L. Epsilawati
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran radiograf dari lesi keganasan maksilofasial: (literature review): Radiographic features of maxillofacial lesion lesions: (literature review) L. Epsilawati; R. Firman; F. Pramanik; Y. Ambarlita
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 2 (2018): Vol 7 No 2 Agustus 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.875 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i2.167

Abstract

Kasus keganasan pada maksilofasial memang jarang ditemukan, akan tetapi keberadaannya di tubuh harus diwaspadai mengingat sifatnya yang berjalan cepat dan sangat progresif. Radiografi sebagai salah satu alat bantu diagnosis dapat digunakan untuk mengenal tanda keganasan yang terjadi. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menyegarkan kembali ingatan para pembaca mengenai tanda keganasan pada maksilofasial melalui radiograf melalui studi pustaka yang membahas berbagai macam tanda lesi keganasan yang ada pada daerah maksilofasial. Lesi keganasan pada maksilofasial biasanya digolongkan berdasarkan jaringan asal dari lesi, yaitu jaringan lunak yang sering kita sebut sebagai karsinoma dan jaringan keras dikenal dengan sarkoma. Tiap lesi keganasan memiliki tanda umum, juga kekhususan yang khas yang terkadang sering dilupakan atau sulit dikenali. Disimpulkan yang dapat diambil pada tulisan ini adalah bahwa lesi keganasan merupakan lesi yang patut kita kenali terlebih melalui radiograf dengan cara mengenali berbagai macam tanda dan ciri keunikannya.
Keratocyst odontogenic tumor sebagai diagnosis banding unicystic ameloblastoma: Keratocyst odontogenic tumor as differential diagnosis of unicystic ameloblastoma L. Epsilawati; R. Firman; F. Pramani; Y. Ambarlita; I. Riisky; . Merry
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.721 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.240

Abstract

Odontogenic keratocyt tumor (KCOT) merupakan tumor jinak odontogenik yang memiliki sifat rekurensi yang sangat mudah. Awalnya jenis tumor ini tergolong ke dalam kista odontogenik, akan tetapi pada tahun 2014 berubah menjadi tumor jinak karena sifatnya yang ekspansif, destruktif dan memiliki kecenderungan high recurrence. Secara radiografi gambarannya menyerupai ameloblastoma sehingga secara sangat sulit dibedakan terutama apabila lesi tunggal. Dilaporkan seorang laki-laki berusia 16 tahun datang ke RGSM dengan keluhan benjolan di pipi kanan sejak 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan ekstraoral teraba adanya benjolan kenyal, bergerak, tidak sakit dan tidak ada tanda-tanda peradangan dengan diameter 3-4 cm dimulai dari area sendi temporomandibula (STM) kanan hingga superior mandibula. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan panoramik serta CBCT. Berdasarkan pemeriksaan terlihat lesi radiolusen sangat luas yang menyebabkan STM kanan dan daerah tuberositas kanan menghilang. Lesi sangat luas dan dicurigai sebagai ameloblastoma. Diketahui pada usia 10 tahun pasien pernah mengalami KCOT di regio mandibula anterior dan kanan yang diterapi dengan marsupialisasi, sehingga dicurigai lesi ini adalah kekambuhan dari KCOT. Disimpulkan bahwa lesi merupakan ameloblastoma dengan karakteristik KCOT masih tergambar di dalam jaringan. Hal ini mungkin disebabkan recurrent pasca marsupialisasi KCOT, sehingga terbentuk pencampuran jaringan. Unicystic ameloblastoma dan KCOT tidak dapat dibedakan secara spesifik dengan pemeriksaan radiografi, oleh karena itu pemeriksaan histopatologi tetap harus dilaksanakan.