Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH VARIASI KADAR SERAT DAN RASIO PANJANG TERHADAP DIAMETER (L/D) SERAT PELEPAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON SERAT Haryadi Saputra; Liliana Sahay; Frieda Frieda
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2021): JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL (Edisi Desember 2021)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jk.v4i2.6404

Abstract

Beton salah satu material konturuksi mampu memikul beban tekan, tetapi lemah dalam menerima beban tarik. Hal ini menyebabkan beton bersifat getas dan dapat. mengakibatkan keruntuhan mendadak sehingga serat digunakan pada beton. Tetapi bukan berarti beton tidak mengalami keruntuhan tarik. Dengan penambahan serat pelepah kelapa sawit yang merupakan bahan lokal, diharapkan dapat memperbaiki kelemahan beton. Variasi kadar atau presentase serat kelapa sawit yang ditambahkan ke dalam campuran beton adalah sebesar 1%, 1,5% dan 2% dari total berat semen beton silinder.  Hasil Penelitian kuat tekan, penambahan dan semakin besar l/d serat pelepah kelapa sawit tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kuat tekan, kuat tekan tertinggi di peroleh pada rasio l/d = 50 dengan kadar serat 1% dengan nilai kuat tekan sebesar 14,33 MPa. Pada Pengujian kuat tarik belah beton tertinggi pada kadar serat 1% dengan rasio l/d = 50 nilai kuat tarik yang dihasilkan sebesar 2,10 MPa pada umur 7 hari. Kata kunci: beton serat, kuat tekan, pelepah kelapa sawit, kuat tarik belah
PENGARUH VARIASI FAS DAN KADAR SEMEN PADA KUAT TEKAN MORTAR DAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI KAHAYAN DI KOTA PALANGKA RAYA Annisa Wulandari; Frieda Frieda
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2021): JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL (Edisi Desember 2021)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jk.v4i2.6411

Abstract

Pasir Sungai Kahayan merupakan material agregat halus yang masih digunakan dalam pembuatan beton di Kota Palangka Raya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa berdasarkan mix design standar SNI target kuat tekan beton sulit dicapai untuk beton berpasir Sungai Kahayan dalam kelas beton mutu normal tanpa bahan tambah. Penelitian ini mengembangkan penelitian sebelumnya, lokasi sumber pasir berdekatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakter perubahan campuran mortar dan beton, akibat (1) Variasi FAS (faktor air semen) dan (2) Perubahan kadar semen. Perlakuan pengujian ditujukan untuk mempelajari pengaruh sifat mortar terhadap sifat beton. Eksperimen dilakukan terhadap silinder uji (diameter/tinggi): (a) mortar 5/10 cm dan (b) beton 15/30 cm.  Mutu beton rancangan terbagi atas 3 (tiga) yaitu 20 MPa, 22,5 MPa, dan 25 MPa. Perlakuan air campuran terbagi 2 (dua) yaitu (a) FAS tetap (konstan) pada 0,5 dan (b) FAS berubah (variatif) yang dihasilkan dari penambahan semen 10%, 20%, 30%, 40% dan pengurangan semen 5% dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan karakter perubahan campuran mortar dan beton akibat variasi FAS dan perubahan kadar semen adalah serupa. Kuat tekan meningkat seiring penurunan FAS dan penambahan kadar semen, demikian sebaliknya penurunan kuat tekan terjadi pada saat nilai FAS meningkat dan kadar semen berkurang. Dengan upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian peningkatan kuat tekan dengan perlakuan penurunan FAS (hingga 0,357 dari 0,50) dan penambahan semen (hingga 40% dari kadar semen standar), kuat tekan target mortar dan beton yang menggunakan pasir penelitian belum dapat diperoleh.Kata Kunci: Faktor Air Semen (FAS), Mortar, Pasir Sungai Kahayan, Beton Mutu Normal
Sifat Mekanik Beton Berpori Dengan Material Agregat Buatan Dari Limbah Plastik PET: Mechanical Properties Of Porous Concrete With Artificial Aggregate Material From PET Plastic Waste M. Zulham; Liliana Liliana; Frieda Frieda
Media Ilmiah Teknik Sipil Vol. 10 No. 2 (2022): Media Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/mits.v10i2.3593

