Fitri Handayani
Dosen Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI DESA MUARA MAHAT WILAYAH KERJA PUSEKSMAS TAPUNG I Fitri Handayani
Jurnal Doppler Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.614 KB)

Abstract

Tingginya angka kematian ibu sangat terkait dengan rendahnya pencapaian pelaksanaan Antenatal Care (ANC). Untuk wilayah kerja Puskesmas Tapung I diketahui dari 716 ibu hamil diperoleh cakupan K1 sebesar 499 ibu hamil (69,69%) dan cakupan K4 sebesar 452 ibu hamil (63,13%), keadaan ini masih dibawah target pencapaian ANC. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan antenatal care dengan harapan dapat menjadi bahan masukan terkait masalah pemeriksaan kehamilan, sehingga dapat disusun langkah-langkah selanjutnya dalam usaha meningkatkan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional analitik dengan desain cross sectional. Metode pemilihan sampel secara total populasi dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Hasil penelitian diperoleh distribusi terbesar untuk kunjungan ANC adalah teratur dengan frekuensi sebanyak 38 orang (64,4%). Setelah dianalisis dengan uji statistik chi-square (χ2) dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05 dan derajat kebebasan (df) 1, diperoleh hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap serta dukungan suami terhadap keteraturan Antenatal Care (ANC). Tidak diperoleh hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu, paritas serta keterjangkauan pelayanan ANC dengan keteraturan Antenatal Care (ANC). Disarankan kepada petugas/bidan Puskesmas Tapung I untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada ibu maupun suami tentang pentingnya dilakukan antenatal care (ANC) secara teratur sesuai dengan umur kehamilannya sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu. Ibu dengan paritas primigravida dan secondigravida terkadang kurang memperhatikan kehamilannya, karena itu diperlukan perhatian yang lebih oleh bidan puskesmas setempat terhadap paritas tersebut.
ANALISIS FAKTOR PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI DESA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN Dewi Anggriani Harahap; Fitri Handayani
Jurnal Doppler Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.851 KB)

Abstract

Setiap tahun sekitar 20.000 wanita Indonesia meninggal karena komplikasi obstetri. Lebih 90 persen disebabkan trias klasik, yaitu perdarahan 40-60 persen, preeklamsia/eklamsia 20-30 persen dan infeksi 20-30 persen. Hal ini dapat dicegah secara efektif bila masyarakat diberi informasi tentang tanda dari gejala kegawatdaruratan serta tersedia pelayanan kesehatan yang bermutu ditingkat pelayanan dasar. World Health Organization mengembangkan standar pelayanan kebidanan dan pemakaiannya diadaptasikan di Indonesia. Di Kabupaten Pelalawan, morbiditas ibu hamil untuk anemia, yaitu antara 40-50 persen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan standar pelayanan antenatal yang dilakukan oleh bidan di desa terhadap kejadian anemia. Jenis penelitian adalah penelitian observasional menggunakan rancangan historical cohort. Penelitian ini menggunakan 2 metode. Metode kuantitatif untuk mengetahui pelaksanaan standar pelayanan antenatal dengan kejadian anemia. Subjek penelitian diwawancarai setelah mendapat pelayanan antenatal. Metode kualitatif untuk melengkapi hasil temuan penelitian dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) pada bidan UPTD Kesehatan Pangkalan Kerinci tentang pelaksanaan standar pelayanan antenatal menurut Departemen Kesehatan. Pengolahan data kuantitatif yakni: analisis univariable dan bivariable. Pengolahan data kualitatif dengan thematic analysis. Hasil penelitian membuktikan bahwa ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal tidak sesuai standar pelayanan antenatal berisiko anemia dengan dengan OR=1,925 (CI 95%:1,229<OR<3,014). Data kualitatif memberikan gambaran bahwa standar pelayanan antenatal menurut Departemen Kesehatan sudah dilaksanakan oleh bidan di Kabupaten Pelalawan. Pelayanan antenatal sesuai standar baik dipakai pada unit pelayanan kesehatan ibu dan anak. Terdapat hubungan antara pelaksanaan standar pelayanan antenatal dengan kejadian anemia
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNMET NEED KB DI DESA TR.BANGUN KABUPATEN KAMPAR Fitri Handayani
Jurnal Doppler Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.599 KB)

