commands for provision in the hereafter and also understand knowledge as a provision for life in the world. The readers gave positive responses to the ideal concept of Islamic education in the work related to the integration of knowledge, character education with adab as metaphysic, teachers as role model of adab and teaching without material motives, and habituation process that helps students to be familiar in applying worship and encourages them live in good environment with high concentration in achieving their goal. In short, education in Pesantren (Islamic Boarding School), a traditional educational institution of Indonesia, is an ideal educational system for Muslims to apply to build the ideals of becoming a strong, noble, moral, tolerant, and cooperative society in Indonesia.