Marlin Sutrisna
DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK DAN DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH, STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Studi Perbandingan Modern Dressing (Salep Tribee) dan Konvensional Terhadap Proses Penyembuhan Luka PADA PASIEN POST OPERASI APENDIKTOMI Vega M. Tusyanawati; Marlin Sutrisna; Tonika Tohri
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.285 KB) | DOI: 10.32419/jppni.v4i1.172

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini merupakan studi perbandingan modern dressing (salep tribee) dan konvensional terhadap proses penyembuhan luka pada pasien post operasi apendiktomi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis perawatan luka terhadap penyembuhan luka post operasi apendiktomi. Metode: Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasy Experiment posttest-only design. Jumlah sampel sebanyak 18 orang dengan teknik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Dustira Cimahi pada tanggal 19 April 2017–19 Mei 2017. Instrumen penelitian ini adalah lembar observasi penyembuhan luka. Ijin etik untuk penelitian dari STIKes Rajawali. Data dianalisis secara univariate dan bivariate. Hasil: rerata usia kelompok intervensi 29,6 tahun (SD 3,5) sedangkan pada kelompok kontrol 31,1 tahun (SD 3,4). Nilai median penyembuhan luka kelompok intervensi adalah 1,00 dan pada kelompok kontrol 3,00. Hasil analisis lebih lanjut didapatkan nilai p-value 0,001. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna pada proses penyembuhan luka dengan menggunakan perawatan luka konvensional dan modern.Kata kunci: Jenis perawatan luka; post operasi apendektomiA Comparative Modern Pressing (Tribee Ointment) and Conventional Pressing of Postoperative Wound Healing in Appendectomy ABSTRACTThe research is comparative study between modern dressing (salep tribee) and conventional toward healing process in post appendectomy patients. Objective: This study was to investigate the effect of treatment of postoperative wound healing appendectomy. Method: The design used in this research is Quasi Experiment, with posttest-only design approach. The number of samples were 18 selected with using accidental sampling technique. Collecting data in Dustira Hospital Cimahi between 19 April and 19 May 2017. The instrument of this research is observation form of wound healing. The ethical clearance from STIKes Rajawali Bandung. Data was analyzed with univariate and bivariate analysis. Result: The result shows the mean age of the intervention group was 29.6 years (SD 3.5) whereas in the control group 31.1 years (SD 3.4). The median value of wound healing in the intervention group was 1.00 and in the control group 3.00. Further analysis resulted in a p-value of 0.001. Conclusion: There is a significant difference in the wound healing process using conventional and modern wound care.Keywords: type of wound care; post-operative appendectomy
Hubungan Intensitas Nyeri dengan Kualitas Tidur pada Pasien Pasca Bedah Sesar Hevy Amalia Noviyanti; Marlin Sutrisna; Eny Kusmiran
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.51 KB) | DOI: 10.32419/jppni.v4i2.179

