Ratna Dewi Handayani
Akademi Kebidanan Bhakti Pertiwi Pemalang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Prolife dan Prochoice pada Kehamilan Yang Tidak Diinginkan di PKBI As Sakinah Pemalang Tahun 2014 Ratna Dewi Handayani; Urip Setiyo Rini
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan Vol 4 (2018): Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan
Publisher : LPPM Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.266 KB) | DOI: 10.37402/jurbidhip.vol4.iss0.6

Abstract

Indonesia merupakan negara ke -5 di dunia dengan jumlah penduduk 248.4 juta, dengan angka fertilitas/TFR (2,6) dan capaian kepesertaan kontrasepsi yaitu 61.9%. Selama tahun 2013 BKKBN mencatat 3,287 kegagalan. Dampak kegagalan kontrasepsi adalah kehamilan yang tidak diinginkan. WHO memperkirakan dari 200 juta kehamilan pertahun, sekitar 38% (75 juta) merupakan kehamilan tidak dikehendaki. Di Indonesia 11%- 14% Angka Kematian Ibu khusunya yang disebabkan oleh unsafe abortion sekitar 43 sampai 55 per 100.000 Kelahiran Hidup. Studi lain mengatakan ada 37 aborsi diantara 1000 perempuan yang berumur 15 -49 tahun. Penelitian explanatory research) dengan pendekatan cross sectional pada tahun 2015 dari rekam medis kunjungan kasus KTD di PKBI As Sakinah Pemalang, dengan sampling jenuh berjumlah 130 yang memenuhi kreteria inklusi orang dari 135 kasus KTD. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi sikap prolife atau prochoise pada kasus KTD. Hasil penelitian menunjukkan hasil frekuensi variabel terikat sikap prolife 46,2% dan prochoise 53,8%. Pada variabel bebasprosentasi tertinggi pada kelompok prochoise, yaitu usia usia lebih 35 tahun 33.8%, status pernikahan sudah menikah 46,9%, pendidikan dasar 21,5%, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga 22,7%, domisili luar kota 33,1%, status multigravida 34,6% dan usia kehamilan trimester pertama 52,3%. Analisis bivariat penelitian bermakna pada usia p= 0,000, status pernikahan p= 0.000, pendidikan p= 0.018, gravida p = 0.002 dan usia kehamilan p = 0.030. Analisis multivariat memperlihatkan adannya pengaruh kuat pada sikap responden yaitu variabel usia exp(B) 4.832, usia kehamilan exp(B) 2,660, status pernikahan exp(B) 1.913 dan gravida exp(B) 1,129. Dari hasil penelitian dapat kita simpulkan adalah sikap KTD adalah prochoise karena dilatarbelakangii oleh usia yang tidak sehat lagi untuk hamil, pendidikan rendah, jumlah kehamilan lebih dari empat dan batas usia kehamilan antara kurang dari 12 minggu sesuai dengan indikasi aborsi aman oleh WHO. Oleh karenanya penyebarluasan informasi pentingnya merencanakan kehamilan, menjarangkan kehamilan dan membatasi jumlah kehamilan dengan mengikuti program keluarga berencana dengan menjadi akseptor KB aktif menjadi tanggungjawab seluruh pihak dari individu, masyarakat,pemangku kebijakan, tenaga kesehatan dan seluruh warga negara Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan yang sehat dan sejahtera.