Syamsiar Toppo
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Keakuratan pencitraan radiograf CT-Scan sebagai pengukur ketebalan tulang pada pemasangan implan gigi Barunawaty Yunus; Syamsiar Toppo; Muliaty Yunus
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 4 (2012): Vol 1 No 4, Agustus 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.612 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v1i4.68

Abstract

Salah satu faktor penting yang berperan dalam keberhasilan perawatan implan gigi adalah keakura tan evaluasi kualitas dan kuantitas tulang rahang. Parameter kualitas dan kuantitas tulang rahang yang akan menerima implan tersebut berupa informasi diagnostik gambaran tulang da lam tiga dimensi objek yaitu lebar, tinggi dan tebal tulang rahang. Untuk memperoleh informasi tersebut diperlukan teknologi digital seperti CT-Scan untuk mendapatkan parameter tulang rahang yang relatif lebih akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengukuran CT-Scan pada tulang rahang sebagai faktor koreksi terhadap radiografi gigi konvensional untuk pemasangan implan gigi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik. Bahan yang digunakan adalah tulang rahang pada pasien yang memiliki kehilangan satu gigi bagian posterior rahang atas atau rahang bawah sebanyak 60 sampel, setiap sampel mendapatkan pemeriksaan CT-Scan dan radiografi gigi konvensional untuk mendapatkan ukuran tebal, lebar dan panjang tulang rahang untuk pemasangan implan gigi. Hasil penelitian dengan uji-t didapatkan tidak adanya perbedaan pengukuran yang bermakna (p>0 ,05), ukuran tebal tulang rahang pada CT-Scan dibandingkan dengan oklusal adalah 0,175 mm, lebar 0,717 mm dan panjang 0,697 mm. CT-Scan merupakan alat yang dapat menilai pengukuran tulang rahang yang lebih akurat dibandingkan dengan radiografi gigi konvensional untuk pemasangan implan gigi. Nilai yang akurat yang didapatkan dari pengukuran CT-Scan dapat dipakai sebagai nilai koreksi untuk radiografi gigi konvensional untuk pemasangan implan gigi.
Abses spasium temporal akibat infeksi odontogenik Syamsiar Toppo; Hendra Chandha; Andi Tajrin; Sulastri .
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 4 (2014): Vol 3 No 4 Agustus 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.851 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i4.187

Abstract

Abses pada spasium temporal jarang dilaporkan dalam literatur. Infeksi gigi sering dilaporkan adalah berasal dari bakteri yang berhubungan dengan abses. Abses pada spasium temporal dapat merupakan perkembangan sekunder dari sinusitis maksila, fraktur sinus maksilaris, artroskopi temporomandibular, dan injeksi obat. Infeksi odontogenik dapat dengan mudah menyebar di sepanjang otot dan wajah, dan juga dapat menyebabkan abses parapharingeal atau akumulasi pus pada leher dan wajah. Seorang perempuan berusia 70 tahun datang dengan keluhan bengkak pada pipi kanan, dialami sejak ± 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, kemudian meluas di bawah mata. Pasien mengalami riwayat nyeri dan demam. Pemeriksaan fisik pada wajah menunjukkan pembesaran dan pembengkakan di daerah pipi sebelah kanan pasien. Gambaran radiologi panoramik menunjukkan terdapat sisa akar (multiple nekrosis) pada mandibula dan maksila dextra. Dilakukan insisi drainase ekstra oral pada jaringan kulit di daerah temporal. Dilakukan kultur pus, kemudian dilanjut pemberian terapi antibiotik.
Penatalaksanaan reseksi mandibula dengan pemasangan plat AO pada kasus ameloblastoma Syamsiar Toppo; Andi Tajrin; Mufidah Al'amri
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 5 (2014): Vol 3 No 5 Oktober 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.991 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i5.196

Abstract

Ameloblastoma merupakan suatu tumor epitelial odontogenik yang berasal dari jaringan pembentuk gigi, bersifat jinak, tumbuh lambat, agresif secara lokal dan dapat menyebabkan deformitas wajah yang besar. Tumor ini mempunyai kecenderungan untuk kambuh apabila tindakan operasi tidak memadai. Seorang pasien berusia 50 tahun datang dengan keluhan pembesaran pada pipi kiri sejak 2 tahun yang lalu, dengan diagnosis ameloblastoma multikistik. Perawatan yang dilakukan untuk mencegah kembalinya rekurensi ameloblastoma yaitu dengan dilakukan reseksi mandibula dan pemasangan plat AO. Disimpulkan bahwa penatalaksanaan reseksi tumor mengurangi tingkat rekurensi tumor, tetapi mengakibatkan trauma besar pada jaringan sehingga membutuhkan rekontruksi yang tepat.