Abstract

Indonesia pada tahun 2003-2012 menunjukkan sebesar 8,6% dari perempuan status kawin adalah unmet need KB. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 9,1% dan pada tahun 2012 menunjukkan angka kejadian unmet need KB sebesar 8,5%, hal tersebut menunjukkan bahwa hasil pembangunan yang telah dicapai masih relatif jauh dari target yang ditetapkan (BKKBN, 2012). Unmet need adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menginginkan anak, menginginkan anak dengan jarak 2 tahun atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi. Desain penelitian ini adalah Analitik Kuantatif dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pada Wanita Pasangan Usia Subur dengan jumlah 1.517 Pasangan Usia Subur yang tidak menggunakan KB di Desa Tr.Bangun Kabupaten Kampar. Teknik sampel menggunakan Random Sampling, berjumlah 94 sampel. Alat pengumpulan data pada penelitian ini yaitu berupa kuesioner. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa adanya hubungan pedidikan dengan kejadian unmet need KB dengan p value 0,002 (p < 0,05), adanya hubungan pengetahuan dengan kejadian unmet need KB dengan p value 0,003 (p < 0,05), adanya hubungan dukungan suami dengan kejadian unmet need KB di Desa Tr.Bangun Kabupaten Kampar Tahun 2018 dengan p value 0,000 (p < 0,05). Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan KB dan memberikan informasi dan konseling tentang pentingnya kontrasepsi untuk meningkatkan pengetahuan pasangan usia subur oleh tenaga kesehatan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI DESA MUARA MAHAT WILAYAH KERJA PUSEKSMAS TAPUNG I Fitri Handayani
Jurnal Doppler Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.614 KB)

Abstract

Tingginya angka kematian ibu sangat terkait dengan rendahnya pencapaian pelaksanaan Antenatal Care (ANC). Untuk wilayah kerja Puskesmas Tapung I diketahui dari 716 ibu hamil diperoleh cakupan K1 sebesar 499 ibu hamil (69,69%) dan cakupan K4 sebesar 452 ibu hamil (63,13%), keadaan ini masih dibawah target pencapaian ANC. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan antenatal care dengan harapan dapat menjadi bahan masukan terkait masalah pemeriksaan kehamilan, sehingga dapat disusun langkah-langkah selanjutnya dalam usaha meningkatkan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional analitik dengan desain cross sectional. Metode pemilihan sampel secara total populasi dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Hasil penelitian diperoleh distribusi terbesar untuk kunjungan ANC adalah teratur dengan frekuensi sebanyak 38 orang (64,4%). Setelah dianalisis dengan uji statistik chi-square (χ2) dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05 dan derajat kebebasan (df) 1, diperoleh hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap serta dukungan suami terhadap keteraturan Antenatal Care (ANC). Tidak diperoleh hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu, paritas serta keterjangkauan pelayanan ANC dengan keteraturan Antenatal Care (ANC). Disarankan kepada petugas/bidan Puskesmas Tapung I untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada ibu maupun suami tentang pentingnya dilakukan antenatal care (ANC) secara teratur sesuai dengan umur kehamilannya sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu. Ibu dengan paritas primigravida dan secondigravida terkadang kurang memperhatikan kehamilannya, karena itu diperlukan perhatian yang lebih oleh bidan puskesmas setempat terhadap paritas tersebut.
ANALISIS FAKTOR PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI DESA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN Dewi Anggriani Harahap; Fitri Handayani
Jurnal Doppler Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.851 KB)

Abstract

Setiap tahun sekitar 20.000 wanita Indonesia meninggal karena komplikasi obstetri. Lebih 90 persen disebabkan trias klasik, yaitu perdarahan 40-60 persen, preeklamsia/eklamsia 20-30 persen dan infeksi 20-30 persen. Hal ini dapat dicegah secara efektif bila masyarakat diberi informasi tentang tanda dari gejala kegawatdaruratan serta tersedia pelayanan kesehatan yang bermutu ditingkat pelayanan dasar. World Health Organization mengembangkan standar pelayanan kebidanan dan pemakaiannya diadaptasikan di Indonesia. Di Kabupaten Pelalawan, morbiditas ibu hamil untuk anemia, yaitu antara 40-50 persen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan standar pelayanan antenatal yang dilakukan oleh bidan di desa terhadap kejadian anemia. Jenis penelitian adalah penelitian observasional menggunakan rancangan historical cohort. Penelitian ini menggunakan 2 metode. Metode kuantitatif untuk mengetahui pelaksanaan standar pelayanan antenatal dengan kejadian anemia. Subjek penelitian diwawancarai setelah mendapat pelayanan antenatal. Metode kualitatif untuk melengkapi hasil temuan penelitian dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) pada bidan UPTD Kesehatan Pangkalan Kerinci tentang pelaksanaan standar pelayanan antenatal menurut Departemen Kesehatan. Pengolahan data kuantitatif yakni: analisis univariable dan bivariable. Pengolahan data kualitatif dengan thematic analysis. Hasil penelitian membuktikan bahwa ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal tidak sesuai standar pelayanan antenatal berisiko anemia dengan dengan OR=1,925 (CI 95%:1,229<OR<3,014). Data kualitatif memberikan gambaran bahwa standar pelayanan antenatal menurut Departemen Kesehatan sudah dilaksanakan oleh bidan di Kabupaten Pelalawan. Pelayanan antenatal sesuai standar baik dipakai pada unit pelayanan kesehatan ibu dan anak. Terdapat hubungan antara pelaksanaan standar pelayanan antenatal dengan kejadian anemia
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNMET NEED KB DI DESA TR.BANGUN KABUPATEN KAMPAR Fitri Handayani
Jurnal Doppler Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.599 KB)