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Bedah Sesar adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim serta berat janin di atas 500 gram. Dampak yang terjadi setelah bedah sesar adalah nyeri dan gangguan tidur. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri dengan kualitas tidur pada ibu pasca bedah sesar. Metode: Menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 42 ibu pasca bedah sesar yang diambil dengan teknik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan di RS TK II Dustira Cimahi, menggunakan lembar kuesioner Maternal Pain Questionnaire (MPQ) untuk pengukuran intensitas nyeri dan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk pengukuran kualitas tidur. Data dikumpulkan pada bulan Mei 2017. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian: Intensitas nyeri yang tertinggi terjadi pada klien pasca bedah sesar yaitu intensitas nyeri hebat dengan 22 responden (52,4%) dan tidak nyaman terdapat 20 responden (47,6%). Lebih dari setengah responden mengalami kualitas tidur yang buruk yaitu 28 responden (66,7%). Ada hubungan antara intensitas nyeri dengan kualitas tidur pada pasien pasca bedah sesar. Diskusi: Faktor yang memengaruhi kualitas tidur pasien adalah sakit yang disebabkan oleh nyeri. Nyeri pasien setelah seksio sesaria karena terputusnya kontinuitas jaringan (trauma pembedahan) sehingga terjadi gangguan kualitas tidur. Semakin berat nyeri, maka semakin terganggu kualitas tidur pasien. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas nyeri dengan kualitas tidur pada pasien pasca bedah sesar. Pelayanan kesehatan diharapkan melibatkan peran aktif keluarga untuk mengatasi penanganan nyeri pasien pasca bedah sesar, sehingga pasien memiliki kualitas tidur baik.Kata Kunci: Bedah sesar, nyeri, kualitas tidurRelationship Between Pain Intensity With Sleep Quality of Patient Post Caesarean SectionABSTRACTBackground: Cesarean section is an artificial birth, in which the fetus is born through an incision in the abdominal wall and uterine wall and the weight of the fetus is above 500 grams. Impacts that occur after caesarean section are pain and sleep disorders. Aim: To know the relation of pain intensity with sleep quality of mothers post cesarean section. Method: Using cross sectional approach. The sample of the study were 42 post-cesarean mothers taken by accidental sampling technique. The data was collected at RS TK. II Dustira Cimahi using Maternal Pain Questionnaire (MPQ) questionnaire for pain intensity measurement and The Sleep Sleep Quality Index (PSQI) for sleep quality measurement, in May 2017. The MPQ and PSQI questionnaires in this study were not tested for validity and reliability because this questionnaire was standard. Data analysis using Chi-Square test. Results: The highest intensity of pain occurred in the client after cesarean section with severe pain intensity with 22 respondents (52,4%) and uncomfortable there were 20 respondents (47,6%) and more than most client experience poor sleep quality that is 28 respondents ( 66.7%) but there are still clients who experienced good sleep quality 14 respondents (33.3%). The result of the study is that there is a correlation between pain intensity and sleep quality in post cesarean patients. Discussion: The factor that influences the patient’s sleep quality is pain caused by pain. Post sectio caesaria pain due to tissue continuity (trauma from surgery) is interrupted resulting in sleep quality disruption. The more severe the pain, the more disturbed the patient’s sleep quality. Conclusion: There was a significant relationship between the intensity of pain and sleep quality in post-caesarean section patients. Health services are expected to involve the active role of the family to overcome the pain management of post-cesarean patients, so that patients have good quality sleep.Keywords: Cesarean section, pain, sleep quality
HUBUNGAN STRESS DENGAN KONTROL ASMA BRONKIAL MARLIN SUTRISNA; ELSI RAHMADANI
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asma bronkial merupakan penyakit bronkospasme dengan prevalensi yang cukup tinggi. Kontrol asma atau frekuensi kekambuhan asma dipengaruhi atau dipicu oleh keadaan stress. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stress dengan kontrol asma bronkial. Metode dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, menggunakan analisis desktriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian berjumlah 31 responden yang mengalami asma bronkial di Rumah Sakit DKT Zainul Arifin Kota Bengkulu yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian ini didapatkan nilai p value 0,001<0,05, artinya ada hubungan antara stress dengan kontrol asma bronkial. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah faktor stres mempengaruhi kontrol asma bronkial di Rumah Sakit DKT Zainul Arifin Kota Bengkulu. Diharapkan kepada rumah sakit untuk terus memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan stress pada pasien asma sehingga asma dapat dikurangi frekuensi serangan asma.
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELAGA DEWA BENGKULU ELSI RAHMADANI; MARLIN SUTRISNA
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Relasi antar saudara yang ditandai dengan persaingan atau konflik sering disebut sebagai sibling rivalry, 43,9 % anak usia 3-6 tahun mengalami sibling rivalry terhadap adiknya Tujuan Penelitian ini adalah Diketahui Hubungan Peran Orang Tua Dengan Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Dewa Bengkulu. Metode : desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian berjumlah 62 orang tua yang memiliki anak usia 3-5 tahun (yang memilki adik bayi usia 0-1 tahun) dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan SPSS dengan uji statistik bivariate chi-Square dengan nilai ɑ=<0,05. Hasil dan pembahasan : Hasil analisis univariat bahwa lebih dari setengah responden 62,9% atau 39 responden memilki Peran baik, lebih dari setengah responden 67,7% atau 42 responden mengalami sibling rivalry rendah Pada Anak Usia 3-5 Tahun. Hasil analisis bivariate Hubungan Peran Orang Tua Dengan Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Dewa Bengkulu (p : 0,000). Kesimpulan: ada Hubungan Peran Orang Tua Dengan Sibling Rivalry Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Dewa Bengkulu. Peneliti menyarankan Bagi pihak puskesmas untuk lebih giat melakukan penyuluhan atau pendidikan tentang sibling rivalry pada anak.
HUBUNGAN BREASTFEEDING SELF EFFICACY IBU TERHADAP KEBERHASILAN ASI ESKLUSIF BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS KANDANG KOTA BENGKULU ELSI RAHMADANI; MARLIN SUTRISNA
Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v6i2.6906