Abstract

The use of plastic without any recycling action from human hands will result in the accumulation of plastic waste that damages the environment. Making plastic waste as an artificial aggregate is one way to overcome it. This research was conducted using an experimental method, namely by substituting natural aggregate with artificial aggregate of 58% in porous concrete. Aggregate:cement ratio used is 6:1 and 7:1 with variations of FAS used are 0.25 and 0.30. The tests carried out are compressive tests, tensile tests, and porosity tests. From the results of the compressive strength test, the maximum compressive strength was 6.700 kg/cm2 in the mixture used, namely 58% artificial aggregate: 42% natural aggregate, 6:1 aggregate:cement ratio, and 0.30 FAS. In the tensile strength test, the largest tensile strength was 0.802 kg/cm2 in the mixture used, namely 58% artificial aggregate: 42% natural aggregate, 6:1 aggregate:cement ratio, and 0.30 FAS. While the porosity test obtained the largest porosity of 5.04 in the mixture used, namely 58% artificial aggregate: 42% natural aggregate, 7:1 aggregate:cement ratio, and 0.25 FAS. The porous concrete in this study did not meet the specifications for the road body because it had a small compressive strength and a small tensile strength
POROSITAS BETON BERPORI DENGAN AGREGAT KASAR BUATAN DARI LIMBAH PLASTIK PET: POROSITY OF POROUS CONCRETE WITH ARTIFICIAL AGGREGATE FROM PET PLASTIC WASTE zulham zulham; Liliana Liliana; Frieda Frieda
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Penelitian Transukma
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada penelitian ini digunakan limbah plastik berjenis PET (Polyethelene Terephatine) untuk menjadi bahan pembuatan agregat kasar buatan. Dipilih untuk menjadi agregat buatan karena agregat adalah bahan terbesar dalam pembentukan beton. Limbah plastik jenis PET (Polyethelene Terephatine) digunakan karena jumlahnya yang menumpuk dilingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah konsumsi air mineral botol kemasan dan kebiasaan buruk kebanyakan masyarakat Indonesia yang suka buang sampah sembarangan, juga kurangnya daur ulang limbah yang dilakukan. Agregat buatan ini nanti akan digunakan pada campuran untuk beton berpori. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental, dengan rasio agregat buatan dan agregat alami 58:42 %. Variabel lain yang digunakan pada penelitian ini adalah variasi FAS 0,25 dan 0,30, variasi rasio agregat semen 6:1 dan 7:1. Pada uji porositas diperoleh porositas terbesar 5,04 pada campuran 58% agregat buatan plastik: 42% agregat alami, FAS yang digunakan 0,25, dan rasio agregat: semen yang digunakan 7:1. Nilai porositas yang dihasilkan relatif rendah jika dibandingkan pada beton berpori pada umumnya.   In this study, PET (Polyethelene Terephatine) plastic waste was used to make artificial coarse aggregate. It was chosen to be an artificial aggregate because aggregate is the largest material in the formation of concrete. Plastic waste type PET (Polyethelene Terephatine) is used because the amount that accumulates in the surrounding environment. This is due to the large amount of bottled mineral water consumption and the bad habits of most Indonesians who like to litter, as well as the lack of waste recycling. This artificial aggregate will later be used in the mixture for porous concrete. This research was conducted by experimental method, with the ratio of artificial aggregates and natural aggregates 58:42%. Other variables used in this study were variations in FAS 0.25 and 0.30, variations in the ratio of cement aggregates 6:1 and 7:1. In the porosity test, the largest porosity was 5.04 in a mixture of 58% artificial plastic aggregate: 42% natural aggregate, 0.25 FAS used, and the ratio of aggregate: cement used was 7:1. The resulting porosity value is relatively low when compared to porous concrete in general.