Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STUDI MASYARAKAT BANDA NAIRA Sebuah Tinjauan Sosiologis-Antropologis Muhammad Farid; Najira Amsi
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 3 No 1 (2017): PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.945 KB)

Abstract

Masyarakat Banda bukan saja multi-etnis tapi juga multi-agama, yang telah menjadi fakta sejarah ber-abad-abad lamanya. Tercatat dalam sejarah para saudagar Arab telah ada di Banda sejak abad ke-13, sementara Cina telahberdagang dan menetap sejak abad ke-8 M. Meskipun plural secara etnis, masyarakat Banda memiliki kebudayaan yang cukup homogen, yakni suatu pola kebudayaan yang cenderung sama dan disepakati semua kelompok masyarakat.Diantara 7 kampung adat yang ada di Banda, hanya satu kampung adat yang menganut sistem patasiwa atau kelompok sembilan, sementara 6 lainnya menganut sistem patalima atau kelompok lima. Masyarakat Banda juga bercirikanmasyarakat terbuka (inklusif), yang tidak membeda-bedakan mana penduduk asli maupun pendatang. Di Banda, semua yang lahir di tanah mereka akan diakui sebagai bagian dari masyarakat Banda, tidak terkecuali etnis manapun di dunia. Akibat keterbukaan itupula, terciptalah masyarakat Banda yang sangat beragam latarbelakang marga atau fam, yang pada kelanjutannya menjadi pembeda diantara berbagai kelompok keluarga. Sebagai masyarakat terbuka, tantangan yangdihadapi masyarakat Banda di masa-masa mendatang tidaklah mudah. Pengaruh globalisasi membuat sendi-sendi bermasyarakat menjadi sangat rentan, bahkan nyaris hilang. Namun demikian, antusiasme masyarakat Banda terhadap tradisi itusendiri tampak tidak pernah surut. Mereka secara sukarela mau menghadiri setiap upacara adat yang ada di Banda tanpa harus diundang. Demikian halnya upacaraupacara keagamaan lainnya yang telah menyuguhkan sebuah realitas, betapa tingginya apresiasi masyarakat terhadap simbol-simbol keagamaan dan kebudayaan yang ada di Banda Naira.