Angga Fajriansyah
Department of Ophthalmology, Universitas Padjadjaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Surgically Induced Necrotizing Scleritis setelah Eksisi Pterygium Metode Bare Sclera Fanny Gunawan; Angga Fajriansyah; Susi Heryati; Arief Akhdestira Mustaram; Patriotika Muslima; Elfa Ali Idrus
Majalah Oftalmologi Indonesia Vol 46 No 2 (2020): Ophthalmologica Indonesiana
Publisher : The Indonesian Ophthalmologists Association (IOA, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.755 KB) | DOI: 10.35749/journal.v46i2.100083

Abstract

Pendahuluan: Surgically induced necrotizing scleritis (SINS) merupakan komplikasi yang jarang dan terjadi setelah operasi okular. Sebagian besar kasus SINS berkaitan dengan penyakit autoimun sistemik. Skleritis setelah eksisi pterygium dapat terjadi akibat penggunaan iradiasi-?, mitomicin-C, dan kauterisasi berlebihan. Metode bare sclera pada eksisi pterygium dapat meningkatkan risiko terjadinya skleritis. Tujuan: Mendeskripsikan dua kasus SINS setelah eksisi pterygium dengan metode bare sclera. Presentasi kasus : Kasus pertama, pria berusia 44 tahun mengeluh terdapat bercak cokelat di area putih mata kirinya sejak 1 minggu sebelumnya. Pasien memiliki riwayat eksisi pterygium tanpa jahitan 3 minggu yang lalu. Tekanan intraokular sebesar 45 mmHg. Pasien diterapi dengan metilprednisolon oral, tetes mata fluorometolon, dan obat antiglakukoma. Kasus kedua, pria berusia 30 tahun mengeluh terdapat bercak cokelat pada area putih mata kanan sejak 1 minggu sebelumnya. Terdapat riwayat eksisi pterygium tanpa jahitan 3 minggu yang lalu. Pasien mendapat terapi metilpredinolon oral dan tetes mata prednisolon asetat. Kedua pasien menunjukkan perbaikan klinis setelah pemberian steroid. Kesimpulan: Etiologi infeksi perlu disingkirkan sebelum mendiagnosis SINS dengan terapi superinfeksi yang adekuat. Penanganan SINS berupa pemberian kortikosteroid dan agen imunosupresif. Tectonic grafting diperlukan untuk kasus berat.
Surgically Induced Necrotizing Scleritis setelah Eksisi Pterygium Metode Bare Sclera Fanny Gunawan; Angga Fajriansyah; Susi Heryati; Arief Akhdestira Mustaram; Patriotika Muslima; Elfa Ali Idrus
Majalah Oftalmologi Indonesia Vol 46 No 2 (2020): Ophthalmologica Indonesiana
Publisher : The Indonesian Ophthalmologists Association (IOA, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35749/journal.v46i2.100083

Abstract

Pendahuluan: Surgically induced necrotizing scleritis (SINS) merupakan komplikasi yang jarang dan terjadi setelah operasi okular. Sebagian besar kasus SINS berkaitan dengan penyakit autoimun sistemik. Skleritis setelah eksisi pterygium dapat terjadi akibat penggunaan iradiasi-?, mitomicin-C, dan kauterisasi berlebihan. Metode bare sclera pada eksisi pterygium dapat meningkatkan risiko terjadinya skleritis. Tujuan: Mendeskripsikan dua kasus SINS setelah eksisi pterygium dengan metode bare sclera. Presentasi kasus : Kasus pertama, pria berusia 44 tahun mengeluh terdapat bercak cokelat di area putih mata kirinya sejak 1 minggu sebelumnya. Pasien memiliki riwayat eksisi pterygium tanpa jahitan 3 minggu yang lalu. Tekanan intraokular sebesar 45 mmHg. Pasien diterapi dengan metilprednisolon oral, tetes mata fluorometolon, dan obat antiglakukoma. Kasus kedua, pria berusia 30 tahun mengeluh terdapat bercak cokelat pada area putih mata kanan sejak 1 minggu sebelumnya. Terdapat riwayat eksisi pterygium tanpa jahitan 3 minggu yang lalu. Pasien mendapat terapi metilpredinolon oral dan tetes mata prednisolon asetat. Kedua pasien menunjukkan perbaikan klinis setelah pemberian steroid. Kesimpulan: Etiologi infeksi perlu disingkirkan sebelum mendiagnosis SINS dengan terapi superinfeksi yang adekuat. Penanganan SINS berupa pemberian kortikosteroid dan agen imunosupresif. Tectonic grafting diperlukan untuk kasus berat.