Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Transaksi Jual-beli dalam Bentuk Khusus Nanang Qosim; Vita Firdausiyah
Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam Vol 4 No 2 (2018): Asy-Syari'ah - Juni 2018
Publisher : Fakultas Syariah Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.604 KB) | DOI: 10.55210/assyariah.v4i2.108

Abstract

Abstract: Sale-purchase order in Islamic fiqih is called as-salam or as-salaf. Terminologically, the fiqh scholars issue it by: Offer of goods which the delivery is postponed, or sell goods that are distinct with early payment of capital, while the goods are the day of payment.Bay 'al-wafa' Etymologically, al-bay 'means buying and selling, and al-wafa' the meaning of repayment / settlement of obligations. Bay'al-wafa 'is a form of transaction (akad) which emerged in Central Asia (Bukhara and Balkh) in the middle of the 5th century Hijriyah and spread to the Middle East.The word ihtikar The origin of the word hakara which means az-zulm (persecution) and isa'ah al-mu'asyarah (social damage). With ihtakara scales, yahtakiru, ihtikar, this word means stockpiling to wait for soaring prices Keywords: Sale-purchase Orders, Bay 'al-Wafa' and Ihtikar
Baitul Mal pada Masa Rasulullah Saw dan Khulafaur Al-Rashidin Moh. Ahyar Maarif; Vita Firdausiyah
Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam Vol 5 No 2 (2019): Asy-Syari'ah - Juni 2019
Publisher : Fakultas Syariah Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.159 KB) | DOI: 10.55210/assyariah.v5i2.118

Abstract

Pembahasan utama pada makalah ini adalah keberadaan Baitul Mal sebagai pelopor utama dalam bidang keuangan yang sesuai dengan shariat Islam. Baitul Mal tidak hanya sebagai lembaga yang mengatur pemasukan uang negara, namun juga memiliki tugas yang begitu penting dalam pendistribusian uang hasil negara yang tersimpan di Baitul Mal, agar harta-harta tersebut dapat diterima oleh orang-orang yang berhak menerimanya. Dengan makalah ini, penulis menjelaskan secara singkat mengenai sumber pendapatan dan manajemen Baitul Mal yang dimulai sejak zaman Rasulullah SAW hingga pada masa pemerintahan Khulafau al-Rashidin. Keberadaan Baitul Mal ini bertujuan untuk mencapai salah satu tujuan dari negara, untuk menegakkan sistem kenegaraan yang berkenaan dengan pelaksanaan kewajiban muslim, seperti salat, zakat dan sebagainya. Kata Kunci: Baitul Mal, Khulafau al-Rashidin, tujuan pendirian
Putusan Hakim Agama dalam Masalah Cerai Gugat Pada Suami yang Tidak Memberi Nafkah Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam Vita Firdausiyah Ainul
The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law Vol 3 No 2 (2022): Oktober
Publisher : Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/jaksya.v3i2.286

Abstract

Abstrak: Dalam sebuah ikatan perkawinan, banyak suami istri bahkan belum melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana permasalahan yang sering muncul dalam suatu perkawinan yang sering menyebabkan istri mengajukan gugatan cerai kepada suaminya tidak lain karena suami tidak memberikan nafkah kepada istri. Oleh karena itu kasus ini merupakan kasus yang paling sering terjadi di Pengadilan Agama Kraksaan setelah dispensasi perkawinan, oleh karena itu penulis ingin membahas bagaimana putusan hakim agama dalam perkara perceraian yang digugat bagi suami yang tidak mencari nafkah di lingkungan agama Kraksaan. pengadilan dalam perspektif hukum Islam dan hukum positif. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif/penelitian lapangan (field research) dimana penelitian ini bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan wawancara. Disimpulkan bahwa tata cara pelaksanaan gugatan di Pengadilan Agama Kraksaan harus memenuhi persyaratan antara lain buku nikah dan KTP. Masalah cerai gugat pada suami yang tidak memberikan nafkah kepada istri menurut hukum positif telah diatur didalam Pasal 19 huruf (f) PP Nomor 9 Tahun 1975, KHI Pasal 116 (f). Menurut hukum Islam yaitu memperhatikan qoidah fiqhiyyah dan juga dalam Al-Qur'an surah al Baqoroh ayat 229 jika dikuatirkan keduanya tidak dapat menjalankan hukum Allah, maka istri tidak bersalah menebus dirinya kepada suaminya sehingga bahwa dia dapat dipisahkan dari suaminya.
Analysis of Jurisdiction Effectiveness in Conducting Ghaib Calls Through Mass Media in Kraksaan Religious Court M. Fajri Maulana Ahkam; Fathullah Rusly; Vita Firdausiyah
Al Mashaadir : Jurnal Ilmu Syariah Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : STIS Ummul Ayman, Meureudu, Pidie Jaya, Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52029/jis.v4i1.102

Abstract

This study discusses the effectiveness of bailiffs in making summons from the occult through the mass media at the Kraksaan Religious Court. Then the sub-topic of the discussion is the occult summons process carried out by the Kraksaan Religious Court and the efforts made by the court to optimize the occult summons. The purpose of this study is to find out the implementation of occult summons through the mass media and their effectiveness at the Kraksaan Religious Court. This research was conducted at the Kraksaan Religious Court using a descriptive qualitative research type. Data acquisition is taken from primary and secondary data. The data acquisition method is by means of interviews and taking from data concerning magical summons. In the process of summoning ghoib cases, the use of mass media such as newspapers, bulletin boards, and radio broadcasts is no longer effective at this time. So that it is necessary to update the regulations or suggestions from the author regarding this matter, because they are no longer in accordance with social conditions in the digitalization era, there is a need to renew the conventional method of summoning the occult.
Bimbingan Pra Nikah dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Keluarga Maslahah: Studi Kasus di KUA Pajarakan Nofa Taufani Warda; Fathullah Rusly; Vita Firdausiyah
As-Syar'i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga Vol 6 No 2 (2024): As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/as.v6i2.7064

Abstract

Pre-marital guidance is an important approach in preparation for marriage and a process of accompanying husbands and prospective wives before marriage in order to help them find happiness in their marriages and households. This journal digs deeper into pre-marriage counselling and its implications for family formation. The role of premarital counseling in forming healthy relationships, effective communication, a deeper understanding of the roles of husbands and wives in Islam, as well as preparation to face the challenges that may arise in marriage. By strengthening religious understanding, effective communication, preparedness for challenges, and promoting well-being and an active role in society, pre-marriage guidance can be a strong foundation for forming a family that brings benefits in society. As for the results obtained from this study: 1) Implementation of pre-marriage guidance for the prospective bride for 2 days, coordinated by the Ministry of Religious Affairs of the probolinggo district, its applicant is the KUA District 2) Couples who follow the marriage guide for two days to acquire science or knowledge to start a life in the staircase, which initially the candidate bride believed that the capital of marriage was only mental and financial.