Hujan dalam al-Qur´an dan hadis melalui pendekatan sains. Menggunakan pendekatan multidisipliner, yaitu pendekatan tafsir, pendekatan sosiohistoris dan pendekatan linguistik. Penelitian ini tergolong desktop research. Pengumpulan data dilakukan dengan mengutip, menyadur dan menganalisis literatur-literatur yang representatif dan relevan dengan masalah yang dibahas, kemudian mengulas dan menyimpulkannya.Penelitian ini menunjukkan bahwa hujan merupakan hasil proses penyulingan air yang sangat bersih. Hasil penelitian tersebut telah terbukti pada abad renesains. Namun, dalam nas al-Qur´an telah dibahas sejak 1400 tahun yang lalu. Efek dari hujan ialah menciptakan daerah yang subur. Sehingga,menyimpulkan hujan sebagai berkah. Implikasi penelitian ini untuk mengetahui konsep hujan sebagai berkah menurut hadis, untuk menemukan korelasi dari disiplin ilmu lainnya yaitu salah satunya sains, serta mendapatkan solusi sebagai upaya mengklarifikasi pemahaman individu.Penelitian ini menunjukkan bahwa hujan merupakan hasil proses penyulingan air yang sangat bersih. Hasil penelitian tersebut telah terbukti pada abad renesains. Namun, dalam nas al-Qur´an telah dibahas sejak 1400 tahun yang lalu. Efek dari hujan ialah menciptakan daerah yang subur. Sehingga,menyimpulkan hujan sebagai berkah. Implikasi penelitian ini untuk mengetahui konsep hujan sebagai berkah menurut hadis, untuk menemukan korelasi dari disiplin ilmu lainnya yaitu salah satunya sains, serta mendapatkan solusi sebagai upaya mengklarifikasi pemahaman individu.[1]Desktop research ialah kajian pustaka yang menggunakan teori-teori untuk membahas pokok penelitian. Lihat pada Muljono Damopoli, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi dan Laporan Penelitian, (Cet. I; Makassar: Alauddin Press, 2013) , h. 14.