Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kidung: Myth of Welfare for Kuthuk People in Kudus Regency Bahtiar, Hafid Zuhdan
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 14, No 2 (2014): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2014)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v14i2.3297

Abstract

The study is to describe the art of kidung in Kuthuk village Blora regency. This study used qualitative method with Structural Functional theory approach. Data in the form of the song, especially the lyrics and other data were used for primary data sources in addition to interviewing and observation. Data were analyzed qualitatively with structural and functional theory and anthropological approach developed by Malinowski. The result shows that the people of the village embracing many beliefs, have an art tradition of Puputan ritual. In Javanese culture, this ritual is done at the time of released cloth wrapping the baby’s navel. Kidung, an expression of the people when request welfare to God, reflects the acculturation between Islamic and non-religious beliefs, which characterize the people of those two cities that exist around Kuthuk village.
Kidung: Myth of Welfare for Kuthuk People in Kudus Regency Bahtiar, Hafid Zuhdan
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 14, No 2 (2014): December 2014
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v14i2.3297

Abstract

The study is to describe the art of kidung in Kuthuk village Blora regency. This study used qualitative method with Structural Functional theory approach. Data in the form of the song, especially the lyrics and other data were used for primary data sources in addition to interviewing and observation. Data were analyzed qualitatively with structural and functional theory and anthropological approach developed by Malinowski. The result shows that the people of the village embracing many beliefs, have an art tradition of Puputan ritual. In Javanese culture, this ritual is done at the time of released cloth wrapping the baby’s navel. Kidung, an expression of the people when request welfare to God, reflects the acculturation between Islamic and non-religious beliefs, which characterize the people of those two cities that exist around Kuthuk village.
Peningkatan Kemampuan Musikal Untuk Guru-Guru Musik Di Ypac Semarang Dengan Metode Building Rithme Bahtiar, Hafid Zuhdan
Varia Humanika Vol 2 No 1 (2021): Published
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/vh.v2i1.46930

Abstract

Gangguan autistik, merupakan suatu bentuk kelainan mental. Penyebabnya masih belum diketemukan. Gangguan yang terjadi hingga mencapai 2 dari 5 kasus setiap 10.000 anak usia di bawah 12 tahun. Sementara ini obat yang dipakai untuk menyembuhkan adalah melalui proses terapi dengan tujuan mengurangi permasalahan atau penyakit yang diderita. Jenis terapi di seluruh dunia berjumlah ratusan bahkan ribuan dengan metode yang berbeda-beda pula. Salah satu terapi yang diterapkan untuk penyembuhan adalah menggunakan media musik. Berdasarkan observasi di beberapa sekolah khusus autis, banyak yang sudah menerapkan metode tersebut, salah satunya dan yang menjadi tempat penelitian penulis yaitu di SLB YPAC Semarang. Tulisan ini akan memberikan contoh pelatihan musik dengan media yang ada disekitar kita dan dapat digunakan menjadi salah satu cara untuk mengembangan kreativitas dalam belajar musik. Hasil pengamatan dan observasi partisipatif di lapangan menunjukkan bahwa musik digunakan sebagai sarana memperkuat ingatan (reinforcement) melalui proses pengulangan lagu sederhana. Terapi musik yang diterapkan memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk lebih berani terbuka dan percaya diri. Musik juga membantu meningkatkan kepekaan ritmik melalui permainan gelas yang bersifat perkusif. Bentuk lagu sederhana, one part song form dengan figur yang mudah ditiru atau diikuti memberikan peluang lebih besar untuk memperkuat daya ingat, meningkatkan fokus dan membantu perkembangan bahasa.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MUSIKAL UNTUK GURU-GURU MUSIK DI YPAC SEMARANG DENGAN METODE BUILDING RITHME Hafid Zuhdan Bahtiar
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.838 KB)

