Ishlakhatus Saidah
IAIN Madura

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konseling Krisis Psikososial Transisi: Krisis Identitas pada Transgender Ishlakhatus Saidah; Anggie Nurfitria Sari; Moh. Ziyadul Haq Annajih
DA'WA: Jurnal Sosial dan Dakwah Vol 1 No 2 (2022): Februari 2022
Publisher : Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah IAI Miftahul Ulum Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.261 KB) | DOI: 10.36420/dawa.v1i2.83

Abstract

Pencarian pemenuhan hak para transgender telah banyak terjadi di Indonesia. Fenomena transgender tersebut berkembang beriringan dengan berkembangnya komunitas transgender. Hal ini dipengaruhi oleh media elektronik, cetak maupun pengaruh negara-negara lain yang melegalkan transgender. Terlepas dari pencarian eksistensi transgender, hal yang lebih krusial adalah bahwa transgender merupakan orang yang sedang mengalami krisis identitas. Mereka mengalami ketidaksesuaian kepribadian dengan jenis kelamin yang ada pada dirinya. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menangani fenomena ini adalah konseling krisis menggunakan model intervensi psikososial transisi. Pada pelaksanaannya, model intervensi psikososial transisi melibatkan potensi yang ada pada diri dan lingkungan seseorang dengan transgender untuk membantu krisis identitas pada dirinya.
Hubungan Tanggung Jawab Belajar dengan Kemandirian Siswa di MTs Al-Mukhlishin Galis Pamekasan Moh. Maimon Atthohiri; Ishlakhatus Saidah
DA'WA: Jurnal Sosial dan Dakwah Vol 1 No 2 (2022): Februari 2022
Publisher : Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah IAI Miftahul Ulum Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.11 KB) | DOI: 10.36420/dawa.v1i2.84

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi Tanggung Jawab Belajar Dengan Kemandirian Siswa. Tanggung jawab belajar sangat berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Melalui tanggung jawab, seorang siswa akan mempunyai sikap dewasa dalam menjalani pembelajaran di sekolah dan dapat membantu siswa menjadi pribadi yang lebih baik. Selain tanggung jawab, kemandirian juga diperlukan bagi setiap siswa. Rumusan masalah dari penelitian ini “apakah ada hubungan tanggung jawab belajar dengan kemandirian siswa?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tanggung jawab belajar dengan kemandirian siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis data statistik non parametrik. Pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa angket dan wawancara. Subjek yang diteliti sebanyak 8 siswa. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian non parametrik dikarenakan subjek yang diteliti hanya 8 siswa dan termasuk kedalam data ordinal. Dalam proses analisis data disini menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS v.25. Hasil penelitian uji korelasi menggunakan rank spearman’ rho didapatkan nilai p hitung sebesar 0,952 (p hitung lebih besar dari p tabel) dan nilai signifikasi 0,000 (kurang dari 0,05). Sehingga dikatakan jika p hitung lebih besar dari p tabel dan nilai signifikan kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tanggung jawab belajar dengan kemandirian siswa yang sangat signifikan dan mempunyai tingkat hubungan yang sangat kuat.
Hidup sebagai LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender): Pandangan Masyarakat Indonesia Terkait Fenomena LGBT dan Peran Konselor Multikultural Ishlakhatus Saidah; Moh Ziyadul Haq Annajih
DA'WA: Jurnal Sosial dan Dakwah Vol 2 No 1 (2022): September 2022
Publisher : Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah IAI Miftahul Ulum Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36420/dawa.v2i1.138

Abstract

Komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat Indonesia, dan hingga sampai saat ini masih menuai pro dan kontra. Di Indonesia komunitas LGBT masih banyak yang diperlakukan tidak adil, dipandang sebelah mata, dikucilkan, bahkan di bully. Hal semacam ini dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia beragama atau memiliki kepercayaan dan secara adat pun masih melekat di negara ini. Berbeda ketika berbicara diwilayah luar negeri yang memiliki kebebasan bahkan menjunjung tinggi HAM (Hak Asasi Manusia). Ada beberapa penyebab munculnya perilaku homoseksual ini, seperti: genetik, traumatik, dll. Selain itu dalam bidang bimbingan dan konseling yang memiliki tugas utama membantu segala bentuk permasalahan dan bekerja dengan berbagai jenis klien salah satunya komunitas LGBT. Konselor Indonesia masih memiliki steriotipe negatif ketika bekerja dengan klien, hal ini dikarenakan adat yang mereka miliki lebih kuat dari kompetensi profesional yang ada. Ada banyak penelitian yang sudah dilakukan terkait tentang teknik, kompetensi dan isu tentang LGBT yang bisa digunakan konselor untuk membantu menangani permasalahan komunitas LGBT.