Abstract

Indonesia pada tahun 2003-2012 menunjukkan sebesar 8,6% dari perempuan status kawin adalah unmet need KB. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 9,1% dan pada tahun 2012 menunjukkan angka kejadian unmet need KB sebesar 8,5%, hal tersebut menunjukkan bahwa hasil pembangunan yang telah dicapai masih relatif jauh dari target yang ditetapkan (BKKBN, 2012). Unmet need adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menginginkan anak, menginginkan anak dengan jarak 2 tahun atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi. Desain penelitian ini adalah Analitik Kuantatif dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pada Wanita Pasangan Usia Subur dengan jumlah 1.517 Pasangan Usia Subur yang tidak menggunakan KB di Desa Tr.Bangun Kabupaten Kampar. Teknik sampel menggunakan Random Sampling, berjumlah 94 sampel. Alat pengumpulan data pada penelitian ini yaitu berupa kuesioner. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa adanya hubungan pedidikan dengan kejadian unmet need KB dengan p value 0,002 (p < 0,05), adanya hubungan pengetahuan dengan kejadian unmet need KB dengan p value 0,003 (p < 0,05), adanya hubungan dukungan suami dengan kejadian unmet need KB di Desa Tr.Bangun Kabupaten Kampar Tahun 2018 dengan p value 0,000 (p < 0,05). Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan KB dan memberikan informasi dan konseling tentang pentingnya kontrasepsi untuk meningkatkan pengetahuan pasangan usia subur oleh tenaga kesehatan
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA MODERN “MOIST WOUND HEALING” DAN TERAPI KOMPLEMENTER “NaCl 0,9% + MADU ASLI” TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETIK DERAJAT II DI RSUD BANGKINANG RIANI RIANI; FITRI HANDAYANI
Jurnal Ners Vol. 1 No. 2 (2017): OKTOBER 2017
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.9 KB) | DOI: 10.31004/jn.v1i2.121

Abstract

Masalah pada kaki diabetik misalnya ulserasi, infeksi dan gangren merupakan penyebab umum perawatan di rumah sakit bagi para penderita diabetes. Perawatan rutin ulkus, pengobatan infeksi, amputasi dan perawatan dirumah sakit membutuhkan biaya yang sangat besar tiap tahun dan menjadi beban yang sangat besar dalam sistem pemeliharan kesehatan. (Smeltzer dan Bare, 2002). Berbagai cara digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka kaki diabetik diantaranya perawatan luka modern dan terapi komplementer. Perawatan luka modern menggunakan metode moist wound healing dan terapi komplementer menggunakan Nacl 0,9% + madu asli. Saat ini seluruh rumah sakit di Bangkinang hanya berpusat pada Nacl 0,9% + kasa saja dalam perwatan luka kaki diabetik pasien, belum menggunakan metode perawatan luka yang lain padahal sudah banyak perawatan luka yang sudah berkembang dengan pesat di Indonesia. Basri (2015) menunjukan Perawatan luka kaki menggunakan metode konvensional cukup banyak mengeluarkan biaya perawatan bagi pasien dibandingkan dengan metode modern. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan efektifitas perawatan luka modern Moist Wwound Healing dan terapi komplementer Nacl 0,9% + madu asli terhadap penyembuhan luka kaki diabetik derajat II di RSUD Bangkinang. Penelitian ini bersifat eksperiment dengan rancangan  pre post one group with control. Sampel dalam penelitian ini adalah  pasien yang menderita luka kaki diabetik derajat II di RSUD Bangkinang. Hasil penelitian menunjukkan perawatan luka mengguankan MWH lebih efektif dibandingkan NaCl0.9%+Madu asli. Dianjurkan untuk tenaga kesehatan untuk melakukan teknik MWH pada luka diabetik pasien DM agar biaya perawata lebih murah.