Abstract

Prevalensi ASI pada tahun 2016 kurang dari 10 negara yang mencapai target yang menggambarkan bahwa pemberian ASI eksklusif masih rendah sedangkan praktek pemberian ASI non eksklusif di berbagai Negara masih tinggi (UNICEF, 2017).  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Breastfeeding Self Efficacy Ibu Terhadap Keberhasilan Asi Esklusif Bayi di Wilayah Puskesmas Kandang Kota Bengkulu. Metode yang digunakan adalah desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian berjumlah 60 responden Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan SPSS dengan uji statistik bivariate chi-square dengan nilai ?=<0,05. Hasil analisis univariat bahwa terdapat sebagian besar responden 65% responden memiliki breastfeeding self efficacy baik dan  sebagian besar responden 60% responden berhasil dalam memberikan ASI ekslusif. Hasil analisis bivariat ada hubungan Breastfeeding Self Efficacy Ibu Terhadap Keberhasilan Asi Ekslusif Bayi Di Wilayah Puskesmas Kandang Kota Bengkulu (p value =0,000). Peneliti menyarankan kepada pihak Puskesmas dapat memberikan informasi tentang kesehatan, mengoptimalkan support system serta informasi tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif kepada ibu menyusui.
HUBUNGAN JENIS TERAPI DAN KONTROL ASMA TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN ASMA BRONKIAL MARLIN SUTRISNA; ELSI RAHMADANI
Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v6i2.6928

Abstract

Kualitas hidup asma bronkial dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah jenis terapi yang diberikan pada pasien dan keadaan kontrol asma pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jenis terapi  dan kontrol asma terhadap kualitas hidup pasien asma bronkial. Metode dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, menggunakan analisis desktriptif dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian ini dilakukan Di Rumah Sakit DKT Zainul Arifin Bengkulu Tahun 2019. Sampel dalam penelitian berjumlah 31 responden yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data didapatkan dengan membagikan kuisioner untuk mengetahui data jenis terapi asma bronkial dan kontrol asma diketahui dengan ACT (asthma control test). Penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian didapatkan sebagian responden 51,6% yang menggunakan terapi farmakologi, sebagian responden 15 (48,4%) yang mengalami asma terkontrol,  dan sebagian besar responden 80,6% dengan kualitas hidup baik. Hasil uji chi square didapatkan ada hubungan jenis terapi dan kontrol asma terhadap kualitas hidup pasien asma bronkial. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan ada hubungan jenis terapi dan kontrol asma terhadap kualitas hidup pasien asma bronkial. Diharapkan kepada rumah sakit untuk terus memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan kualitas hidup buruk pada pasien asma.
THE RELATIONSHIP BETWEEN SMOKING AND QUALITY OF LIFE IN BRONCHIAL ASTHMA PATIENTS Marlin Sutrisna; Siska Lestari; Elsi Rahmadani
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i1.1800

Abstract

ABSTRACT  Bronchial asthma represents 1.8% of the total global disease. It is estimated that 346,000 deaths worldwide each year are due to bronchial asthma. The purpose of this study was to determine the relationship between smoking and the quality of life of bronchial asthma patients. The method used is descriptive with a cross sectional approach. The population in this study were all bronchial asthma patients at the Puller Health Center in Mukomuko Regency in 2020. The sampling technique used a purposive sampling technique, a total sample of 46 people. This study uses the chi-square test. The results of the univariate test analysis showed that most of the respondents (58.6%) with bronchial asthma smoked and most of the respondents (58.7%) with bronchial asthma had a poor quality of life. While the bivariate analysis test found that there was a relationship between smoking and quality of life in bronchial asthma patients. It is suggested to the puskesmas to be able to improve education in bronchial asthma patients to provide counseling to patients regarding several factors that cause a decrease in the patient's quality of life. Keywords : Bronchial Asthma ; Quality of Life ; Smoke