Abstract

Abstract Autistic disorder, is a form of mental disorder. The cause is still unknown. Disorders that occur up to 2 in 5 cases every 10,000 children under 12 years of age. Meanwhile, the medicine used to heal is through a therapeutic process with the aim of reducing the problems or illnesses being suffered. Types of therapy around the world number in the hundreds or even thousands with different methods. One of the therapies applied to healing is using music as a medium. Based on observations in several special autism schools, many have applied this method, one of which is the author's research site, namely SLB YPAC Semarang. This paper will provide examples of music training with media around us and can be used as a way to develop creativity in learning music. The results of observations and participatory observations in the field show that music is used as a means of strengthening memory (reinforcement) through a simple song repetition process. Music therapy that is applied provides opportunities for children with special needs to be more courageous to open up and be confident. Music also helps increase rhythmic sensitivity through percussive glass play. Simple song forms, one part song forms with figures that are easy to imitate or follow provide a greater opportunity to strengthen memory, increase focus and foster language development. Abstrak Gangguan autistik, merupakan suatu bentuk kelainan mental. Penyebabnya masih belum diketemukan. Gangguan yang terjadi hingga mencapai 2 dari 5 kasus setiap 10.000 anak usia di bawah 12 tahun. Sementara ini obat yang dipakai untuk menyembuhkan adalah melalui proses terapi dengan tujuan mengurangi permasalahan atau penyakit yang diderita. Jenis terapi di seluruh dunia berjumlah ratusan bahkan ribuan dengan metode yang berbeda-beda pula. Salah satu terapi yang diterapkan untuk penyembuhan adalah menggunakan media musik. Berdasarkan observasi di beberapa sekolah khusus autis, banyak yang sudah menerapkan metode tersebut, salah satunya dan yang menjadi tempat penelitian penulis yaitu di SLB YPAC Semarang. Tulisan ini akan memberikan contoh pelatihan musik dengan media yang ada disekitar kita dan dapat digunakan menjadi salah satu cara untuk mengembangan kreativitas dalam belajar musik. Hasil pengamatan dan observasi partisipatif di lapangan menunjukkan bahwa musik digunakan sebagai sarana memperkuat ingatan (reinforcement) melalui proses pengulangan lagu sederhana. Terapi musik yang diterapkan memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk lebih berani terbuka dan percaya diri. Musik juga membantu meningkatkan kepekaan ritmik melalui permainan gelas yang bersifat perkusif. Bentuk lagu sederhana, one part song form dengan figur yang mudah ditiru atau diikuti memberikan peluang lebih besar untuk memperkuat daya ingat, meningkatkan fokus dan membantu perkembangan bahasa.
Peningkatan Kemampuan Musikal Sebagai Media Terapi Musik Untuk Guru-Guru Musik Hafid Zuhdan Bahtiar
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 2 No. 03 (2021): Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi)
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.294 KB) | DOI: 10.36418/japendi.v2i3.114

Abstract

Gangguan autistik, merupakan suatu bentuk kelainan mental. Penyebabnya masih belum diketemukan. Gangguan yang terjadi hingga mencapai 2 dari 5 kasus setiap 10.000 anak usia di bawah 12 tahun. Salah satu terapi yang diterapkan untuk penyembuhan adalah menggunakan media musik. Berdasarkan observasi di beberapa sekolah khusus autis, banyak yang sudah menerapkan metode tersebut, salah satunya dan yang menjadi tempat penelitian penulis yaitu di SLB YPAC Semarang. Tulisan ini akan memberikan contoh pelatihan musik dengan media yang ada disekitar kita dan dapat digunakan menjadi salah satu cara untuk mengembangan kreativitas dalam belajar musik. Hal ini ditujukan agar memberikan pengembangan terhadap guru musik di YPAC Semarang sehingga mampu memberikan pelayanan terapi musik lebih optimal. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Metode Kodaly dengan konsep Building Ritme. Hasil penelitian terhadap partisipatif di lapangan menunjukkan bahwa musik digunakan sebagai sarana memperkuat ingatan (reinforcement) melalui proses pengulangan lagu sederhana. Guru-guru mampu menerima proses Latihan dengan baik. Dengan melihat hasil Tindakan yang dilakukan oleh penulis selama 2 kali Tindakan. Nilai dan keaktifan guru-guru musik di YPAC meningkat. Tingkat kreatif dan kemampuan mengembangkan media praktek terapi juga meningkat.
Optimalisasi Pembelajaran Seni Musik Sekar Niwana; Hafid Zuhdan Bahtiar
Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik Vol 6 No 1 (2024)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/musikolastika.v6i1.157

Abstract

Purpose: The objective of this study was to compare the effectiveness of two learning strategies, cooperative learning and drill and practice, in enhancing musical skills among students at SMP N 1 Kertek. A comparative study was conducted at SMP N 1 Kertek, where students participated in both strategies. Cooperative learning involved dividing students into small groups to collaboratively solve rhythmic problems, while drill and practice focused on independent practice using a recorder. Method: The research employed a qualitative approach with a case study design. Data was gathered through classroom observations, interviews with teachers and students, and analysis of evaluation documentation. Results and Discussion:The results indicated that both strategies significantly contributed to improving students' musical skills. Cooperative learning facilitated collaboration among students and enhanced conceptual understanding, while drill and practice effectively improved practical skills in playing musical instruments. The use of audio-visual media was also found to strengthen students' understanding of the learning material. Conclusion: the combination of cooperative learning and drill and practice, supported by audio-visual media, provided a comprehensive and engaging approach to music education at SMP N 1 Kertek. This approach not only enhanced students' musical skills but also fostered a dynamic and enjoyable learning environment. The implications of this study can serve as a guideline for developing more effective music education methods in other schools.